Anak yang baru lahir ibarat gelas kosong yang perlu diisi. Mereka terlahir tanpa tahu apa-apa, perlu banyak belajar. Maka dari itu, sebagai orangtua, Mama dan Papa berperan penting memberi dan mengajari anak berbagai ilmu pengetahuan, baik dalam bidang akademik maupun kehidupan.
Namun, memberi pembelajaran pada anak buka suatu yang mudah. Terkadang, anak butuh waktu untuk mencerna sesuatu informasi yang baru hingga akhirnya benar-benar paham.
Hal ini kerap menguras tenaga Mama dan Papa, mungkin terkadang jadi emosi dan memarahi anak.
Tentu saja itu bukan hal baik. Mengajari anak dengan amarah ternyata tidak dapat membuatnya paham dengan materi yang diajarkan, Ma. Bisa jadi, mereka malah trauma dan tantrum tidak ingin belajar lagi karena takut dimarahi.
Berikut ini,Popmama.com telah merangkum alasan tidak boleh memarahi anak saat belajar dan tips mengajarkan anak tanpa emosi. Simak dan coba terapkan pada Anak yuk, Ma!
Editors' Pick
1. Mengapa anak tidak dapat menyerap ilmu jika diajarkan sambil marah-marah?
Freepik
Ketika mempelajari hal baru, anak-anak akan melewati proses memahami sesuatu yang sebelumnya tidak ia ketahui. Dalam proses ini, anak-anak akan mempresepsikan apa yang dipelajari, lalu menyimpannya menjadi memori (ingatan). Ketika ia sudah paham, maka tandanya hal baru tersebut telah terkam dalam memorinya.
Proses ini melibatkan sistem limbik yang ada di bagian otak. Pada sistem limbik terdapat kumpulan struktur yang berperan dalam pemrosesan emosi, memori, dan perilaku.
"Ketika dalam proses belajar anak dibentak atau dimarahi akan langsung merangsang sistem limbik sehingga yang diingat adalah amarah dan bentakannya bukan belajarnya," ujar dr. S. Tumpal Andreas, M.Ked(Ped), Sp.A. melalui akun Instagram pribadinya.
Keadaan ini membuat anak tidak dapat memproses informasi yang sedang dipelajari, Ma. Sebab, sistem limbiknya dikuasi emosi negatif, anak-anak akan merasa takut, sedih, dan ingin cepat selesai belajar.
Sebaliknya, jika sistem simtem limbik dipenuhi dengan emosi positif seperti bahagia atau senang, maka ia dapat dengan mudah menerima dan menyerap informasi baru.
Untuk itu, mulai sekarang berhenti untuk mengajarkan anak sambil emosi atau marah-marah ya, Ma, Pa!
2. Dampak memarahi anak saat belajar
Freepik/Master1305
Ilustrasi
Selain sulit menyerap informasi yang dipelajari, ada pula dampak lain dari memarahi anak saat belajar, yakni:
1. Mengalami perubahan cara otak berkembang
Ketika anak dimarahi saat belajar, ia akan merasa ketakutan. Kondisi ini berpotensi merusak neuron yang berisi “file-file” penting dalam hidup anak.
Selain itu, jika neuron pada otak rusak sepenuhnya, maka sebagian besar fungsi tubuh akan terganggu bahkan tidak dapat digunakan lagi (tidak dapat menggerakkan anggota tubuh).
2. Anak menjadi stres dan rendah diri
Dimarahi oleh orangtua pasti membuat anak merasa ketakutan. Hal tersebut akan membekas dalam dirinya sehingga dapat memicu stres pada anak. Bahkan, ia pun bisa merasakan sedih berkepanjangan, tidak percaya diri, dan merasa tidak berharga.
3. Hubungan orangtua dan anak merenggang
Ketika anak mama ketakutan karena dimarahi, ia juga akan takut untuk dekat dengan Mama dan Papa. Ia takut berbicara dan bercerita hingga hubungan orangtua dan anak jadi merenggang.
