Hukuman Vs Konsekuensi, Mana Lebih Efektif?
Mana yang lebih efektif hukuman atau konsekuensi?
20 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Tingkah laku anak selalu menggemaskan. Melihat tinggkah laku yang murni dan penuh kepolosan itulah yang membuat orangtua merasa kangen setiap saat berada di kantor. Rasanya ingin segera pulang menemui si Kecil.
Tetapi semakin anak besar, terkadang tingkahnya membuat orangtua seperti diuji kesabarannya.
Semua anak mungkin pernah melakukan kesalahan. Untuk mendisiplinkan anak, Mama bisa memberikan hukuman atau konsekuensi pada anak.
Sebelum memberikan hukuman atau konsekuensi pada anak, Mama tentunya harus tau maksud dari kedua nya, apakah hukuman atau konsekuensi itu berbeda?
Lalu apa perbedaan antara hukuman dan konsekuensi? Mana yang lebih efektif untuk diterapkan ke anak? Untuk itu simak penjelasan yang Popmama.com rangkum berikut ini.
Editors' Pick
Apa Itu Hukuman?
Hukuman adalah tentang mengendalikan seorang anak, merubah pola pikir anak tentang dirinya sendiri. Misalnya, orangtua mengeluarkan suara tinggi atau marah karena anaknya tidak membersihkan makan yang ditumpahkan.
Dengan memberikan hukuman membuat anak akan merasa bersalah ataupun sebaliknya anak akan merasa bahwa orangtuanya tidak sayang dengannya.
Memberikan hukuman pada anak, sebaiknya orangtua tidak menghukumnya secara fisik.
Mereka bisa menghukum anaknya mengarah ke pengurangan jam bermain atau tidak boleh membeli barang tertentu.
Terkadang orangtua menghukum anak tidak melihat situasi yang ada, sehingga membuat sang Anak merasa malu terhadap dirinya sendiri.
Efek dari orangtua memberikan hukuman kepada anak bisa menjadi hal fatal. Sebab tidak semua anak dapat menerima dengan tepat atas hukuman yang ia terima, sering kali salah menafsirkan.
Apa Itu Konsekuensi?
Disisi lain, konsekuensi fokus pada mengajarkan anak bagaimana bertingkah laku lebih baik untuk kedepannya. Orangtua bisa mengajarkan tentang sebab dan akibat dari apa yang dilakukan oleh anak.
Misalnya, jika anak merusak mainannya secara sengaja, konsekuensinya adalah tidak dibelikan mainan dalam waktu yang ditentukan.
Memberikan konsekuensi secara tepat, membuat anak merasa dirinya menjadi lebih baik dan bisa menimbulkan rasa percaya dengan dirinya. Dengan memberikan konsekuensi pada anak, mereka bisa membedakan mana tindakan yang baik dan buruk.