Pada 29 Mei 1453, sejarah mencatat salah satu peristiwa paling berpengaruh: jatuhnya Konstantinopel ke tangan Turki Utsmani di bawah pimpinan Sultan Mehmed II, dengan penaklukan ini, Kekaisaran Bizantium yang telah lama berkuasa berakhir.
Selama 55 hari, Konstantinopel yang dulu menjadi benteng pertahanan Kristen Eropa melawan serangan Muslim, akhirnya roboh setelah tembok-tebalnya dihancurkan dengan artileri berat yang belum pernah terlihat sebelumnya.
Lantas, apa yang membuat Konstantinopel begitu penting? Mengapa kota ini menjadi rebutan besar dalam sejarah?
Mari jelajahi ruang wkatu bersama Popmama.com akan membahas latar belakang, strategi penyerangan, dan dampak penaklukan Konstantinopel 1453 tersebut bagi Eropa dan dunia.
Latar Belakang Kekuasaan Bizantium
thearchaeologist.org
Sebelum 1453, Kekaisaran Bizantium sudah mengalami penurunan signifikan. Pada abad ke-12, populasi Konstantinopel mencapai 400.000 jiwa, tetapi menjelang abad ke-15 hanya tersisa sekitar 40.000–50.000 jiwa. Beberapa faktor melemahkan Bizantium, termasuk perselisihan internal dengan tetangga Balkan dan Eropa Katolik Roma. Sejak Skisma 1054 dan pendudukan Latin pada abad ke-13, hubungan dengan Eropa Barat memburuk, menjadikan Konstantinopel semakin terisolasi.
Persiapan Sultan Mehmed II
alaintruong.com
Mehmed II, yang menjadi sultan untuk kedua kalinya pada 1451, berambisi menuntaskan misi ayahnya untuk menaklukkan Konstantinopel. Ia membangun benteng Rumelihisari di sisi Bosporus untuk memotong jalur pasokan kota, dan mempersiapkan meriam besar karya Urban, seorang pandai besi Hungaria, yang mampu menghancurkan tembok kokoh Konstantinopel.
Editors' Pick
Pengepungan dan Strategi Utsmani
Youtube.com/Knowledgia
Pada April 1453, Mehmed mengepung kota dari darat dan laut dengan sekitar 80.000 prajurit dan 69 meriam besar. Armada lautnya, dipimpin Baltaoğlu Süleyman Bey, mengepung dari sisi Golden Horn. Upaya pertama untuk menembus rantai pelindung pelabuhan gagal, tetapi Mehmed mengakali dengan membangun jalur kayu berlumur minyak untuk memindahkan kapal melintasi daratan ke Golden Horn.
Pertahanan Gigih Konstantinopel
worldhistory.org
Tembok Konstantinopel dikenal sebagai pertahanan terbaik di Eropa, menjulang setinggi 12 meter dan tebal 5 meter. Namun, pasukan Konstantinopel hanya berjumlah sekitar 30.000–40.000 orang, termasuk sukarelawan Venesia dan Genoa. Giovanni Giustiniani Longo ditunjuk sebagai komandan pertahanan darat, tetapi kematiannya dalam pertempuran memicu kekacauan dan menurunkan moral pasukan.
Serangan Akhir dan Jatuhnya Kota
byzantinemporia.com
Pada 29 Mei, Mehmed melancarkan serangan besar dengan artileri, infanteri, dan pasukan laut. Setelah dua upaya gagal, serangan ketiga berhasil saat pasukan Janissari menembus gerbang St. Romanus. Kematian Kaisar Konstantinus XI dalam pertempuran menandai berakhirnya kekuasaan Bizantium tahun 1453.
Dampak Penaklukan bagi Dunia Kristen
allthatsinteresting.com
Penaklukan Konstantinopel menjadi simbol kejayaan Turki Utsmani dan ancaman bagi Eropa. Banyak cendekiawan Yunani melarikan diri ke Italia, membawa pengetahuan yang memicu Renaisans. Jatuhnya kota ini juga mengubah peta perdagangan dunia, karena jalur ke Laut Hitam kini dikontrol penuh oleh Utsmani.
Kebangkitan Ottoman Empire
thoughtco.com
Ottoman Empire tumbuh menjadi salah satu kekuatan terbesar, mencakup wilayah dari Balkan hingga Arab. Di bawah Mehmed II dan penerusnya, kerajaan ini menaklukkan berbagai wilayah penting, menjadikannya imperium yang berkuasa selama lebih dari 600 tahun. Sultan Mehmed sendiri mengklaim gelar “Kayser-i Rûm” atau “Kaisar Romawi”, mengukuhkan dirinya sebagai pewaris sah Kekaisaran Romawi.
Penaklukan Konstantinopel 1453 oleh Turki Utsmani bukan hanya peristiwa militer besar, melainkan momen penting yang mengubah arah sejarah dunia.