5 Mitos Tentang Anak Tunggal yang Ternyata Salah Besar
Steriotipe buruk terkait anak tunggal yang harus dihapuskan
14 Juni 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Anak tunggal seringkali mendapat stereotip negatif dalam masyarakat Indonesia. Mereka sering disebut sebagai anak yang kesepian, egois, manja.
Di satu sisi banyak juga yang mengatakan hidup jadi anak tunggal enak, hidupnya berwarna seindah pelangi. Hayo siapa di sini Mama dan Anak yang masih memiliki pemikiran seperti itu terhadap anak tunggal?
Padahal, stereotip tersebut tidak benar, Ma. Memang, anak tunggal tidak harus berbagi mainan, kamar, makanan, dan hal-hal menarik lainnya pada saudaranya di rumah. Namun kepribadiannya tentu saja didasari oleh parenting masing-masing orangtua.
Maka dari itu, kepribadian dan perilaku mereka pun tidak akan jauh berbeda dengan anak-anak yang memiliki saudara di rumahnya.
Nah kali ini Popmama.com akan mambahas terkait mitos tentang anak tunggal. Simak informasinya dan hapus stereotip buruk tentang anak tunggal.
1. Kesepian
Stereotip tentang kesepian sebenarnya tidak hanya ditujukan untuk anak tunggal saja, Ma. Sebab, anak yang memiliki saudara pun mungkin merasa kesepian karena perasaan tersebut memang hampir dirasakan oleh semua orang. Perasaan kesepian ini bahkan tidak akan kunjung hilang walaupun seseorang dikelilingi oleh banyak orang.
Sebenarnya memang sedikit sulit untuk memahami perbedaan antara kesendirian dengan kesepian. Anak yang kesepian belum tentu sendirian dan anak yang sendirian belum tentu kesepian.
Begitupun dengan anak tunggal. Mereka tinggal sendirian di rumah tanpa saudara bukan berarti kesepian. Namun, tak menutup kemungkinan mereka pernah merasakan kesepian.
Terkadang jika seorang anak merasa kesepian, diri dan pikiran mereka akan bekerja menemukan solusi tentang bagaimana cara menghibur diri yang kesepian. Mungkin mereka memiliki benda kesayangan untuk teman ngobrol di rumah, menuangkan perasaan melalui buku diary, memiliki sahabat yang sangat amat baik untuk menemaninya, dan tentu saja ada Mama dan Papa yang yang selalu meluangkan waktu untuknya.
Jadi, mulai sekarang jangan anggap anak tunggal adalah anak yang kesepian lagi ya, Ma!
Editors' Pick
2. Agresif dan bossy
Agresif merupakan tindakan yang bermaksud untuk menyakiti atau melukai hati orang lain. Sementara bossy yakni sikap seseorang yang seperti bos. Biasanya mereka egois, kurang empati, dan suka menyuruh orang lain seenaknya.
Dua sikap ini melekat pada anak tunggal karena mereka hanyalah anak satu-satunya di dalam rumah. Sehingga berpikir anak tunggal kerap dilayani segala permintaannya hingga akhirnya memiliki sikap agresif dan bossy.
Padahal hal ini kembali pada gaya parengeor lagi, Ma. Seperti yang diketahui, anak merupakan peniru ulung. Apa yang dilakukan orang di sekitarnya akan mereka ikuti. Jika, Mama dan Papa berlaku agresif dan bossy terhadap mereka, tidak menutup kemungkinan mereka akan melakukan hal tersebut pada orang lain.
Tidak hanya itu, orangtua juga harus memperhatikan pergaulan anak. Untuk menghindari karakter agresif dan bossy pada anak, Mama dan Papa perlu memastikan bahwa si Anak bergaul dengan teman sebayanya, di manapun mereka berada.
Sebab, jika berteman dengan anak yang lebih tua, anak mama bisa saja diperlakukan agresif dan bossy oleh temannya sehingga mereka tidak akan sungkan untuk melakukan hal yang sama pada orang yang lebih muda darinya. Bahkan, mereka bisa jadi berperilaku agresif dan bossy pada semua orang.