Dampak Buruk Perang Rusia-Ukraina, Anak-Anak Terancam Jadi Korban!

1. Semua aktivitas anak-anak jadi terganggu

Freepik/jcomp

Ilustrasi

Serangan bertubi-tubi dari Rusia membuat anak-anak di Ukraina tidak bisa melakukan aktivitas seperti biasa.

Seorang warga bernama Anna Gvozd yang kini tinggal di wilayah Luhansk, selalu memantau seksama situasi di Kiev.

Pasalnya sanak saudaranya tinggal di daerang yang sedang diperangi oleh Rusia. 

“Keponakan saya yang berusia enam tahun sekarang tidak lagi pergi ke sekolah dan ke kelas menari karena penembakan terjadi di sekitar kota itu," ujar Anna Gvozd pada VOA News. 

Anna pun bercerita jika ia dan keluarga kecilnya meninggalkan wilayah tersebut sejak delapan tahun lalu. 

Tepatnya setelah Rusia menganeksasi Krimea dan memicu perang separatis di bagian timur Ukraina. 

Kejadian tersebut membawa dampak buruk untuk anak-anak Anna. 

“Kami tidak dapat menyewa apartemen karena orang yang mengungsi di dalam negerinya sendiri. Kami tidak diberi tempat tinggal. Mereka juga melarang memiliki rumah karena melihat kami punya tiga anak. Anak-anak melihat langsung perjuangan emosional kami,” tutur Anna.

2. Anak bisa mengalami trauma hingga penyakit kronis

Freepik/lifeforstock

Ilustrasi

Serhii Lukashov, Direktur Nasional SOS Children Villages yang juga aktivis anak-anak setempat mengatakan, trauma pada anak-anak terbukti dalam banyak hal.

“Hal ini menjadi bagian dari kepribadian mereka, yang menjadi pasif-agresif. Anak-anak yang lebih kecil mengalami kesulitan berkomunikasi,” jelasnya. 

Bahkan, Iuliia Skubytska selaku Direktur Proyek di War Childhood Museum di Ukraina menjelaskan jika anak-anak bisa saja terserang penyakit kronis. 

“Ini bukan hanya efek psikologis. Ini tentang penyakit kronis yang berkembang karena stress, karena kurangnya akses ke layanan kebutuhan dasar, dan karena hilangnya rasa aman,” tutur Iuliia Skubytska.

Selain dampak yang akan terjadi pasca perang, UNICEF pun menjelaskan jika saat ini anak-anak mengalami banyak kesulitan. Ada sekitar 400.000 anak yang membutuhkan bantuan kemanusiaan sebelum lebih banyak konflik meletus.

"Kebutuhan yang paling mendesak adalah menyediakan tempat berlindung bagi mereka yang terlantar, apalagi ini adalah pertengahan musim dingin. Juga mungkin menyediakan perawatan medis, air, makanan dan tempat tinggal.” 

3. Taman kanak-kanan hancur

Freepik/Seventyfour

Ilustrasi

Pada 17 Februari 2022 lalu, peluru artileri menghantam taman kanak-kanak di wilayah timur negara Ukraina.

Hal itu dinilai UNICEF menimbulkan dampak buruk pada kesejahteraan seluruh generasi anak-anak secara psikososial.

4. Anak harus berlapang dada meninggalkan tempat tinggalnya

Pexels/Pixabay

Ilustrasi

Dampak lain yang akan dihadapi anak-anak di Kiev yakni meninggalkan kota tersebut. Hal ini bukanlah sesuatu yang mudah bagi anak-anak. 

Anna Govdz mengatakan jika dirinya tahu persis perjuangan yang akan dihadapi keponakannya jika dipaksa meninggalkan rumahnya di Donbas Kiev.

“Ini akan menjadi luka seumur hidup karena kita tinggal di rumah dan lingkungan di mana kita dibesarkan, bersama teman dan keluarga, dan kemudian kehidupan kita berubah drastis,” tuturnya.

5. Anak-anak terancam meninggal dunia

Pexels/Brett Sayles

Ilustrasi

Serangan yang bertubi-tubi dari Rusia tak menutup kemungkinan membuat nyawa anak-anak di Ukraina terenggut.

Pada Juni 2020 lalu, PBB memberitahu ada 147 anak-anak tewas dalam agresi bersenjata Rusia ke Donbas, Ukraina. Sebagian besar karena luka tembak ranjau darat, atau menyentuh bahan peledak. 

Itulah beberapa dampak burul perang Rusia-Ukraina terhadap anak-anak di Ukraina. Semoga keadaan ini segera berakhir agar anak-anak di Ukraina bisa menjalani hari-harinya seperti biasa. 

Baca juga:

• 5 Jenis Terapi Psikologis Beserta Manfaatnya untuk Kesehatan Mental
• 5 Jenis Kecemasan pada Anak yang Disebabkan oleh Trauma
• Perang Rusia-Ukraina Dimulai, Ini Penyebab dan Efek yang Tak Disadari