Nuaiman ibn Amr al-Najjari adalah sosok yang sangat istimewa di antara para sahabat Nabi. Dia dikenal karena selera humornya yang tak tertandingi dan kejenakaan yang selalu membuat Nabi tersenyum hingga memperlihatkan gigi gerahamnya.
Berbagai insiden lucu dan perilakunya yang konyol, Nuaiman tidak hanya menjadi sahabat yang setia, tetapi juga seorang penghibur yang menghangatkan suasana di sekitarnya.
Wah, udah gak sabar nih untuk bertemu dengan sahabat yang dapat membuat Nabi Muhammad SAW tertawa dengan begitu lepasnya!
Nuaiman ibn Amr adalah sahabat Nabi Muhammad SAW yang berasal dari kalangan Anshar. Ia adalah seorang pejuang yang berpartisipasi dalam berbagai pertempuran besar seperti Badr, Uhud, dan Khandaq. Meskipun terlibat dalam banyak kejadian bersejarah, Nuaiman terkenal karena kepribadiannya yang ceria dan leluconnya yang menghibur.
Menurut banyak ahli, Nuaiman adalah contoh sempurna dari sosok yang mampu menggabungkan ketegasan dan humor. Dalam setiap kesempatan, ia bisa menghidupkan suasana, membuat Nabi dan para sahabatnya tertawa lepas.
Editors' Pick
Kejahilan Nuaiman dan Insiden Unta yang Disembelih
Unsplash/Daniela Castro
Salah satu insiden paling terkenal dari Nuaiman adalah saat dia menyembelih unta milik seorang Badui. Suatu ketika, seorang Badui datang ke masjid dan meninggalkan unta kesayangannya di halaman. Melihat kesempatan itu, beberapa sahabat, termasuk Abu Bakr dan Umar, mengusulkan kepada Nuaiman, "Kenapa kamu tidak menyembelih unta itu? Nabi pasti akan mengganti kerugian si Badui!"
Nuaiman yang terkenal iseng, mengangguk sambil tersenyum nakal. "Baiklah, kalau begitu. Aku akan melakukannya!" katanya, bersemangat. Tanpa ragu, Nuaiman menyembelih unta itu dan mulai membagikan dagingnya kepada sahabat-sahabatnya.
Ketika si Badui kembali dan melihat unta kesayangannya sudah disembelih, ia langsung berteriak, "Waa 'aqraah! Waa Naqataah! (O unta saya! O unta saya!)" Ia berlari ke arah Nabi Muhammad dan mengeluh, "Wahai Rasulullah, unta saya telah disembelih! Siapa yang berani melakukan ini?"
Nabi, yang mendengar keributan tersebut, segera datang dan menanyakan apa yang terjadi. Para sahabat menjelaskan, "Nuaiman yang melakukannya, Ya Rasulullah. Dia tidak bermaksud jahat, hanya bercanda."
Dengan senyuman lebar, Nabi mencari Nuaiman yang bersembunyi di rumah seorang wanita, Zuba’ah binti Zubair. Ketika Nabi menemukannya, Nuaiman berdiri dengan wajah penuh debu dan daun palem, "Aku tidak tahu apa-apa, Ya Rasulullah! Aku hanya mendengar saran mereka," ucapnya sambil tertawa.
Nabi mengusap debu dari wajah Nuaiman dan berkata, "Jangan khawatir, aku akan mengganti unta itu." Setelah itu, Nabi membayar si Badui dan mengundangnya untuk bergabung dalam jamuan yang diadakan di masjid. Semua orang tertawa, dan Nuaiman pun tersenyum lebar, merasakan momen bahagia bersama sahabat-sahabatnya.
Nuaiman Selalu Membuat Rasulullah Tertawa
Pixabay/geralt
Nuaiman memang dikenal sebagai sahabat yang paling bisa membuat Nabi Muhammad tertawa. Suatu hari, ketika mereka sedang berkumpul, Nuaiman melihat sekelompok orang sedang menikmati makanan yang lezat di pasar. Dia pun berinisiatif untuk memberikan hadiah kepada Nabi.
"Nabi, aku punya kejutan untukmu!" seru Nuaiman dengan semangat. Dia pergi ke penjual makanan dan memesan hidangan yang menggugah selera. "Berikan makanan ini kepada Nabi Muhammad, dan bilang itu hadiah dariku," ujarnya sambil tersenyum lebar.
Setelah makanan tiba, Nabi dan keluarganya pun menikmatinya. "Ini sangat lezat, Nuaiman. Terima kasih atas hadiah ini," kata Nabi dengan senyum lebar. Namun, beberapa saat kemudian, sang penjual datang untuk menagih harga.
"Ya Rasulullah, saya datang untuk mengambil bayaran untuk makanan ini," ujar penjual makanan dengan cemas.
Nuaiman langsung menjawab dengan santai, "Oh, itu untuk Nabi! Silakan bayar, O Rasulullah!" Semua orang di sekitar mulai tertawa. Nabi pun ikut tertawa terbahak-bahak.
"Nuaiman, apa kau bercanda?" tanya Nabi sambil tertawa. "Kau tidak memberi tahu bahwa itu hadiah?"
"Maafkan aku, Ya Rasulullah. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum," balas Nuaiman, masih dalam keadaan tertawa.
Insiden ini menjadi cerita lucu yang selalu diceritakan Nabi kepada para sahabatnya. Bahkan setahun setelah kejadian itu, Nabi masih menyebutkan lelucon Nuaiman kepada tamu-tamu yang datang. Dengan cara yang unik, Nuaiman tidak hanya menghadirkan humor, tetapi juga membawa kehangatan dalam setiap pertemuan.
Nuaiman Menyukai Anggur
Unsplash/Eeshan Garg
Walaupun Nuaiman dikenal sebagai sosok yang humoris, dia juga memiliki perjuangan pribadi yang berat dengan alkohol. Suatu ketika, Nuaiman ketahuan minum oleh para sahabat. Umar ibn Al-Khattab yang melihatnya sangat marah dan berkata, "Wahai Nuaiman, apa yang kau lakukan? Kita sudah tahu bahwa Islam melarang minuman keras!"
Nuaiman yang merasa malu hanya bisa menjawab, "Maafkan aku, Umar. Aku akan berhenti. Cinta kepada Allah dan Rasul-Nya lebih penting daripada ini." Namun, meski berjanji, Nuaiman kembali terjebak dalam kebiasaan lamanya.
Ketika Nabi mendengar tentang insiden ini, beliau memanggil Nuaiman. "Mengapa kau tidak mendengarkan nasihat sahabat-sahabatmu? Mereka semua ingin melihatmu baik-baik saja," tanya Nabi dengan lembut.
Nuaiman menjawab dengan tulus, "Ya Rasulullah, aku mencintaimu dan aku mencintai Allah. Namun, aku juga sangat lemah."
Nabi kemudian berkata, "Jangan khawatir, aku tidak akan membiarkanmu pergi begitu saja. Aku akan membantumu." Nabi meminta para sahabat untuk membantu Nuaiman mengatasi kebiasaannya. Dalam sebuah kesempatan, Nabi mengatakan, "Ingatlah, satu dosa besar tidak mengeluarkan seseorang dari komunitas ini. Kita semua bisa berbuat salah."
Nuaiman bertekad untuk memperbaiki diri dan mengakui kesalahannya. "Aku berjanji untuk tidak mengulangi kesalahan ini. Aku ingin menjadi sahabat yang baik bagi kalian semua," ujarnya dengan penuh harapan.
Dengan bimbingan dan kasih sayang Nabi serta dukungan sahabat-sahabatnya, Nuaiman berusaha keras untuk berubah. Meskipun tidak mudah, dia berhasil melalui masa-masa sulitnya. Dari sini, kita belajar bahwa dengan kasih sayang dan pengertian, kita semua bisa memperbaiki diri meskipun menghadapi kesulitan.
Kisah-kisah Nuaiman ini menjadi teladan bagi kita semua, menunjukkan bahwa meskipun seseorang memiliki kekurangan, hati yang tulus dan niat baik dapat mengubah segalanya. Semoga dari kisah dan fakta Nuaiman sahabat Nabi Muhammad SAW ini bisa menjadi suri tauladan untuk kita semua.