Rekomendasi Obat Asma untuk Anak
Asma merupakan salah satu penyakit yang sering dialami anak
19 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Penyakit asma merupakan suatu kondisi dimana terjadinya gangguan pada pernapasan kronis.
Penyakit ini sebenarnya cukup sering dialami oleh orang dewasa dan juga anak-anak. Asma sebenarnya tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikendalikan dengan memberikan obat asma yang tepat.
Asma adalah kondisi dimana adanya peradangan pada saluran pernapasan. Untuk dapat mengendalikan penyakit asma dapat dilakukan dengan menghindari pemicu yang muncul.
Selain itu, juga dapat menggunakan obat saat serangan asma mulai muncul.
Terdapat beberapa jenis dan bentuk obat asma yang dapat digunakan oleh anak. Obas asma hirup biasanya lebih diresepkan oleh dokter karena obat tersebut menargetkan dengan menuju saluran pernapasan secara langsung.
Berikut ini Popmama.com sudah merangkum obatasma yang dapat diberikan pada anak baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
1. Kortikosteroid inhalasi
Kortikosteroid inhalasi merupakan obat asma yang digunakan untuk jangka panjang. Obat ini merupakan obat antiradang yang memiliki bentuk seperti semprotan ataupun bubuk. Obat ini memiliki fungsi untuk membantu anak agar dapat bernapas dengan lebih lega.
Selain itu, obat ini juga digunakan untuk pengobatan penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Contoh obat asma yang memiliki jenis sama dengan ini adalah obat budesonide, fluticasone, dan juga beclomethasone.
Pada bayi atau anak kecil, biasanya obat ini diberikan dengan bentuk nebulizer yang menggunakan masker wajah.
Dibandingkan dengan inhaler, uap yang berasal dari nebulizer sangat kecil. Hal inilah yang akan membuat obat menjadi lebih cepat meresap ke bagian paru-paru sesuai dengan target yang sudah ditetapkan.
Tidak hanya untuk mencegah kambuhnya gejala asma, namun obat ini juga digunakan dalam mengobati terjadinya serangan asma pada saat kumat. Perbedaannya hanya terletak pada dosis yang diberikan.
Dosis untuk mengobati gejala asma yang sedang kambuh biasanya lebih besar dibandingkan dosis untuk mencegah gejala asma.
Selain itu, obat ini juga berfungsi dalam meredakan peradangan yang membuat saluran napas menjadi terhambah. Obat ini akan mengurangi terjadinya produksi lendir pada saluran napas.
Editors' Pick
2. Leukotriene modifiers
Obat asma dengan jenis ini memiliki fungsi untuk melawan sel darah putih yang menghambat adanya aliran udara pada paru-paru. Contoh dari obat leukotriene modifiers ini adalah obat montelukast. Montelukast memiliki bentuk tablet kunyah dan puyer.
Bentuk obat kunyah ini cocok untuk usia anak 2-6 tahun, sedangkan bentuk obat puyer lebih cocok untuk anak usia di bawah 1 tahun.
Obat ini akan dipertimbangkan apabila obat jenis kortikosteroid hisap tidak dapat mengontrol gejala asma yang terjadi pada anak. Obat ini juga tidak dapat diberikan dengan cara monoterapi dan harus dikombinasikan dengan menggunakan kortikosteroid hisap.
Walaupun begitu, penggunaan obat ini dapat memberikan efek samping seperti halunisasi dan juga depresi. Karena hal inilah dalam penggunaannya obat ini harus dikonsumsi dengan hati-hati. Obat ini juga termasuk obat asma yang digunakan untuk jangka panjang.
3. Long-acting beta 2 agonist
Jenis obat untuk jangka panjang selanjutnya adalah Long-acting beta 2 agonist. Obat ini juga termasuk dalam rangkaian pengobatan obat kortikosteroid. Obat ini disebut dengan long-acting karena memiliki efek yang dapat bertahan hingga 12 jam.
Obat yang memiliki jenis sama dengan ini adalah salmeterol dan juga formoterol. Kedua jenis obat ini merupakan obat long-acting beta 2 agonist yang paling sering diresepkan oleh dokter.
Penggunaan obat ini hanya dapat melegakan saluran udara dan bukan untuk mengobati adanya peradangan pada saluran udara. Apabila dilakukan untuk meredakan peradangan, biasanya obat ini akan dikombinasikan terlebih dahulu dengan obat kortikosteroid hirup.
Dalam penggunaannya, dokter biasanya akan mengkombinasikan obat jenis fluticasone dengan salmeterol, budesonide dengan formeterol, dan fluticasone dengan fomoterol untuk digunakan dalam mengobati asma.
Adanya berbagai jenis obat yang digunakan dalam jangka panjang ini haruslah diminum setiap hari agar mencegah terjadinya penyakit asma datang secara tiba-tiba.
4. Bronkodilator
Berbeda dengan sebelumnya, obat yang satu ini biasanya digunakan untuk jangka pendek. Bronkodilator merupakan jenis obat yang memiliki fungsi untuk membuka saluran bronkus atau saluran menuju paru yang digunakan agar anak dapat bernapas secara leluasa.
Obat ini disebut dengan obat asma jangka pendek karena memberikan pertolongan pertama saat terjadinya asma pada anak apabila kambuh secara tiba-tiba. Maka dari itu, bila gejala asma pada anak selalu datang dan pergi sewaktu-waktu, sebaiknya diberikan brokodilator.
Contoh dari obat bronkodilator ini adalah albuterol dan juga levalbuterol. Obat jenis ini dapat bekerja secara aktif untuk meredakan terjadinya gejala asma selama 4-6 jam.
5. Kortikosteroid oral atau cairan
Obat kortikosteroid yang berbentuk tablet ini dapat digunakan sebagai obat asma jangka pendek. Obat ini dapat dikonsumsi dengan cara langsung diminum atau dalam bentuk cairan yang disuntik ke dalam pembuluh darah.
Obat jenis ini adalah prednisone dan juga methylprednisolone. Kedua jenis obat ini merupakan obat kortikosteroid oral yang paling sering diresepkan oleh para dokter. Dokter biasanya akan meresepkan obat ini untuk satu sampai dua minggu.
Ini dilakukan karena obat jenis ini memiliki potensi efek samping yang cukup serius bila digunakan dalam bentuk jangka panjang. Bentuk efek samping yang terjadi biasanya mengalami kenaikan berat badan, tekanan darah tinggi, mudah memiliki memar, otot menjadi lemah dan berbagai lainnya.
Nah, itulah berbagai macam rekomendasi obat asma yang dapat Mama berikan pada anak.
Baca juga:
- Inilah 9 Obat Penurun Panas untuk Anak dan Harganya
- Obat Penurun Demam untuk Anak yang Bisa Ditemukan di Apotek
- Penyebab dan Pengobatan Penyakit Thallasemia pada Anak