Aplikasi Digital Bantu Anak Kuasai Literasi dan Numerasi Dasar

Aplikasi belajar digital dapat membantu anak kuasai literasi dan numerasi dasar

15 November 2024

Aplikasi Digital Bantu Anak Kuasai Literasi Numerasi Dasar
Dok. Enuma Indonesia

Belajar dengan bantuan aplikasi digital kini menjadi solusi efektif untuk meningkatkan literasi dan numerasi dasar pada anak-anak.

Pada Kamis (14/11/2024), sebuah acara peluncuran penting diadakan oleh Enuma Indonesia untuk membahas bagaimana aplikasi pembelajaran digital, seperti Sekolah Enuma, dapat meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi bagi siswa di Indonesia.

Acara ini menghadirkan beberapa pakar pendidikan, termasuk Gogot Suharwoto, Ph.D., dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dan Ketua Eksekutif Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, Dr. Itje Chodidjah, M.A. Dengan adanya aplikasi pembelajaran digital yang terintegrasi, anak-anak dapat belajar lebih interaktif dan menyenangkan.

Sebagai penyedia teknologi pendidikan, Enuma Indonesia bekerja sama dengan KOICA melalui program Inclusive Business Solution (IBS) untuk meneliti pengalaman orang tua dan guru dalam penggunaan aplikasi ini.

Menariknya, studi persepsi menunjukkan bahwa aplikasi pembelajaran digital (APD) masih banyak dimanfaatkan meskipun pandemi telah berlalu, sejalan dengan program pemerintah untuk mencapai Indonesia Emas 2045.

Berikut ini rangkuman lebih lanjut mengenai aplikasi digital yang bantu anak raih literasi dan numerasi dasar, dari Popmama.com.

1. Aplikasi digital untuk penguatan literasi dan numerasi sejak dini

1. Aplikasi digital penguatan literasi numerasi sejak dini
sekolahenuma.com

Aplikasi pembelajaran digital, seperti Sekolah Enuma, berperan penting dalam membantu anak-anak mengembangkan kemampuan literasi dan numerasi sejak usia dini.

Menurut Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pendidikan, Yudhistira Nugraha, aplikasi ini dirancang untuk mendukung pendidikan jarak jauh dan menciptakan proses belajar yang mudah diakses oleh semua siswa.

Ia mengatakan, “Kemampuan literasi dan numerasi memiliki peran penting untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Kami juga memiliki enam program prioritas, salah satunya penguatan literasi dan numerasi. Lalu, pendidikan jarak jauh, ini juga erat kaitannya bagaimana Enuma bisa memfasilitasi pendidikan jarak jauh. Harapannya dengan Enuma melalui konten-konten (pembelajaran) yang dihasilkan sudah melalui proses kurasi dan dapat mendukung program pemerintah terkait program pembelajaran digital,”

Aplikasi Sekolah Enuma juga memberikan akses yang lebih luas bagi anak-anak di daerah terpencil, sehingga kualitas pendidikan tidak lagi bergantung pada lokasi.

Editors' Pick

2. Pembelajaran interaktif dan terstruktur melalui fitur menarik

2. Pembelajaran interaktif terstruktur melalui fitur menarik
sekolahenuma.com

Sekolah Enuma menyertakan ribuan materi belajar yang mencakup bahasa Indonesia, matematika, dan bahasa Inggris, disesuaikan dengan kurikulum merdeka yang berlaku di Indonesia.

Aplikasi pembelajaran digital ini memungkinkan anak belajar melalui permainan dan aktivitas yang menyenangkan. Dalam hasil studi, orang tua dan guru mengakui bahwa tampilan menarik dan kemudahan penggunaan menjadi daya tarik utama bagi anak-anak.

Seperti yang diungkapkan oleh Juli Adrian, Direktur Enuma Indonesia, “Semangat Sekolah Enuma adalah mendorong anak-anak sebagai pembelajar mandiri, dengan dukungan dari para pendamping yang membimbing mereka melewati tantangan belajar.”

