Keunikan Rumah Adat Gorontalo dari Dulohupa hingga Potiwaluya
Temukan keunikan rumah adat Gorontalo: Dulohupa, Bantayo Poboide, Gobel, dan Potiwaluya
8 Oktober 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Rumah adat Gorontalo merupakan simbol kebudayaan yang kaya akan makna filosofis dan religius. Setiap elemen dalam rumah adat ini, mulai dari bentuk panggung hingga jumlah anak tangga dan tiang penyangga, memiliki arti tersendiri yang melambangkan nilai-nilai kehidupan masyarakat Gorontalo, seperti hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia.
Ada empat jenis rumah adat utama di Gorontalo, yaitu Dulohupa, Bantayo Poboide, Gobel, dan Ma’lihe, yang masing-masing memiliki fungsi dan keunikannya.
Mari kita pelajari lebih lanjut keunikan rumah adat Gorontalo bersama Popmama.com.
1. Rumah Dulohupa
Rumah Dulohupa merupakan rumah adat yang sangat dikenal di Gorontalo. Arsitekturnya yang unik menggambarkan filosofi kehidupan masyarakat setempat, khususnya dalam aspek religius dan sosial.
Anak tangga:
Jumlah anak tangga pada rumah Dulohupa selalu berjumlah 5 atau 7. Ini bukan hanya desain biasa, tetapi memiliki makna filosofis mendalam:
5 anak tangga: Melambangkan rukun Islam dan 5 filosofi kehidupan masyarakat Gorontalo, yaitu:
- Bangusa talalo: Menjaga keturunan.
- Lipu poduluwalo: Mengabdikan diri untuk negeri.
- Batanga pomaya: Berani menghadapi tantangan.
- Upango potombulu: Menegakkan keadilan.
- Nyawa podungalo: Mengorbankan nyawa demi kepentingan umum.
7 anak tangga: Melambangkan tingkatan nafsu manusia, seperti:
- Amarah
- Lauwamah
- Mulhimah
- Muthmainnah
- Rathiah
- Mardhiah
- Kamilan
Tiang penyangga:
Rumah Dulohupa memiliki 32 tiang penyangga, termasuk 2 tiang utama (Wolihi) yang melambangkan hubungan spiritual masyarakat dengan Tuhan. Tiang-tiang ini memiliki simbol kebersamaan dan keutuhan masyarakat Gorontalo.
Atap bertingkat:
Atap rumah ini berlapis dua. Lapisan pertama yang lebih lebar melambangkan hubungan dengan sesama manusia, sementara lapisan kedua yang lebih tinggi dan meruncing melambangkan hubungan yang semakin dekat dengan Tuhan.
Fungsi rumah Dulohupa:
Dahulu, rumah ini berfungsi sebagai tempat musyawarah kerajaan. Kini, rumah adat Dulohupa digunakan untuk acara adat seperti upacara pernikahan dan pagelaran budaya, menunjukkan bagaimana warisan budaya ini tetap hidup dalam kehidupan masyarakat Gorontalo.
2. Rumah Bantayo Poboide
Bantayo Poboide adalah rumah adat Gorontalo yang digunakan untuk berbagai pertemuan dan musyawarah. Fungsinya tidak jauh berbeda dengan Rumah Dulohupa, namun memiliki keunikan arsitektur tersendiri.
- Serambi: Rumah ini memiliki 4 serambi yang berada di bagian depan, samping, dan belakang. Serambi-serambi ini memberikan sirkulasi udara yang baik dan menciptakan suasana nyaman bagi penghuninya.
- Ruang Utama: Ruang utama pada rumah Bantayo Poboide merupakan tempat untuk musyawarah. Rumah ini memiliki beberapa ruang balai yang bisa diakses melalui lorong panjang di tengah rumah.
- Kolong Rumah: Pada zaman dahulu, kolong rumah ini digunakan untuk menenun kain dan menyimpan alat pertanian. Meski saat ini sudah jarang digunakan untuk tujuan tersebut, kolong ini tetap menjadi bagian yang penting dalam arsitektur rumah.
Editors' Pick
3. Rumah Gobel
Rumah Gobel adalah salah satu jenis rumah adat yang dimiliki oleh keluarga Kerajaan Gobel. Meskipun tidak sepopuler rumah adat lainnya, rumah ini tetap menjadi simbol penting kebudayaan Gorontalo.
Dibangun sebagai rumah panggung, rumah Gobel dahulu digunakan sebagai tempat tinggal keluarga kerajaan. Kini, rumah ini berfungsi sebagai tempat musyawarah dan kegiatan pemerintahan, yang menunjukkan upaya pelestarian budaya Gorontalo.
4. Rumah Ma’lihe/Potiwaluya
Berbeda dengan rumah adat lainnya, rumah Ma’lihe atau Potiwaluya digunakan sebagai tempat tinggal masyarakat biasa. Rumah ini juga dibangun dengan mengikuti aturan adat Gorontalo, seperti penempatan kamar anak laki-laki di bagian depan dan kamar anak perempuan di bagian belakang.
Filosofi di balik penempatan ini adalah bahwa mereka yang merantau akan kembali pulang ke kampung halaman. Dapur rumah ini terpisah dari bangunan utama, sesuai dengan adat yang melarang tamu memasuki dapur.
5. Arsitektur rumah adat gorontalo
Setiap elemen arsitektur rumah adat Gorontalo memiliki makna tersendiri. Misalnya, atap yang bertingkat melambangkan hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia, serta tiang-tiang penyangga yang menyimbolkan kebersamaan dan keutuhan masyarakat.
- Atap Bertingkat: Simbolisasi hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama.
- Tiang Penyangga: Menyimbolkan kekuatan, kebersamaan, dan stabilitas masyarakat.
6. Pelestarian budaya gorontalo
Rumah-rumah adat Gorontalo tidak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tetapi juga sebagai simbol identitas budaya. Pemerintah Gorontalo dan masyarakat setempat terus melestarikan rumah-rumah adat ini sebagai warisan budaya. Rumah adat Dulohupa dan Bantayo Poboide, misalnya, kini difungsikan sebagai tempat wisata budaya, memungkinkan masyarakat luas untuk belajar tentang sejarah dan filosofi di baliknya.
Bagi Mama maupun Papa yang tertarik dengan kekayaan budaya Indonesia, mengunjungi rumah-rumah adat Gorontalo adalah pengalaman yang tidak boleh dilewatkan. Dengan berbagai nilai sejarah dan keunikan arsitektur, rumah-rumah ini menawarkan wawasan yang mendalam tentang tradisi dan kehidupan masyarakat Gorontalo.
Dengan beragam jenis dan filosofi yang melekat pada rumah adat Gorontalo, kita dapat melihat betapa pentingnya rumah-rumah ini dalam mempertahankan identitas budaya masyarakat setempat.
Baca juga: