Kasus Kekerasan pada Anak Berujung Kematian di Malang hinga Filipina

Jangan ada lagi kekerasan, coba menegur dan menenangkan anak dengan cara ini, Ma!

8 Mei 2022

Kasus Kekerasan Anak Berujung Kematian Malang hinga Filipina
Popmama.com/Shania Tabina Anandanoe

Sebagai orangtua, Mama dan Papa seharusnya menyayangi anak-anak setulus hati. Namun, beberapa waktu belakangan ini muncul informasi yang beredar yang memperlihatkan orangtua mencelakai anaknya dengan membantingnya ke aspal.

Kejadian ini tentu saja memiliki alasan tersendiri. Para pelaku kekerasan tersebut biasanya telah kehilangan kesabaran untuk menghadapi anak-anaknya. 

Walau demikian, itu memang sebuah tantangan yang harus dilewati. Bukan berarti Mama dan Papa bisa melakukan kekerasan pada anak. 

Sebagai pembelajaran untuk Mama dan Papa, berikut ini Popmama.com telah merangkum informasi kejadiannya. 

Editors' Pick

1. Filipina, kekerasan membanting-banting anak di aspalĀ 

1. Filipina, kekerasan membanting-banting anak aspalĀ 
Facebook.com/nando.virnando.31

Dalam sebuah video rekaman cctv, terlihat anak-anak yang sedang asyik bermain di jalanan. Namun, tiba-tiba mereka semua langsung lari masuk ke dalam rumah. 

Tak berselang lama, terlihat seorang anak yang sedang dikejar lelaki dewasa. Ia kemudian ditarik, diangkat, dibanting secara berulang-ulang. 

Hal tersebut membuat para tetangga yang meliat kejadian ini berlari keluar rumah untuk menyelamatkan si Anak. Namun, beberapa dari mereka terlihat takut dengan pelaku dan kesulitan untuk menyelamatkan si Anak terlepas dari tangan pelaku. 

Berdasarkan informasi terkini, pelaku kekerasan yang semula dianggap ayah dari si Anak ternyata ia adalah orang dalam gangguan jiwa (odgj). 

2. Indonesia, kekerasan membanting anak di dalam rumah saat malam hari karena pelaku kesal

2. Indonesia, kekerasan membanting anak dalam rumah saat malam hari karena pelaku kesal
Freepik/master1305
Ilustrasi

Di Indonesia, ada pula orangtua yang tega melakukan kekerasan pada anak dengan cara membanting anaknya. 

Pada 29 April 2022 lalu, seorang anak berusia tiga tahun di Malang dibanting oleh ayah kandungnya, F (31) di rumahnya. 

Alasan pelaku melakukan hal ini karena merasa kesal mendengar tangisan si korban yang tak kunjung henti saat malam hari. Hal ini sangat mengganggu F sehingga ia langsung membanting anaknya ke lantai tanpa rasa belas kasihan. 

Kejadian ini disaksikan oleh sang mama, namun dirinya tak bisa menolong korban karena pelaku sangat emosi saat itu. 

Setelah kejadian, sang mama membawa korban langsung ke rumah sakit. Namun, sayang sekali nyawanya sudah tak terselamatkan. Si Anak telah meninggal dunia karena kekesalan sang ayah yang merasa terganggu saat tidur. 

Sang ibu yang melihatnya tak bisa berbuat apa-apa. Karena sang ayah sangat emosi lada saat itu. 

3. Tips menegur anak tanpa menyakiti

3. Tips menegur anak tanpa menyakiti
Pexels/Ron Lach

Ada kalanya sebagai manusia kita berbuat salah dan menyebalkan. Begitu pun anak-anak, Ma. Hal itu mungkin kerap menguji kesabaran. Namun, bukan berarti Mama dan Papa bisa menyakitinya.

Mama dan Papa bisa menegurnya secara baik-baik tanpa emosi. Berikut ini ada beberapa tips menegur anak tanpa menyakiti: 

  • Coba validasi perasaan anak mama yang sedang ngambek, nangis, marah, atau lainnya. Lalu, tenangkan mereka.
  • Jika Mama atau Papa sudah terpancing emosi, cobalah untuk mengasingkan diri terlebih dahulu untuk menghilangkan emosi agar bisa menenangkan anak yang marah, ngambek, dan lain-lain.
  • Cobalah tenangkan anak dengan mengajaknya berhitung. 
  • Semarah apapun, jangan gunakan kata-kata kasar untuk mengingatkan atau menegur anak. 
  • Jangan mengancam dengan hal-hal yang mustahil atau tidak masuk akal.
  • Jangan main tangan, memukul, mencubit, dan lain-lain. Jika Mama mulai ingin main tangan, cobalah untuk meremas baju atau celana.

Nah itulah beberapa tindak kekerasan pada anak yang ada di beberapa negara. Semoga tidak ada lagi kejadian kekerasan pada anak. Jika Mama dan Papa sudah mulai emosi, cobalah beberapa tips di atas. Semoga membantu ya, Ma! 

Baca juga:

The Latest