Ajari Anak, Ini 5 Cara Berbuka Puasa yang Benar dan Sehat
Saat berbuka puasa, ada hal-hal yang harus diperhatikan agar tubuh tetap bugar selama Ramadan
21 Maret 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Selama menjalankan ibadah puasa, berbuka puasa menjadi momen yang sangat penting bagi setiap orang. Saat ini bukan hanya soal memenuhi rasa lapar setelah seharian berpuasa, tetapi juga tentang memperhatikan kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Menu makanan yang dipilih, waktu berbuka, dan seberapa banyak porsinya menjadi faktor penentu apakah seseorang telah berbuka puasa dengan cara yang sehat. Oleh karena itu, penting bagi Mama untuk mengajarkan anak-anak memahami cara berbuka puasa yang benar dan sehat.
Berikut Popmama.com telah merangkum cara berbuka puasa yang benar dan sehat agar tetap bugar selama menjalankan ibadah puasa. Yuk, simak selengkapnya.
1. Memilih menu takjil buka puasa yang sehat
Mama memiliki peran yang sangat penting dalam mengajarkan anak-anak tentang kebiasaan makan yang sehat, terutama saat berbuka puasa selama bulan Ramadan. Salah satu cara yang efektif adalah dengan memberikan contoh dan panduan langsung mengenai pemilihan takjil buka puasa yang sehat.
Anak-anak dapat diajak untuk memilih buah-buahan segar, seperti apel, pisang, atau anggur, yang kaya akan serat dan nutrisi penting. Selain itu, kurma juga merupakan pilihan yang baik karena mengandung gula alami yang memberikan energi cepat namun sehat.
Mama juga bisa mengajarkan anak untuk memilih makanan ringan yang rendah gula dan garam, seperti kacang-kacangan atau keripik sayuran, yang bisa menjadi alternatif sehat dari camilan yang mengandung lemak jenuh atau gula tambahan.
Dengan demikian, bukan hanya memberikan rasa kenyang sementara, tetapi takjil buka puasa yang sehat juga membantu menjaga keseimbangan gizi anak dan mencegah mereka mengkonsumsi terlalu banyak gula atau lemak jenuh yang dapat berdampak buruk pada kesehatan mereka.
Editors' Pick
2. Tidak langsung makan berat
Penting bagi Mama untuk menjelaskan kepada anak-anak tentang pentingnya tidak langsung mengkonsumsi makanan berat setelah berbuka puasa. Setelah seharian berpuasa, tubuh perlu waktu untuk beradaptasi kembali dengan pola makan normal.
Memulai dengan makanan ringan seperti sup atau salad membantu tubuh untuk secara perlahan kembali mengaktifkan sistem pencernaan tanpa memberikannya beban yang berlebihan. Sup atau salad mengandung air dan nutrisi yang dapat membantu menghidrasi tubuh setelah berpuasa seharian. Selain itu, makanan ringan ini juga memberikan energi yang cukup untuk mengisi kembali kadar glukosa dalam darah secara bertahap, sehingga mencegah lonjakan gula darah yang tidak sehat.
Setelah beberapa saat, ketika tubuh sudah mulai terbiasa dengan asupan makanan, baru kemudian anak-anak bisa melanjutkan dengan hidangan utama yang lebih berat. Ini akan membantu mencegah perut kembung atau gangguan pencernaan lainnya yang sering kali terjadi jika langsung mengonsumsi makanan berat setelah berpuasa.
3. Penuhi kebutuhan cairan
Penting bagi Mama untuk membantu anak-anak memahami betapa pentingnya menjaga tubuh tetap terhidrasi selama berpuasa. Saat berpuasa, tubuh kehilangan cairan melalui keringat dan proses metabolisme yang berlangsung tanpa henti.
Oleh karena itu, penting untuk mengganti cairan yang hilang dengan minum air putih secara teratur.
Mama dapat mengajarkan anak-anak untuk memilih minuman yang lebih sehat, seperti air mineral, jus buah tanpa tambahan gula, atau infus air buah-buahan, yang tidak hanya membantu menjaga tubuh tetap terhidrasi tetapi juga memberikan nutrisi tambahan.