3. Peran pendamping dalam membantu anak memanfaatkan teknologi digital

3. Peran pendamping dalam membantu anak memanfaatkan teknologi digital
Dok. Enuma Indonesia

Penggunaan aplikasi digital dalam pendidikan tidak lepas dari peran pendamping seperti orang tua dan guru. Dr. Itje Chodidjah, Ketua Komisi Nasional Indonesia untuk UNESCO, menekankan bahwa pendampingan orang dewasa penting untuk membantu anak memaksimalkan manfaat aplikasi ini.

“Berbicara literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi alat hidup. Anak tetap membutuhkan pendampingan dalam menggunakan aplikasi pembelajaran agar motivasi mereka tetap terjaga,” jelasnya, dengan adanya pendamping, pembelajaran berbasis teknologi dapat menjadi alat untuk memperkaya pemahaman anak, mendukung perkembangan keterampilan berpikir kritis, dan membentuk kemampuan dasar yang diperlukan di masa depan.

4. Meningkatkan kemampuan guru untuk menghadirkan pembelajaran yang inklusif

4. Meningkatkan kemampuan guru menghadirkan pembelajaran inklusif
helpyourteens.com

Di tengah penerapan aplikasi ini, dukungan kepada tenaga pengajar tetap menjadi prioritas. Pemerintah dan penyedia teknologi pendidikan seperti Enuma terus memberikan pelatihan agar para guru memiliki kompetensi untuk mengintegrasikan teknologi dalam kegiatan belajar.

Gogot Suharwoto, Ph.D., menyatakan bahwa penguatan kapasitas guru menjadi investasi penting dalam mempersiapkan anak-anak yang mandiri secara literasi dan numerasi. Seorang guru punya kemampuan yang akan menjadi investasi penting baginya mengajar.

“Misalnya, kita bisa memberikan pelatihan bagi peningkatan pemahaman emosional bagi guru BK. Harapannya jika guru BK bisa meningkat kemampuannya, anak jadi semakin terbantu. Teknologi digital juga bisa membantu dalam hal ini, jadi guru tidak perlu repot-repot untuk bolak-balik ke tempat peningkatan skill, kalau teknologi digital sudah dapat menghadirkan pembelajara peningkatan skill yang bisa diakses via online.” Ujar Pak Gogot.

Melalui peningkatan kompetensi guru dan dukungan dari aplikasi digital, diharapkan anak-anak Indonesia semakin siap menghadapi era teknologi dan menjadi pembelajar sepanjang hayat.

5. Tiga tantangan dalam proses peningkatan pembelajaran

5. Tiga tantangan dalam proses peningkatan pembelajaran
Pexels/RDNE Stock project

Berikut adalah rangkuman dari tiga tantangan dalam proses peningkatan pembelajaran yang disampaikan oleh Itje dan Gogot:

  • Kurikulum bukan hanya tentang materi, melainkan juga berisi petunjuk dan tujuan yang harus dicapai oleh siswa, seperti kemampuan membaca untuk siswa SD. Guru seringkali tidak memanfaatkan petunjuk ini dan langsung mengajarkan materi tanpa proses bertahap. Hal ini mengakibatkan kurangnya proses literasi dan pemahaman yang mendalam, sehingga siswa cenderung hanya mengejar nilai tanpa pemahaman yang kokoh.
  • Guru membutuhkan pengembangan kemampuan sosial-emosional untuk bisa berinteraksi lebih baik dengan siswa dan mengadaptasi materi ajar. Guru SD, khususnya di kelas-kelas awal, masih kurang diberikan pelatihan untuk menyampaikan materi secara bercerita, sehingga tidak ada koneksi emosional dan pengembangan pemahaman yang kuat pada siswa. Tanpa interaksi yang baik dan pembelajaran yang berbasis dialog, siswa hanya belajar secara mekanis dan kurang memahami inti pelajaran.
  • Diperlukan akses yang lebih baik agar siswa dapat memperoleh pengetahuan secara menyeluruh dan mendalam. Dalam hal ini, orientasi pada buku sebagai sumber belajar tetap penting dan tidak boleh diabaikan. Jika akses ke sumber daya terbatas dan ketergantungan hanya pada ujian tanpa pemahaman yang menyeluruh, pembelajaran akan menjadi superfisial dan kurang bermanfaat bagi perkembangan jangka panjang siswa.

Baca juga:

The Latest