Bahaya! Ini 5 Tanda Nutrisi pada Anak Tidak Terserap dengan Baik

Ini serius, jangan disepelekan ya Ma

21 Desember 2021

Bahaya Ini 5 Tanda Nutrisi Anak Tidak Terserap Baik
Shutterstock/GOLFX

Melihat tumbuh kembang si Kecil, jelas membuat Mama bahagia. Bukan begitu, Ma? Popmama.com yakin, Mama akan melakukan berbagai upaya agar si Kecil tumbuh optimal dengan gizi dan nutrisi yang baik. Tapi terkadang, ada saja saat di mana Mama mendapati si Kecil menunjukan hal-hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Salah satunya adalah momen ketika si Kecil menunjukan lima tanda ini. Beberapa tanda berikut ini merupakan tanda ‘bahaya’ lho, pasalnya, ini bisa berarti nutrisi pada si Kecil tidak terserap dengan baik. Apa saja sih tandanya? 

1. Anak mengalami gizi buruk

1. Anak mengalami gizi buruk
Shutterstock/William.Vaccaro

Salah satu tanda jika nutrisi tidak terserap dengan baik lainnya adalah ia mengalami gizi buruk. Ada beberapa ciri anak yang mengalami gizi buruk seperti nafsu makan rendah, mengalami gagal tumbuh, sulit berkonsentrasi sampai proses penyembuhan luka yang lama.  

 Jika si Kecil menunjukan ciri-ciri tersebut, jangan disepelekan ya Ma. Mama harus segera meminta pertolongan dokter anak.

Editors' Pick

2. Berat badan kurang

2. Berat badan kurang
Shutterstock/MIA Studio

Nutrisi tidak diserap dengan baik oleh tubuh dapat mengakibatkan gizi buruk. Salah satu ciri gizi buruk adalah underweight atau berat badan rendah. Berat badan rendah itu yang bagaimana sih?  

Dikutip dari situs HelloSehat, berat badan kurang dapat diukur dengan menggunakan indikator berat badan berbanding dengan usia (BB/U) atau berbanding dengan tinggi badan (BB/TB). Anak dikatakan memiliki berat badan kurang ketika nilai pengukuran z score di grafik pertumbuhan berada di antara <-2 SD sampai -3 standar deviasi (SD).

3. Si Kecil mengalami stunting

3. Si Kecil mengalami stunting
Shutterstock/Waraporn Chokchaiworarat

Si Kecil mengalami stunting? Memang stunting itu apa sih? Jadi, stunting itu adalah kondisi dimana tinggi anak tidak normal seperti anak pada usianya. Dikutip dari situs HelloSehat, stunting tidak terjadi dalam waktu singkat, melainkan sudah terbentuk sejak lama karena tidak tercukupinya kebutuhan nutrisi anak selama masa pertumbuhan. 

Sejak anak berusia 3 bulan, kondisi stunting umumnya sudah mulai meningkat, hingga prosesnya semakin melambat saat anak berusia sekitar 3 tahun. Anak dinyatakan bertubuh stunting jika grafik pertumbuhan tinggi badan sesuai usianya berada di angka kurang dari -2 SD. 

4. Mengalami masalah pencernaan

4. Mengalami masalah pencernaan
Shutterstock/Mama Belle and the kids

Selanjutnya, jika si Kecil mengalami masalah pencernaan, bisa jadi hal ini tanda bahwa nutrisinya tidak terserap dengan baik. Makanan yang ia makan akan diproses di saluran cerna, dan lewat saluran cerna ini nutrisi akan terserap untuk disebarkan ke seluruh tubuh.  

Namun apa jadinya jika saluran cernanya saja mengalami masalah? Ya bisa membuatnya mengalami kurang gizi Ma. Tapi tahukah Mama jika masalah pencernaan bisa jadi salah satu gejala alergi yang tidak disadari Mama dan si Kecil. Mama dan Papa sebagai orangtua memiliki peran penting dalam memahami dan mengenali gejala alergi pada si Kecil agar mendapat tatalaksana pengobatan yang tepat sehingga asupan nutrisi anak tetap terpenuhi dan tidak menghambat tumbuh kembangnya.  

