Serba-Serbi Fakta tentang Anak Berpuasa di Bulan Ramadan
Kerap ditemukan pernyataan keliru mengenai anak yang ikut berpuasa selama Ramadan, ini kata dokter
10 April 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Siapa yang masih bingung terkait siapa-siapa saja yang masih termasuk kategori anak? Nah, dalam Undang-Undang 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dijelaskan bahwa anak adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun, termasuk masih dalam kandungan.
Sementara remaja adalah seseorang yang berumur 10-18 tahun. Artinya, remaja masih termasuk bagian dari kategori anak. Nah, salah satu cobaan yang kerap dihadapi para orangtua di bulan Ramadan adalah mengajak anak saum.
Ada banyak faktor yang mengakibatkan kondisi tersebut. Mulai dari anak belum siap hingga adanya rasanya kekhawatiran dalam diri Mama dan Papa sebagai orangtua.
Dalam acara Media Briefing yang diadakan Ikatan Dokter Indonesia (IDAI), dokter anak menyampaikan informasi penting yang perlu Mama tahu terkait puasa dan anak. Inilah ulasan Popmama.com mengenai serbai-serbi fakta tentang anak berpuasa, antara lain:
Manfaat Puasa Ramadan Bagi Anak
dr. Bernie Endyarni Medise, SpA(K), MPH selaku Ketua 3 Pengurus Pusat IDAI dan Spesialis Anak Konsultan memaparkan segudang manfaat yang bisa anak peroleh dari kegiatan saum selama bulan Ramadan.
Benefit tersebut mencakup aspek perkembangan, kesehatan, hingga mental si Kecil. Manfaat puasa Ramadan yang akan anak rasakan, yaitu:
- Melatih regulasi diri atau mengendalikan diri. Mulai dari pola tidur dan bangun jadi lebih teratur karena ia akan secara otomatis mengurangi kebiasaan begadang, pola makan dan minum terjaga, serta tidak melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.
- Melatih anak untuk bersabar. Kesabaran dilatih dari momen menunggu waktu berbuka puasa. Supaya tidak membosankan, Mama bisa ajak anak menunggu buka dengan membaca Alquran bersama atau kegiatan menyenangkan lainnya seperti jalan-jalan sore, mencari takjil, ngabuburit, dan sebagainya.
- Melatih disiplin waktu.
- Menghargai dan menaati aturan, yakni tidak makan dan minum dari imsak sampai adzan maghrib. Itu sudah termasuk bentuk ketaatan terhadap aturan yang berlaku.
- Melatih toleransi, menghargai setiap keberhasilan puasa yang dicapai antara adik dan kakak.
- Meningkatkan kegigihan, menumbuhkan semangat untuk bisa berpuasa full.
- Meningkatkan keimanan dan pengetahuan tentang agama.
- Mencegah terjadinya obesitas
Editors' Pick
Puasa Tidak Menyebabkan si Kecil Jadi Sakit
Apakah salah satu alasan Mama masih membiarkan anak tidak berpuasa karena takut jika si Kecil berpuasa ia akan sakit? Pernyataan tersebut dengan tegas dibantah oleh dr. Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) selaku Ketua Pengurus Pusat IDAI.
Beliau justru mengungkapkan bahwa daya imunitas anak akan dan orang dewasa akan meningkat ketika menjalankam saum.
“Secara umum, puasa tidak menyebabkan anak jadi sakit. Kecuali pada saat panas terik kemudian anak buka puasa dengan minum es yang berpotensi mengakibatkan batuk-pilek,” jelasnya.
Menurut dr. Piprim adanya fenomena anak sakit di bulan puasa bukan karena kegiatan saumnya. Tetapi karena kesalahan pola.
dr. Piprim juga menjelaskan meski pola tidur berkurang 1 jam dan tidak berpengaruh terhadap kesehatan anak. Oleh karena itu, Mama dan Papa tidak perlu khawatir lagi tentang kesehatan anak selama si Kecil menjalankan saum.