5 Alasan Kenapa Orangtua Harus Stop Kekerasan pada Anak!
Anak memiliki hak mendapatkan kasih sayang dari orangtua
11 November 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam mendidik anak tidak seharusnya orangtua melakukan kekerasan. Mendidik anak dapat dilakukan tanpa harus melakukan kekerasan seperti memukul maupun berteriak.
Adanya tingkat kekerasan pada anak merupakan sebuah masalah dengan tingkat yang paling tinggi saat ini. Munculnya masalah dari berbagai ruang lingkup masyarakat, terutama dari lingkungan keluarga yang menjadi faktor utama terjadinya kekerasan pada anak.
Orangtua sering melakukan kekerasan pada anak umumnya karena alasan sederhana, seperti kemarahan, rasa kecewa hingga pelampiasan dari ego orangtua yang dikenakan kepada anak atau objek yang lemah tanpa alasan yang mendasar.
Seharusnya, sebagai orangtua tentu harus menjadi tempat pertama dan yang utama bagi anak untuk berlindung.Orangtua selalu berlandaskan mendidik kedisiplinan pada anak untuk melakukan kekerasan, padahal tindakan tersebut sebenarnya kurang tepat.
Melakukan kekerasan pada anak justru akan membuat anak menjadi penakut, tidak percaya diri, menjadi tertutup, sulit percaya pada orang bahkan dapat mengganggu kesehatan mental anak.
Stop melakukan kekerasan pada anak merupakan tindakan yang harus dilakukan oleh orangtua. Ubah cara mendidik anak dengan lebih baik tanpa harus melibatkan kekerasan.
Cara mendidik anak pada zaman dulu dengan sekarang tentu berbeda. Maka memerlukan beberapa perubahan dalam mengurus anak. Salah satunya adalah berdiskusi pada anak, bicarakan dengan anak secara baik serta coba dengarkan keluh kesah atau pendapat anak yang mungkin terpendem selama ini.
Lalu, apa alasan orangtua harus berhenti melakukan kekerasan pada anak? Berikut Popmama.com sudah merangkum alasan kenapa orangtua harus stop kekerasan pada anak.
1. Anak perlu memiliki memori positif tentang masa kecilnya
Pada masa kanak-kanak merupakan masa dimana tumbuh dan kembang anak menjadi lebih pesat. Pada masa ini juga anak memiliki masa estetikanya sendiri. Di saat memasuki usia seperti ini tentu anak akan memerlukan perasaan indah semasa kecilnya.
Perasaan indah ini tentu didapatkan pada anak saat masih kanak-kanak, dan tentunya hal ini didapatkan dari lingkungan keluarga. Apabila orangtuanya selalu memberi kasih sayang, memberlakukannya secara lembut, tidak ada perilaku kekerasan tentu akan membuat anak memiliki masa kecil yang indah.
Sehingga ia pun memiliki memori yang positif dan bermanfaat baginya ketika ia tumbuh dewasa, ia pun akan tumbuh menjadi anak yang penuh kasih sayang dan percaya diri. Tentunya hal ini berbeda dengan anak yang masa kecilnya selalu dipenuhi dengan tindakan kekerasan.
Anak akan tumbuh menjadi pribadi yang penakut, sulit bersosialisi dan bertemu dengan orang baru, tidak percaya diri, bahkan sampai mengganggu mental dan psikis anak.
Editors' Pick
2. Anak harus merasakan bahwa orangtua adalah tempatnya pulang, rumah tempat tinggalnya yang aman
Rumah merupakan tempat dimana orangtua dan anak berkumpul. Keluarga biasanya menghabiskan waktu di rumah untuk bercanda tawa, melepas penat, dan tentunya menjadi tempat sandaran dikala mengalami suatu masalah.
Namun, apa jadinya bila rumah menjadi tempat yang ingin membuat anak kabur dan merupakan tempat yang tidak ingin ia tinggali. Hal ini biasanya terjadi karena adanya tindakan kekerasan pada anak yang dilakukan oleh orangtua.
Baik kekerasan secara fisik maupun verbal dapat membuat perkembangan anak terganggu. Bahkan, terkadang anak lebih memilih untuk menghabiskan waktunya diluar dibandingkan harus kembali ke rumah karena mereka beranggapan bahwa orangtuanya tentu akan melakukan hal yang sama lagi.
3. Anak perlu menyadari bahwa dirinya berharga dengan kasih sayang yang orangtua berikan
Setiap anak tentu kehadirannya sangat berharga, hal inilah yang harus dijaga oleh orangtua kepada anak. Anak merupakan sebuah anugerah yang diberikan pada orangtua. Maka sudah seharusnya sebagai orangtua harus dapat memberikan kasih sayang kepada anak.
Anak yang mendapatkan kasih sayang tentu akan merasa bahwa dirinya penting dan berharga. Ia pun tentunya dapat tumbuh dan kembang dengan baik karena mendapatkan materi sebagai bekal dirinya kelak.
Hal ini tentu berbeda dengan anak yang tidak mendapatkan kasih sayang oleh orangtuanya. Anak yang selama di rumah selalu dididik dengan kekerasan, membandingkan anak, mempermalukan anak bahkan tidak pernah sekedar bertanya ataupun memeluk anak tentu akan membuat anak merasa bahwa dirinya tidak begitu penting.
Akibatnya anak pun kerap melakukan hal-hal lain untuk kesenangannya sendiri sekaligus untuk mendapatkan hal yang tidak ia dapatkan selama di rumah.
4. Anak mendapatkan haknya
Sebagai seorang anak, tentu memiliki hak dan kewajibannya sendiri di dalam kehidupannya. Hak dan kewajibannya ini tentu harus dipenuhi secara seimbang. Salah satunya adalah kewajibannya untuk patuh pada orangtua dan haknya untuk mendapatkan kasih sayang.
Namun, bagi anak yang mengalami kekerasan hal ini terjadi dengan tidak seimbang. Anak kerap memenuhi kewajibannya sebagai anak, namun ia tidak mendapatkan haknya sebagai anak dari orangtua.
5. Orangtua menjalankan peran dan kewajibannya
Tidak hanya anak, orangtua juga memiliki kewajiban yang harus dilakukannya. Mendidik anak, memberi kasih sayang, merawat anak merupakan sebagian dari kewajiban orangtua kepada anak.
Dalam sebuah keluarga anak harus mendapatkan haknya dari orangtua, maka orangtu pun juga harus menjalankan peran dan kewajibannya pada anak. Hubungan antara hak dan kewajiban yang terjadi pada orangtua dan anak haruslah seimbang.
Hal ini merupakah salah satu cara untuk membangun keluarga yang harmonis dan tentunya dapat membuat anak berkembang dengan baik. Timbulnya hubungan yang tidak seimbang dapat berakibat pada salah satunya.
Nah, itulah alasan kenapa orangtua harus stop kekerasan pada anak. Rumah seharusnya menjadi alasan tempat anak tinggal, bukan menjadi tempat yang ingin ia hindari.
Baca juga:
- Dampak Kekerasan pada Anak, Orangtua Perlu Hati-Hati dalam Bersikap
- 10 Dampak Kekerasan Verbal pada Anak yang Jarang Diketahui
- Kekerasan pada Anak saat Pandemi Meningkat, Apa Alasannya