Dampak Buruk Perang Rusia-Ukraina, Anak-Anak Terancam Jadi Korban!
Mulai ancaman kesehatan hingga nyawa
24 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada kamis (24/2/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin mendeklarasi pernyataan perang untuk menginvasi Ukraina. Hal ini dilakukan untuk membela milisi pro-Moskow yang berniat memisahkan wilayah itu dari Ukraina.
Tentunya banyak dampak buruk yang terjadi akibat perang Rusia-Ukraina ini. Salah satu yang terkena dampaknya yakni anak-anak.
Hal ini membuat United Nations Children's Fund (UNICEF) menyoroti keadaan anak-anak di Ukraina yang terus mendapat serangan. Terutama dampak psikologis pada anak-anak.
Untuk lebih jelas mengetahui keadaan dan dampakburukperangRusia-Ukraina yang dialami anak-anak di sana, simak rangkuman informasi dari Popmama.com berikut ini yuk!
1. Semua aktivitas anak-anak jadi terganggu
Serangan bertubi-tubi dari Rusia membuat anak-anak di Ukraina tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa.
Seorang warga bernama Anna Gvozd yang kini tinggal di wilayah Luhansk, selalu memantau seksama situasi di Kiev.
Pasalnya sanak saudaranya tinggal di daerang yang sedang diperangi oleh Rusia.
“Keponakan saya yang berusia enam tahun sekarang tidak lagi pergi ke sekolah dan ke kelas menari karena penembakan terjadi di sekitar kota itu," ujar Anna Gvozd pada VOA News.
Anna pun bercerita jika ia dan keluarga kecilnya meninggalkan wilayah tersebut sejak delapan tahun lalu.
Tepatnya setelah Rusia menganeksasi Krimea dan memicu perang separatis di bagian timur Ukraina.
Kejadian tersebut membawa dampak buruk untuk anak-anak Anna.
“Kami tidak dapat menyewa apartemen karena orang yang mengungsi di dalam negerinya sendiri. Kami tidak diberi tempat tinggal. Mereka juga melarang memiliki rumah karena melihat kami punya tiga anak. Anak-anak melihat langsung perjuangan emosional kami,” tutur Anna.
Editors' Pick
2. Anak bisa mengalami trauma hingga penyakit kronis
Serhii Lukashov, Direktur Nasional SOS Children Villages yang juga aktivis anak-anak setempat mengatakan, trauma pada anak-anak terbukti dalam banyak hal.
“Hal ini menjadi bagian dari kepribadian mereka, yang menjadi pasif-agresif. Anak-anak yang lebih kecil mengalami kesulitan berkomunikasi,” jelasnya.
Bahkan, Iuliia Skubytska selaku Direktur Proyek di War Childhood Museum di Ukraina menjelaskan jika anak-anak bisa saja terserang penyakit kronis.
“Ini bukan hanya efek psikologis. Ini tentang penyakit kronis yang berkembang karena stress, karena kurangnya akses ke layanan kebutuhan dasar, dan karena hilangnya rasa aman,” tutur Iuliia Skubytska.
Selain dampak yang akan terjadi pasca perang, UNICEF pun menjelaskan jika saat ini anak-anak mengalami banyak kesulitan. Ada sekitar 400.000 anak yang membutuhkan bantuan kemanusiaan sebelum lebih banyak konflik meletus.
"Kebutuhan yang paling mendesak adalah menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang terlantar, apalagi ini adalah pertengahan musim dingin. Juga mungkin menyediakan perawatan medis, air, makanan dan tempat tinggal.”