Penting, Inilah 7 Cara Menghadapi Anak yang Bersikap Manipulatif
Tanpa disadari anak suka bersikap manipulatif untuk mencapai segala keinginannya
22 Mei 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak anak-anak yang bersikap manipulatif untuk kebahagiaannya dan kebaikannya sendiri. Apakah anak mama salah satunya?
Salah satu sikap manipulatif yang sering dilakukan oleh anak yaitu memeras emosi orangtuanya dengan mengeluarkan kata-kata "Mama tidak sayang aku!" "Mama lebih sayang Adik/Kakak" dan kalimat lainnya yang membuat Mama merasa sedih dan tidak tega dengannya. Jika sudah seperti itu, Mama pasti akan memberikan apa yang anak inginkan.
Selain itu, anak bisa juga menunjukkan sikap manipulatif dengan cara bernegosiasi. Contoh, "Ma, bolehkah aku bermain dengan teman-teman saat ini? Jika boleh, semua tugasku akan aku kerjakan nanti malam. Janji deh!". Tapi nyatanya pada malam hari ia malah tertidur dan melupakan janjinya.
Mungkin Mama akan berpikir sikap manipulatif tersebut membuat anak menjadi kreatif untuk menentukan berbagai cara supaya keinginannya tercapai. Hal tersebut pun didukung dengan jiwa pantang menyerah. Selain itu, sikap tersebut pun mengajarkan anak untuk mengelola emosinya.
Memang ada beberapa sisi baik dari sikap tersebut. Tidak apa-apa juga jika dilakukan sekali. Namun kalau terlalu sering akan menjadi gaya hidup yang buruk untuknya. Sebab, sikap manipulatif juga mengajarkan anak untuk berbohong dan memaksakan kehendak dengan cara yang tidak baik. Maka dari itu, alangkah baiknya hentikan sikap manipulatif pada anak.
Namun, tak jarang anak akan mengamuk jika dilarang. Hal tersebut membuat Mama kasihan. Parahnya lagi, keadaan tersebut dapat memicu stres jika terus berulang.
Lantas, bagaimana cara terbaik untuk Mama maupaun anak-anak menghadapi sikap manipulasi? Berikut Popmama.com telah merangkum tips untuk Mama yang terjebak dalam siklus manipulasi. Simak yuk, Ma!
1. Pengertian sikap manipulatif
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, manipulatif yakni bersifat manipulasi. Sifat manipulasi adalah cara yang dilakukan seseorang (manipulator) untuk memengaruhi emosi, mental, sikap dan perilaku orang lain, sehingga ia bisa mengendalikan tersebut dan mendapatkan apa yang ia inginkan.
2. Kenali perilaku manipulatif
Kenali perilaku manipulatif agar Mama tidak terhanyut olehnya. Secara naluriah, anak-anak akan datang menghampiri Mama untuk bernegosiasi agar mendapatkan apa yang mereka inginkan dan menghindari apa yang tidak mereka inginkan. Taktik ini berhasil jika memicu reaksi dalam diri Mama. Maka, perlu diperhatikan pemicunya yang mempengaruhi Mama.
Misalnya, anak mungkin mencoba memeras Mama secara emosional dengan bersikap sedih sampai dia mendapatkan apa yang dia inginkan. Ini adalah pemicu keberhasilan manipulatif jika di dalam diri Mama tertanam pikiran ingin membuat anak bahagia.
Mulailah dengan bertanya pada diri sendiri apakah tugas Mama membuat anak bahagia atau membantunya bersiap menghadapi kehidupan? Jika jawaban Mama adalah yang kedua, maka Mama dapat mengatakan hal seperti ini, "Maaf ini akan membuat kamu sedih, namun Mama belum bisa mengnyetujui permintaanmu itu."
Perilaku lainnya manipulatif lainnya yaitu berbohong, memecah belah, menaklukkan, menutup diri dan meneriakkan "Aku Benci Mama" atau "Mama Tidak Peduli Tentang Aku" atau "Itu Tidak Adil!"
Jangan mengingat pernyataan tersebut, Ma. Mama bisa langsung menanggapi dengan topik lain, "Mama tahu kamu marah sama Mama, tapi kamu harus menyingkirkan sepedamu sekarang." atau "Mama tahu kamu tidak menganggap ini sesuatu yang adil, tetapi kamu harus pergi tidur sekarang."
Selain itu, tak jarang anak akan berperan sebagai korban dan mengatakan hal-hal seperti, "enak ya teman-teman aku, mereka diperbolehkan langsung bermain setelah pulang sekolah. Gak kaya aku harus dikurung untuk tidur siang dan kesepian"
Jangan sampai Mama termakan umpannya. Tetap teguh terhadap apa peraturan yang sudah Mama tetapkan.
Untuk berjaga-jaga anak akan mengatakan hal tersebut dikemudia hari, Mama dapat mencari menyiapkan jawaban yang dapat membuat anak mengerti.
Editors' Pick
3. Ketahui pemicunya
Pemicu adalah perilaku yang membuat Mama bereaksi. Pemicu dapat berupa nada suara serta menunjukkan ekspresi, sikap, dan tindakan tertentu.
Perilaku manipulatif mungkin membuat Mama marah. Namun, jika Mama telah mempersiapkan diri dan mengetahui cara menanganinya, kecil kemungkinannya untuk ditekan oleh anak dan menyetujui keinginannya saat Mama sedang marah.
Namun jika mama merupakan sosok yang tidak tega dan tidak ingin membuat sedih, ungkapan “Aku benci Mama” mungkin memicu Mama untuk menyetujui keinginan anak supaya mereka tidak merasa kecewa lagi dengan Mama.