Dokter Spesialis Anak Konsultan Gastro Hepatologi dr. Frieda Handayani Sp.A (K) menjelaskan bahwa gejala alergi makanan, terutama ASS (Alergi Susu Sapi) pada anak sangat umum terjadi saat 1.000 hari pertama awal kehidupan.  

“Gangguan saluran cerna fungsional (FGID) erat kaitannya dengan alergi karena gejala alergi dapat bermanifestasi di saluran cerna yang disebabkan oleh alergi makanan. Gejala alergi pada saluran cerna umumnya sulit terdeteksi di awal pada sebagian orang awam dikarenakan reaksi yang ditimbulkan hampir sama dengan gejala klinis gangguan saluran cerna fungsional (FGID). Padahal alergi makanan dapat menjadi sumber masalah yang berdampak buruk bagi kesehatan si Kecil. Hal ini harus segera diatasi dengan tata laksana yang tepat untuk menghindari malnutrisi dan untuk tetap mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak,” papar dr. Frieda. 

dr. Frieda menambahkan bahwa si Kecil dengan alergi ASS yang bereaksi pada saluran cerna dapat menghambat proses tumbuh kembang. Menurutnya, anak yang mengalami gejala alergi di saluran cerna akan mengalami pembatasan jenis asupan makanan serta minuman yang tidak sesuai dan menyebabkan si Kecil tidak memperoleh kecukupan asupan nutrisi penting.  

“Untuk itu sangat penting bagi orang tua memberikan nutrisi pengganti untuk si Kecil. Pemberian ASI tetap menjadi pilihan terbaik bagi anak dengan ASS. Selain itu, deteksi dini pada anak yang menderita alergi susu sapi juga diperlukan agar segera mendapat tatalaksana pengobatan yang tepat, sehingga asupan nutrisi si Kecil tetap dapat terpenuhi dan tidak menghambat tumbuh kembangnya,” paparnya.  

5. Rentan terserang penyakit

5. Rentan terserang penyakit
Shutterstock/BUNDITINAY

Nah, jika si Kecil mengalami masalah pencernaan, biasanya akan berdampak pada beberapa hal seperti kurang gizi. Kurangnya gizi yang terserap membuat ia jadi rentan terserang penyakit. Oleh sebab itu, Mama dan Papa harus teliti melihat apakah si Kecil mengalami gejala tidak cocok susu sapi yang bisa berdampak pada saluran cernanya. 

Melihat pentingnya deteksi dini gejala tidak cocok susu sapi pada saluran cerna si Kecil, Danone Specialized Nutrition Indonesia memperkuat komitmennya melalui inovasi berupa alat deteksi digital untuk membedakan gejala tidak cocok susu sapi dan gejala saluran cerna fungsional (FGID) pada si Kecil.

Danone menghadirkan Allergy-Tummy Checker untuk mempermudah orangtua dalam membedakan gejala klinis di saluran cerna yang disebabkan oleh ketidakcocokan anak terhadap makanan yang merupakan produk turunan sapi atau hanya gangguan saluran cerna biasa. Dengan Allergy-Tummy Checker, nantinya Mama dan Papa dapat mengetahui tata laksana yang diperlukan si Kecil untuk menghindari kondisi pemicu gejala tidak cocok susu sapi, termasuk pada pemilihan nutrisi pengganti yang tepat untuk si Kecil.

Jika si Kecil memang tidak cocok susu sapi, Mama bisa mengganti asupan susunya dengan susu soya. Susu dari bahan soya kini sudah banyak dijual di pasaran seperti salah satunya Bebelac Gold Soya.  

Bebelac Gold Soya adalah formula soya yang telah difortifikasi dengan minyak ikan, vitamin dan mineral untuk dukung tumbuh kembangnya serta kombinasi 2 jenis serat untuk menjaga saluran cernanya sehat sehingga dapat membantu menjaga daya tahan tubuhnya sebaik susu sapi. Bebelac Gold Soya ini juga memiliki formula soya yang tinggi serat dan kaya nutrisi tepat untuk si Kecil.  

Selain manfaat sebagai sumber protein nabati ada banyak manfaat susu soya, mulai dari lebih rendah kolesterol, bebas laktosa, kaya akan vitamin dan mineral serta lebih minim kandungan gula. Klik di sini untuk informasi lengkapnya ya Ma! 

Jadi, siap lindungi si Kecil agar nutrisinya selalu terpenuhi Ma? (WEB)

  

The Latest