Panduan Isolasi Mandiri di Rumah Untuk Anak yang Terkena Covid-19
Isolasi mandiri di rumah ini boleh dilakukan apabila memenuhi persyaratan dari Kementerian Kesehatan
10 Februari 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Sejak sekolah melangsungkan pembelajaran tatap muka, beberapa sekolah menjadi klaster penyebaran Covid-19. Beberapa siswa tertular virus corona melalui teman-temannya. Tak menutup kemungkinan anak mama menjadi salah satunya.
Maka dari itu, tak ada salahnya jika Mama mempelajari bagaimana cara merawat anak positif Covid-19. Pasalnya, ketika anak terkena virus ini tak melulu harus di rawat di rumah sakit, Ma. Anak mama bisa saja melakukan isolasi di rumah dan Mama yang harus merawatnya.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum panduan isolasi mandiri di rumah untuk anak yang terkena Covid-19. Panduan ini berdasarkan informasi dari Kementerian Kesehatan. Simak yuk!
1. Kapan anak harus menjalani isolasi mandiri?
Ada dua kondisi yang membuat anak mama harus melakukan isolasi mandiri agar tak menularkan virus Covid-19 ke orang lain.
1. Anak yang masuk kriteria kontak erat
Kontak erat adalah kondisi anak mama berinteraksi bersama seseorang yang dinyatakan COVID-19 atau yang memiliki gejala COVID-19 dengan jarak 1 meter dan waktu selama 15 menit atau lebih.
Selain itu, kontak erap pun diartikan bersentuhan fisik secara langsung dengan kasus COVID-19 atau yang memiliki gejala COVID-19 seperti bersalaman, berpegangan tangan, berpelukan, gendong, dll.
2. Anak positif Covid-19
Setiap anak yang dinyatakan Covid-19 sudah pasti harus melakukan isolasi mandiri. Berikut ini kondisi anak-anak yang dapat melakukan isolasi mandiri di rumah ketika positif Covid-19:
- Anak positif COVID- 19 yang tidak bergejala.
- Anak positif COVID-19 yang bergejala ringan: demam, batuk, nyeri tenggorokkan, sakit kepala, mual muntah, diare, lemas, anosmia/kehilangan indera penciuman, ageusia / kehilangan indera pengecapan, ruam-ruam, saturasi oksigen ≥ 95%.
- Anak positif COVID-19 yang tidak memiliki komorbid (penyakit penyerta) seperti: obesitas, kanker, ginjal menahun, autoimun, kelainan bawaan, jantung, kencing manis/diabetes melitus, penyakit paru menahun, sesuai diagnosa tenaga kesehatan. Tak lupa untuk selalu berkomunikasi pada pihak tenaga kesehatan.
Di samping itu, ada pula kondisi anak yang harus melakukan isolasi mandiri di rumah sakit bila dinyatakan Covid-19, seperti:
- Ada ibu hamil di rumah
- Ada lansia di rumah
- Memiliki komorbid (penyakit bawaan)
- Kondisi rumah tidak memungkinkan untuk isolasi mandiri tidak dapat memenuhi persyaratan lainnya
- Sulit akses ke fasilitas kesehatan baik komunikasi maupun jarak tempuh
Editors' Pick
2. Hal-hal yang harus dipersiapkan untuk isolasi mandiri di rumah
Berikut ini beberapa hal yang harus Mama persiapkan jika si Anak harus melakukan isolasi mandiri.
1. Ruang isolasi mandiri
- Ventilasi atau aliran udara dan pencahayaan baik
- Kamar mandi terpisah, jika tidak memungkinkan, lakukan disinfeksi rutin
- Alat mandi tersendiri
- Alat makan tersendiri
- Tempat tidur terpisah, diberi jarak minimal 2 meter dari pengasuh yang tidak terinfeksi
- Gunakan tempat sampah tertutup
- Fasilitas cuci tangan
- Masker dalam jumlah yang cukup
2. Alat kesehatan
- Pengukur suhu tubuh (termometer)
- Pengukur saturasi oksigen (oximeter)
- Pengukur frekuensi nafas (jam)
3. Obat-obatan
- Obat demam seperti parasetamol
- Multivitamin: Vitamin C, Vitamin D3, Zinc
- Obat-obat lain yang jenis dan dosisnya sesuai dengan anjuran dokter. Untuk mendapatkan obat-obatan isolasi mandiri hubungi Puskesmas terdekat, atau gunakan link https://farmaplus.kemkes.go.id/ untuk memantau ketersediaan obat di apotik.
4. Pengasuh
Walaupun anak mama harus melakukan isolasi sendiri, tetapi harus ada pengasuh yang membantu merawatnya hingga sembuh.
Berikut ini beberapa kriteria seseorang yang bisa menjadi pengasuh:
- Orang tua atau pengasuh negatif COVID-19 bisa mengasuh anak dengan memerhatikan protokol kesehatan.
- Disarankan orang tua atau pengasuh bukan kelompok lanjut usia/tidak memiliki komorbid
- Jika ada anggota keluarga yang positif, maka dapat diisolasi bersama
- Berikan dukungan psikologis pada anak
- Jika orang tua dan anak berbeda status COVID-19, disarankan berikan jarak tidur 2 meter di kasur terpisah
- Orang tua atau pengasuh ikut isolasi dan disarankan untuk tidak berganti orang