3. Tips mengajari anak tanpa marah-marah
Freepik/Tirachardz
Berikut ini ada beberapa tips yang dapat Mama terpakan agar tidak memarasi anak saat sedang belajar:
1. Jaga fokus
Fokus menjadi salah satu kunci utama agar informasi atau ilmu diserap dengan baik oleh otak. Untuk itu, penting bagi Mama untuk menjaga fokus si Anak dalam belajar.
Pertama-tama, jauhkan anak-anak dari hal yang menganggu saat belajar. Misalnya, jauhkan gadget, televisi, dan mainan-mainan kesukaannya. Selain itu, beri peringatan untuk anggota keluarga lain agar tidak membuat kebisingan, lebih baik jika semua anak belajar bersama-sama.
Adapun cara lainnya yakni dengan membantu si Anak mengelola emosinya. Saat ia sudah merasa kesulitan memahami materi pembelajaran, ia mungkin akan merasa pusing dan frustasi. Mama bisa mengajak anak untuk beristirahat sejenak, mengatur pernafasan, dan menghidrasi tubuh dengan air mineral.
2. Buat suasana belajar yang menyenangkan dan positif
Seperti yang telah dijelaskan di poin nomor satu, suasana yang positif mampu membantu anak untuk lebih mudah menyerap informasi pelajaran. Untuk itu, Mama harus menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan positif.
Salah satu caranya yakni Mama tidak boleh datang ke hadapan anak dengan wajah cemberut dan galak. Buatlah senyum manis agar anak pun merasa senang untuk memulai pelajaran.
Cara lainnya, lakukan ice breaking atau icebreaker ketika anak telah menyelesaikan satu topik pembelajaran. Cara ini mampu mengembalikan semangatnya yang mungkin sudah menurun setelah mempelajari satu topik pembelajaran. Jika semangatnya telah bangkit lagi, maka pelajaran topik pelajaran selanjutnya pun dapat ia terima dengan baik sehingga Mama tidak perlu marah-marah.
3. Beri motivasi
Memberi kata-kata motivasi terdengar klise, namun ucapan tersebut dapat membantu anak menjadi lebih semangat belajar, bahkan akan merasa mendapat kasih sayang dan dukungan penuh dari Mama. Hal ini bisa membuat anak belajar sungguh-sungguh agar tidak mengecewakan Mama.
4. Bantu menghilangkan perasaan benci terhadap pelajaran
Jika anak mama telah memiliki mindset tidak menyukai suatu pelajaran, maka pelajaran tersebut akan sulit untuk ia cerna. Untuk itu, penting bagi Mama memberi pengertian bahwa semua pelajaran adalah hal yang menyenangkan.
Contohnya, ketika anak mama tidak menyukai matematika, cobalah untuk memviualisasikan pelajaran tersebut menjadi hal yang menyenangkan. Misal, mulai belajar tambah-tambahan menggunakan barang-barang seperti bola, alat tulis, buah, dan lain sebagainya. Hal-hal seperti ini membantu anak memahami konsep suatu materi.
Jika si Anak sudah paham materi penjumlahan, Mama dapat mencoba mengajak anak berhidung lebih serius hanya menggunakan angka. Mulailah dari angka-angka kecil terlebih dahulu, baru coba angka yang lebih besar.
5. Beri apresiasi
Mendapat hadiah adalah hal yang menyenangkan. Maka tidak ada salahnya jika Memberikan hadiah pada anak setiap ia selesai belajar. Misalnya, anak-anak boleh makan camilan kesukaannya setelah belajar, menonton film yang ia sukai, dan lain sebagainya.
Cara ini membantunya untuk lebih semangat dan fokus dalam belajar. Sebab, ketika ia cepat menyelesaikan tugas, maka akan cepat mendapatkan hadiah.
Selain hadiah, Mama juga dapat memberinya apresiasi berupa ujian seperti, "anak mama keren", "anak mama hebat", "anak mama pintar," dan lain sebagainya. Pujian ini akan membuat hatinya senang sehingga ia menjadi semangat jika belajar.
Nah itulah alasan anak boleh memarahi anak saat belajar dan tips mengajarkan anak tanpa emosi. Selamat mencoba di rumah, Ma!