Maka dari itu, mengenali pemicu Mama akan membantu merencanakan dan mempersiapkan cara untuk tidak membiarkan anak menekan diri Mama supaya menyetujui keinginannya dengan dengan sikap manupulatifnya.
Tipsnya, Mama dapat duduk dengan tenang lalu buat daftar tiga hal teratas yang dapat memicu Mama menyetujui sikap manipulatif anak.
4. Kenali diri Mama dan prinsip parenting Mama
Perilaku manipulatif dirancang untuk membuat Mama kehilangan keseimbangan dan menimbulkan keraguan diri.
Mengetahui diri sendiri sebagai orang tua akan membantu Mama ketika anak-anak datang dengan cara cerdik untuk membuat Mama tidak yakin dengan diri sendiri dan kehilangan prinsip diri Mama.
Berhati-hatilah, jangan biarkan emosi Mama dikendalikan oleh anak-anak. Dengarkan ungkapan perasaan mereka sehingga membuatnya tahu bahwa Mama peduli, tetapi tetap berpegang pada aturan yang telah dibuat ya, Ma.
Membimbing anak-anak dengan pola asuh dan prinsip-prinsip yang telah Mama buat umumnya akan lebih baik bagi mereka daripada memastikan semua orang merasa baik-baik saja. Jadi, menolaknya lebih baik daripada hanya membuat anak merasa senang sementara.
Untuk mengatasi sikap manipulatif anak dengan cara ini, Mama dapat membuat daftar beberapa prinsip panduan penting dan lihatlah kembali saat Mama merasa kehilangan pijakan ketika saat menghadapi anak.
5. Berbicara lebih dekat dengan anak agar ia bisa mengutarakan pemikirannya
Jangan marah kepada anak mama karena ia berusaha mengejar apa yang diinginkannya. Bersikaplah empati terhadap keinginannya tersebut sambil membantunya belajar bagaimana cara mendapatkan suatu yang diinginkan secara lebih langsung, jujur, dan efektif.
Misalnya, bantu anak mama untuk meminta sesuat dengan cara tidak menutup diri atau menghindari masalah. Sebab, jika terus menerus menghindari masalah malah akan menambah masalah baru dalam kehidupannya.
Ajak ia berbicara lebih dekat. Misalnya, saat tenang dan sedang tidak sama-sama sibuk, dorong anak mama untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung. Alih-alih melawan, mungkin ia malah akan belajar mengungkapkan perasaannya seperti,
"Ma, aku benar-benar bisa bertanggung jawab sama diri aku kok. Izinkan aku main setelah pulang sekolah ya, Ma. Mungkin alangkah baiknya kita membuat perjanjian tentang hal tersebut agar Mama tidak merasa dibohongi olehku."
"Maaf aku telah berbohong pada Mama dengan menggunakan handphone pada malam hari untuk bermain bukan untu belajar. Tetapi kadang aku terlalu penat harus belajar secara terus-menerus tanpa diselingi hiburan. Maka dari itu aku memainkan game di handphone. Bisakah Mama membantuku mengatur kembali waktu belajar dan bermain handphone untukku?"
Ketika anak mama mengutarakan perasaan dan permintaannya, dengarkan. Berikan pertimbangan yang layak untuk permintaannya tersebut. Tak harus menjawab "ya", pertimbangkan baik-baik dan cari jalan keluar terbaik secara bersama-sama. Namun, setidaknya anak sudah mau memberi tahu pemikirannya kepada Mama.
Hal tersebut dapat menghindari sikap manipulatif anak di kemudian hari.
6. Percaya pada anak mama
Percayalah pada niat baik anak mama. Pahami bahwa anak-anak sedang dalam proses pertumbuhan. Mereka mungkin perlu mempelajari cara yang lebih baik untuk mengatur diri mereka sendiri dalam hidup. Jadi sikap manipulatif yang mereka lakukan tidak buruk atau jahat. Mereka hanya perlu bimbingan.
Bantulah anak-anak mama untuk mengenali dirinya sendiri dan mengolah berbagai kebaikan yang ada pada dirinya dengan segala niat baik yang dimilikinya. Hal tersebut nantinya membuat anak mama mencapai keinginannya dengan cara yang baik.
7. Tenangkan diri mama
Pelajari cara menenangkan diri sendiri saat Mama merasa cemas atau tertekan. Pegang kendali atas kesehatan emosional Mama sendiri.
Jika Mama membutuhkan anak-anak untuk mendapatkan pengakuan dan ungkapan kebahagiian serta rasa sayang dari mereka, Mama mungkin akan terus-menerus termakan oleh sikap manipulatifnya dan menyetujui segala permintaannya.
Selain itu, jika membiarkan sikap manipulatif tersebut lolos untuk membuat mama merasa lebih baik karena melihat anak-anak senang, sama saja Mama membiarkan mereka bergantung pada sikap manipulatif tersebut.
Jika Mama dapat mengelola keadaan diri sendiri dan menghadapi anak yang bersikap manipulatif dengan tenang, maka akan berhasil memberhentikan sikap tersebut pada anak.
Hal tersebut juga membantu anak-anak untuk belajar bagaimana mengelola hidupnya sendiri dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya dengan cara yang lebih sehat dan lebih baik hingga berhasil.
Mama dapat mencoba semua cara tersebut perlahan-lahan hingga benar-benar keluar dari situasi manipulatif. Namun, memang diperlukan kesabaran. Jadi, jangan putus semangat ya, Ma. Selamat mencoba!
Baca juga:
- Tanpa Emosi, Inilah 10 Cara yang Tepat untuk Mendisiplinkan Anak
- 7 Penyebab Anak Suka Berbicara Kasar pada Orang Lain
- 10 Cara Pengasuhan Positif untuk Meningkatkan Disiplin pada Anak