Ini Lho, 5 Pendidikan Karakter yang Dibangun di Sekolah
Penguatan Pendidikan Karakter diharap dapat mengubah cara berpikir, bersikap, dan bertindak si Anak
2 Agustus 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Demi mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas, dirilis sebuah kebijakan dalam pendidikan, di masa kepemimpinan Presiden Joko Widodo dan wakilnya Jusuf Kalla. Bertujuan utama untuk mengimplementasikan Nawacita, Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) terintregasi dalam Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM).
Diharapkan, generasi masa depan nantinya mengalami perubahan cara berpikir, bersikap, dan bertindak menjadi lebih baik. Sangat penting bagi Mama untuk juga memahami apa maksud dan tujuan dari PPK ini lebih dalam. Penguatan Pendidikan Karakter ini sendiri dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga sekolah menengah.
Berawal dari filosifi pendidikan karakter yang dirumuskan Ki Hajar Dewantara, antara lain: olah hati kaitannya dengan etika; olah raga kaitannya dengan kinestetik; olah pikir kaitannya dengan literasi; dan olah karsa kaitannya dengan estetika, kemudian dijabarkan jadi banyak sekali nilai-nilai karakter. PPK merupakan kristalisasi dari nilai karakter yang merupakan nilai utama.
Diharapkan di sekolah anak-anak mendapatkan pelajaran nilai karakter yang nantinya akan menggiring mereka tumbuh menjadi sumber daya manusia yang lebih baik di masa depan. Melansir website resmi Kemendikbud, ada 5 nilai utama dalam Penguatan Pendidikan Karakter yang wajib Mama ketahui. Popmama.com mengajak Mama untuk memahami lebih dalam 5 hal tersebut.
1. Religius
Sudah tentu hal yang satu ini berkaitan dengan agama. Tiap anak diharapkan mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan melaksanakan ajaran agama dan kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap toleran, hidup rukun dan damai dengan pemeluk agama lain.
Nilai religius ini sendiri pada umumnya dibangun dari rumah, dari keluarga, terutama orangtua yang harus mengajarkan si Anak untuk mengenal agama dan hal-hal baik di dalamnya. Mama bisa membantu si Anak belajar menghargai perbedaan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang tertindas, dan mencintai lingkungan juga di rumah.
Editors' Pick
2. Nasionalisme
Diajarkan pada anak-anak untuk belajar menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Dalam simulasinya, di sekolah mereka rutin melakukan upacara bendera di hari Senin, apel pagi, menyanyikan lagu Indonesia Raya dan lagu nasional lainnya, untuk secara tidak langsung menanamkan jiwa nasionalis.
Sikap nasionalis itu sendiri bisa ditunjukkan dengan mengapresiasi budaya Indonesia, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama. Butuh juga dukungan pelajaran lainnya untuk lebih menumbuhkan rasa nasionalis pada si Anak.
Di sekolah, bagian ini disimulasikan masuk dalam kegiatan intra-kulikuler, atau kegiatan belajar-mengajar sehari-hari di jam pelajaran. Tak cukup sampai di situ, kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler pun punya peran juga. Si Anak bisa ikut kegiatan Paskibra contohnya.