Tips Hidup di Masa Transisi Covid-19 yang Perlu Diajarkan pada Anak
Agar anak tetap aman menjalani aktivitasnya di luar rumah
27 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Berdasarkan laporan Our World In Data, tingkat kepositifan (positivity rate) Covid-19 Indonesia mencapai 1,8% per 22 September 2021. Angka tersebut merupakan positivity terendah kedua se-Asia Tenggara. Maka dari itu, masyarakat Indonesia kini mulai melaksanakan aktivitas di luar rumah, termasuk sekolah.
Walau demikian, hal tersebut bukan berarti kita sudah aman untuk keluar rumah lho, Ma. Agar tetap aman hidup di masa transisi Covid-19, Mama dan keluarga perlu perlindungan berlapis.
Jika perlindungan berlapis ini diabaikan, bisa jadi membahayakan diri Mama, Papa dan Anak. Hal itu juga bisa mengabaikan Indonesia kembali melaksanakan PPKM level berikutnya. Pasti tidak mau kan, Ma?
Untuk itu, yuk lindungi diri dengan melakukan perlindungan berlapis seperti yang sudah dirangkum oleh Popmama.com berikut ini. Simak yuk, Ma!
1. Social distancing
Seperti yang sudah kita ketahui bahwa social distancing merupakan salah satu cara untuk menghambat penularan virus Covid-19.
Social distancing dianggap mampu menghambat penularan karena udara yang dihembuskan saat berbicara akan kehilangan momentum dalam jarak 0.5-1 meter. Udara yang dikeluarkan saat berbicara nantinya akan mulai naik ke atas sehingga tidak mengenakan orang lain.
Maka dari itu, walau kini angka positivity rate di Indonesia sudah rendah, Mama perlu memberi tahu pada anak untuk tetap melakukan social distancing.
Sebab, hingga saat ini Covid-19 belum hilang. Ia masih berada di sekeliling kita dan tak terlihat.
Editors' Pick
2. Menggunakan masker saat berada di tempat umum
Masker pun menjadi salah cara untuk menghambat penularan virus corona yang masih harus digunakan saat masa transisi Covid-19 seperti ini. Sebab, virus corona menyebar melalui udara.
Dengan menggunakan masker, udara yang kita hirup akan tersaring terlebih dahulu. Jadi, jika ternyata udara di tempat yang kita pijak terdapat virus corona, kita masih bisa terlindungi karena udarayang kita hirup sudah tersaring melalui masker.
Selain itu, menggunakan masker pun akan lebih baik untuk lingkungan sekitar dan mengurangi penularan.
Dengan menggunakan masker, aerosol yang keluar dari mulut kita saat berbicara akan tertahan. Jadi, bila ternyata dalam aerosol tersebut terdapat virus corona. Kita tidak akan menularkan ke orang lain karena tertahan oleh masker.
Maka dari itu, karena dikhawatirkan mengeluarkan aerosol yang mengandung virus, kita harus mengganti masker secara berkala.
Idealnya, masker harus diganti setiap 4 jam sekali. Namun, jika masker basah atau lembab perlu diganti sesegera mungkin. Jangan lupa juga untuk menggunakan masker dua lapis, pertama masker bedah dan kedua masker kain.