Anak-anak yang Kecanduan Teknologi Berisiko Terkena Psikosis
Kecanduan teknologi pada anak-anak memiliki dampak serius terhadap kesehatan mental mereka
18 September 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Dalam era digital yang semakin maju, kecanduan teknologi pada anak-anak menjadi salah satu perhatian utama dalam diskusi tentang kesehatan mental dan perkembangan remaja.
Penelitian-penelitian terbaru menyoroti dampak yang mungkin timbul dari penggunaan yang berlebihan terhadap ponsel pintar, media sosial, dan perangkat elektronik lainnya.
Namun, sementara kita mengidentifikasi risiko-risiko ini, penting juga untuk mempertimbangkan pendekatan yang tepat dalam menangani kecanduan teknologi pada anak-anak.
Berikut ini Popmama.com rangkum informasi mengenai kecanduan teknologi berisiko terkena psikosis pada anak-anak menurut para peneliti dan ahli.
Editors' Pick
1. Bahaya kecanduan teknologi pada anak-anak
Para ilmuwan telah menemukan bahwa remaja yang menggunakan ponsel pintar dan media sosial cenderung mengalami paranoia, delusi, halusinasi, dan munculnya 'ide-ide aneh' ketika mencapai usia 23 tahun.
Para peneliti menegaskan bahwa teknologi mungkin bukan penyebab langsung dari masalah tersebut, namun kecanduan remaja terhadap perangkat tersebut dapat menjadi tanda bahwa mereka rentan terhadap gangguan mental.
Mengutip dari jurnal JAMA Psychiatry, tim asal Kanada yang berada di balik penelitian tersebut mengatakan, “Meningkatnya penggunaan media dan masalah kesehatan mental tampaknya memiliki faktor risiko yang sama, seperti masalah kesehatan mental orang tua, kesepian, intimidasi, dan masalah hubungan orang tua-anak.”
2. Hentikan kecanduan teknologi pada anak-anak secara perlahan
Para peneliti juga mengingatkan bahwa mengharuskan anak-anak yang kecanduan untuk secara tiba-tiba berhenti menggunakan layar mungkin tidak bermanfaat dan dapat menimbulkan risiko yang lebih besar.
Penelitian ini menganalisis kebiasaan media dan pengalaman psikotik dari 2.120 warga Kanada yang lahir antara tahun 1997 dan 1998. Hasil studi menunjukkan bahwa mereka yang secara signifikan mengurangi penggunaan komputer masih memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami pengalaman psikotik di masa dewasa, bahkan setelah faktor pengalaman pribadi lainnya dipertimbangkan.
Penggunaan internet lebih terkait dengan depresi dibandingkan dengan bermain video game atau menonton televisi. Namun, bermain game mungkin lebih bermanfaat dalam mengelola emosi dan meningkatkan keterampilan sosial dibandingkan dengan teknologi 'pasif' seperti televisi.