Alasan Vaksin untuk Anak di Bawah 12 Tahun Belum Ada hingga Saat Ini
diperlukan uji klinik lebih lanjut terkait dosis vaksin
21 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Indonesia sudah mulai melakukan vaksin secara umum. Sayangnya, vaksin ini baru ada untuk orang-orang yang berusia 12 tahun ke atas. Bagi yang berusia di bawah itu, masih harus menunggu vaksin lainnya rilis dan mendapatkan izin edar. Kini vaksin untuk usia anak-anak sedang dalam uji klinik.
Terkadang beberapa orangtua masih merasa bingung mengapa vaksin harus dibagi-bagi sesuai umur. Padahal virus corona ini mampu menyerang manusia di jenjang usia berapa pun dan kapanpun.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com telah merangkum beberapa informasi mengenai vaksin untuk anak-anak. Simak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Alasan anak di bawah 12 tahun tidak boleh mengikuti vaksin dengan vaksin yang ada saat ini
Hingga kini vaksin Covid-19 untuk anak di bawah 12 tahun belum tersedia.
Terkadang, hal tersebut mungkin membuat Mama bingung dan bertanya-tanya, kenapa anak-anak tidak boleh vaksin? padahal beberapa anak kecil memiliki ukuran tubuh yang tak berbeda jauh dengan remaja.
Walaupun demikian, ternyata ukuran serta bentuk tubuh bukanlah menjadi patokan apakah seseorang bisa vaksin atau tidak.
Hal tersebut pun dijelaskan oleh Dr. William Schaffner, seorang profesor di Divisi Penyakit Menular di Universitas Vanderbilt dan penasihat vaksin untuk Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS.
"Penggunaan vaksin tidak ada hubungannya dengan ukuran tubuh. Ini berhubungan dengan kematangan sistem kekebalan tubuh. Dan itu tidak berkorelasi dengan ukuran anak," ucap Dr. William.
Usia anak-anak memiliki dosis vaksin yang lebih sedikit atau yang lebih kecil dari remaja.
"Apa yang mungkin dilihat pada bayi berusia enam bulan berbeda daengan anak berusia 3-8 tahun, atau remaja berusia 13-14 tahun" kata Dr. Chip Walter, seorang dokter anak di Duke University dan penyelidik untuk uji coba Pfizer.
"Jadi ini kenapa kami (peneliti) memerlukan uji klinik untuk setiap usia secara terpisah dan mengevaluasi vaksin," lanjutnya.
Buddy Creech mengatakan, menemukan dosis vaksin yang tepat untuk anak kecil membutuhkan waktu. Pasalnya, peneliti harus memberi dosis yang cukup agar tubuh anak dampat menghasilkan cukup respons imun untuk virus corona.
Selain itu, peneliti pun harus memastikan efek samping yang akan terjadi pada tubuh anak.
"Jika orang dewasa divaksin dan mengalami efek samping, kita bisa bertahan dengan itu. Tapi jika anak berusia dua tahun disuntik di paha kemudian mereka merasakan sakit di kaki sehingga tidak bisa merangkak atau berjalan, kita punya masalah yang berbeda dan itu memicu lebih banyak kecemasan," kata Creech.
2. Vaksin masih dalam uji klinik
Vaksin untuk anak usia di bawah 12 tahun diperkirakan baru akan tersedia beberapa bulan atau bisa lebih lama.
"Saya memahami kekhawatiran orangtua yang menginginkan anak-anak mereka divaksinasi. Namun kami harus memastikan bahwa kami melakukan yang terbaik dan teraman untuk anak-anak," kata Dr. Chip Walter, seorang dokter anak di Duke University dan seorang penyelidik untuk uji coba Pfizer.
Studi vaksin Pfizer sendiri kini telah mendaftarkan lebih dari 4.600 anak. Seluruhnya dibagi kembali dalam tiga kelompok usia yakni usia 5 hingga 11 tahun, 2 hingga 5 tahun, dan bayi 6 bulan sampai 2 tahun.
"Hasil uji klinik untuk anak-anak berusia 5 hingga 11 tahun mungkin muncul sekitar bulan September dan tergantung pada temuan," kata juru bicara perusahaan Pfizer.
Saat hasil uji klinik telah keluar, selanjutnya akan di bawa ke Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS untuk menerbitkan izin penggunaan darurat (EUA) vaksin di bulan yang sama.
Hasil uji klinik untuk anak berusia 2 hingga 5 tahun mungkin dapat diperoleh setelah data 5-11 tahun
Jadi, Pfizer mengatakan hasil vaksin untuk bayi 6 bulan hingga 2 tahun kemungkinan bisa diperoleh pada bulan Oktober atau November. Dan Pfizer akan langsung meminta FDA untuk menerbitkan izin penggunaan darurat.
Pertimbangan penggunaan darurat oleh FDA dapat memakan waktu beberapa minggu. Jadi kemungkinan vaksin belum tersedia hingga akhir tahun atau awal tahun depan.
Di sisi lain, dalam pembuatan vaksin Covid-19, studi vaksin Moderna melibatkan anak yang lebih banyak dibanding Pfizer, yakni sekitar 6.700 yang terdiri dari anak usia 6 bulan hingga 11 tahun.
Namun Moderna tidak bisa memberikan perkiraan kapan pihaknya mendapatkan data pengujian.
"Saya tidak dapat memperkirakan apakah vaksin ini bisa digunakan pada akhir tahun 2021 atau memasuki kuartal pertama 2022," kata Dr. Buddy Creech, seorang spesialis penyakit menular di Vanderbilt University dan salah satu peneliti utama untuk vaksin Covid-19 pediatrik Moderna.
3. Cara meningkatkan imunitas tubuh pada anak agar tak terpapar Covid-19
Karena hingga kini belum muncul vaksin untuk anak-anak, Mama dan Papa dapat melakukan beberapa cara agar imunitas tubuh anak tetap terjaga dengan baik sehingga mereka tak akan terkena paparan Covid-19.
Berikut ini beberapa cara menjaga dan meningkatkan imunitas tubuh anak di tengah situasi pandemi.
- Makan makanan bergizi, 4 sehat 5 sempurna
- Mengonsumsi vitamin
- Olahraga
- Tidur yang cukup
- Menjaga kebersihan lingkungan rumah
- Menerapkan protokol kesehatan
Kini, Mama dan Papa mesti bersabar menunggu vaksin untuk anak. Tak lupa juga untuk membantu anak menahan diri agar lebih sabar dan lebih betah berada di rumah lebih lama. Sebab, hal itu demi kebaikanya juga.
Baca juga:
- 7 Tips Membuat Anak Betah di Rumah Selama PPKM Darurat
- 4 Tips Mengatasi Rasa Takut Anak akan Penyebaran Virus Corona
- 7 Tips Perkuat Imunitas Anak di Masa Pandemi yang Semakin Menjadi