5 Kenakalan Anak yang Sering Disepelekan Orangtua, Perhatikan Ma!
Walaupun terlihat sepele, hal-hal berikut ini harus dihindari karena memiliki dampak buruk
26 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Perbuatan nakal sudah mulai muncul sejak anak-anak berusia balita. Kenakalan yang biasanya menjadi perhatian orangtua yakni yang berhubungan dengan fisik seperti memukul, mencakar, membanting barang, serta hal-hal yang melukai fisik lainnya.
Untuk meredam kenakalan tersebut, orangtua akan mencoba melakukan berbagai cara. Mulai dari menegur, menasihati, dan membuat berbagai peraturan serta sanksi.
Terlepas dari kenakalan fisik, sebenarnya ada beberapa kenakalan anak yang sering disepelekan oleh orangtua namun menimbulkan dampak buruk untuk orang lain. Kenakalan yang sering disepelekan kebanyakan tidak memperlihatkan luka fisik, tetapi bisa menimbulkan luka hati dan batin jangka panjang. Gawat banget nih, Ma!
Kenakalan tersebut biasanya dilakukan oleh anak-anak dalam bentuk verbal atau sesuatu yang mengintimidasi.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini Popmama.com telah merangkum 5 kenakalan anak yang disepelekan orangtua namun harus dihindari. Simak yuk, Ma!
1. Berteriak pada orang lain
Seperti yang diketahui, anak-anak memiliki kesulitan dalam mengekspresikan kemarahannya. Selain tindakan fisik seperti memukul dan menggigit, anak biasanya mengekspresikan kemarahan dengan cara berteriak-teriak.
Contohnya, anak merasa kesal ketika Mama menguruhnya selesai bermain. Untuk mengungkapkan kekesalannya tersebut ia akan mengucapkan kata-kata penolakan sambil berteriak.
Perilaku tersebut, seringkali disepelekan oleh para orangtua. Mereka menganggap hal tersebut merupakan hal wajar yang dilakukan setiap orang ketika kesal. Namun, hal tersebut merupakan tindakan tidak terpuji dan harus dihindari.
Dengan berteriak pada orang dewasa, si Kecil akan dinilai tidak sopan. Sementara berteriak pada teman sebaya atau orang yang lebih muda, anak mama akan menakuti mereka dan melukai hatinya. Untuk itu jangan biasakan dan sepelekan tingkah laku anak yang suka berteriak ya, Ma.
Untuk meredam kebiasaan berteriak pada orang lain yang sering dilakukan anak, Mama harus sabar dan terus berusaha memvalidasi setiap mereka merasa kesal agar hatinya menjadi lebih tenang. Setelah itu, Mama bisa memberi nasihat kepada si Kecil untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut.
Namun, sebelum melakukan hal tersebut, alangkah baiknya Mama berikan contoh yang baik dalam berbicara. Mama juga tidak boleh berteriak sekalipun saat berbicara pada anak. Jika Mama masih melakukan hal tersebut, maka nasihat Mama tidak akan didengar oleh anak. Sebab, setiap anak mencontoh apa yang dilakukan oleh mamanya.
Editors' Pick
2. Berbicara dengan kata-kata yang menyakiti orang lain
Ketika anak sedang marah atau tidak menyukai sesuatu hal, mereka sering mengucapkan kata-kata yang tidak baik. Perkataan tersebut bisa membuat orang sakit hati.
Contohnya, ketika anak mama sedang bermain mobil-mobilan dengan teman-temannya. Di sana setiap anak membawa mobil yang berbeda jenisnya. Tiba-tiba, anak mama mengatakan jika mobil salah satu dari anak tersebut jelek. Parahnya, mungkin anak mama bisa juga melanjutkan dengan kata-kata yang menyakiti orang tersebut dengan mengucapkan, "orangtuanya miskin tidak mampu membelikan mainan mobil-mobilan bagus."
Perkataan tersebut merupakan sesuatu yang spontan yang sering terjadi dikalangan anak-anak. Hal itu terjadi karena anak-anak belum bisa memilih pemikiran mana yang boleh diungkapkan dan dipendam.
Untuk itu, jika Mama mengetahui si Kecil melakukan hal tersebut pada orang lain, tidak ada salahnya untuk menegur mereka agar tidak mengulangi perbuatan tersebut. Setelah itu, beri pemahaman anak mama bahwa perkataan yang diungkapkannya bisa menyakiti hati atau perasaan orang lain. Jadi, minta mereka untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut di lain waktu.