Dengan memahami pentingnya minum air putih secara teratur dan menghindari minuman yang dapat menyebabkan dehidrasi, anak-anak akan lebih mampu menjaga kesehatan tubuh mereka selama menjalani ibadah puasa.
4. Konsumsi makanan sehat bergizi seimbang
Mengajarkan anak untuk memilih makanan yang seimbang nutrisinya merupakan langkah penting dalam memastikan bahwa mereka mendapatkan semua zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh mereka, terutama selama menjalani ibadah puasa.
Mama bisa membantu anak-anak memahami bahwa setiap hidangan sebaiknya terdiri dari berbagai macam nutrisi, termasuk karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta vitamin dan mineral penting.
Karbohidrat kompleks, misalnya, sangat penting sebagai sumber energi yang bertahan lama, dan bisa ditemukan dalam makanan seperti nasi merah, roti gandum, atau kentang.
Protein juga penting untuk memperbaiki dan membangun jaringan tubuh, dan bisa diperoleh dari sumber-sumber seperti daging, ikan, telur, atau produk kedelai. Selain itu, lemak sehat dari sumber-sumber seperti alpukat, kacang-kacangan, atau minyak zaitun juga penting untuk kesehatan jantung dan fungsi otak yang baik.
Jangan lupa untuk menyertakan vitamin dan mineral penting, yang dapat ditemukan dalam sayuran hijau, buah-buahan, dan makanan laut.
Dengan menciptakan hidangan yang seimbang nutrisinya seperti ini, anak-anak akan mendapatkan asupan nutrisi yang cukup untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan mereka selama bulan Ramadan.
5. Perhatikan makanan yang perlu dihindari
Mama juga perlu menjelaskan kepada anak tentang makanan yang perlu dihindari selama berpuasa, terutama karena konsumsi berlebihan makanan tersebut dapat berdampak buruk pada kesehatan.
Salah satu contoh makanan yang perlu dihindari adalah makanan yang mengandung terlalu banyak gula.
Konsumsi gula berlebihan dapat menyebabkan lonjakan gula darah yang cepat diikuti dengan penurunan yang tajam, yang dapat membuat anak merasa lemas dan tidak bertenaga. Contoh makanan yang mengandung banyak gula termasuk minuman bersoda, permen, kue-kue manis, dan makanan pencuci mulut lainnya.
Selanjutnya, Mama juga perlu menjelaskan tentang bahaya konsumsi terlalu banyak garam. Konsumsi garam berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan penyakit kardiovaskular lainnya pada anak-anak. Makanan yang tinggi garam biasanya termasuk makanan olahan, camilan asin, dan makanan cepat saji.
Lemak jenuh juga perlu dihindari karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan masalah kesehatan lainnya. Contoh makanan yang tinggi lemak jenuh termasuk makanan cepat saji, daging berlemak, dan produk olahan lainnya.
Penggunaan Mono Sodium Glutamat (MSG) sebagai penyedap rasa juga perlu diperhatikan. Terkadang makanan membutuhkan penyedap rasa seperti MSG untuk memperkaya cita rasa makanan.
Tetapi perlu diingat bahwa penggunaannya sebaiknya tidak berlebihan, karena MSG hanya sebagai bumbu penyedap makanan tambahan, bukan sebagai pengganti dari rasa alami makanan.
Nah, itulah cara berbuka puasa yang benar dan sehat yang dapat Mama ajarkan kepada anak-anak agar mereka senantiasa bugar dan sehat selama menjalani ibadah puasa. Dengan mengajarkan anak cara berbuka puasa yang benar dan sehat, Mama membantu mereka memahami pentingnya menjaga kesehatan tubuh, terutama selama bulan Ramadan.
Selain itu, ini juga menjadi kesempatan bagus untuk membentuk kebiasaan makan sehat yang dapat mereka terapkan sepanjang tahun.
Baca juga:
- 7 Cara Meningkatkan Mood Anak untuk Belajar Puasa
- 5 Cara Mengajarkan Anak Puasa Ramadan
- 7 Hal yang Membatalkan Puasa dan Bisa Diajarkan pada Anak