Rumah Adat Bali, Terdapat Pura Pribadi di Dalamnya

Tahu nggak sih kalau setiap rumah adat di Bali ada Puranya sendiri, lho!

9 September 2024

Rumah Adat Bali, Terdapat Pura Pribadi Dalamnya
flokq.com

Kalau berbicara mengenai warisan kebudayaan Indonesia, kira-kira apa yang dapat membuat banyak turis dari mancanegara terkesima? Bali. Yap, ada yang kurang rasanya kalau kita nggak membahas tentang Bali.

Bali merupakan salah satu daerah yang sangat mencintai budaya lokal dan seperti yang kita ketahui, dan semua itu tidak terlepas dengan pengaruh Hindu-Buddha dalam asimilasi lingkungan modern bali dengan budaya lokal.

Salah satu yang paling menarik dari kebudayaan Bali yang sakral ialah rumah adat Bali itu sendiri. Siapa yang pernah menyangka, hanya untuk membangun sebuah rumah, memerlukan aturan-aturan khusus sebagai petunjuk pembangunan arsitektur tiap rumahnya.

Sekali lagi, semua itu merupakan hasil produk dari percampuran antara agama Hindu dan Buddha, yang bercampur lagi dengan anismisme Austronesia asli masyarakat Nusantara beradab-adab tahun lalu. Menghasilkan harmoni berbentuk kebudayaan, contohnya, rumah yang mengadaptasi Hukum Hindu Bali.

Nah, sudah makin penasaran belum dengan rumah adat bali? Apa saja sih keunikannya? Tenang saja karena Popmama.com sudah rangkum semua info bermnafaat ini untuk Mama!

Editors' Pick

Sebuah Peraturan yang Wajib Dipatuhi: Asta Kosala Kosali

Sebuah Peraturan Wajib Dipatuhi Asta Kosala Kosali
semanticscholar.org

Rumah adat Bali yang dikenal oleh penduduk setempat sebagai Rumah Gapura Candi Bentar masih sering ditemukan di Bali tidak hanya sebagai tempat wisata tetapi juga sebagai bagian dari komunitas modern Bali.

Siapa  pun yang berkunjung ke Bali pasti akan terpesona oleh aura mistisnya dan keindahannya. Dalam arsitektur rumah adat Bali yang begitu sakral secara estetika, terdapat filosofi yang kaya yang disebut orang Bali sebagai Asta Kosala Kosali.

Arsitektur tradisional Bali terpengaruh oleh keberadaan lontar (manuskript daun lontar) bernama "Lontar Asta Kosala Kosali". Lontar ini berisi aturan membangun rumah (puri) hingga tempat ibadah (pura).

Selain itu, arsitektur Bali juga dipengaruhi oleh tradisi Hindu Bali dan unsur Jawa kuno. Bahan yang umum digunakan dalam rumah dan bangunan Bali adalah atap jerami, kayu kelapa, bambu, kayu jati, batu bata, dan batu.

Arsitektur Bali merupakan tradisi arsitektur berusia berabad-abad yang dipengaruhi oleh budaya Bali. Tradisi ini berkembang dari pengaruh Hindu melalui perantara Jawa kuno, serta unsur-unsur arsitektur Bali pra-Hindu.

Sejarah Singkat Arsitektur Rumah Adat Bali

Sejarah Singkat Arsitektur Rumah Adat Bali
Pixabay/innokurnia

Bangunan-bangunan di Bali sengaja didesain dengan prinsip-prinsip seperti 'Tempat suci'. Rumah-rumah dibangun menghadap matahari terbit atau ke arah gunung berapi terdekat.

Gaya arsitektur Hindu dan Buddha Klasik berkembang di Indonesia pada abad ke-8 sampai ke-16, terutama di Jawa, dan banyak candi yang dipengaruhi oleh agama. Selanjutnya, pada abad ke-18 dan 19, arsitektur Bali mengalami perkembangan pesat.

Arsitektur Bali mulai menggabungkan sentuhan modern dengan gaya tradisional mereka, meskipun masih mengikuti pedoman leluhur. Beberapa bangunan lama di Bali Utara, seperti Kedaton di Singaraja dan Gedung Serba Guna Buleleng.

Di abad ke-20, gaya arsitektur Belanda dan Jepang tetap ada. Contohnya adalah Gedung Kesenian Bali dan Pura Kerta Gosa di Klungkung

Rumah Adat Bali

Rumah Adat Bali
areaindonesia.om

Desain dan arsitektur rumah tradisional Bali bisa jadi salah satu alasan mengapa rumah-rumah ini sangat menarik bagi Anda. Selain itu, jenis rumah ini hanya bisa ditemukan di Bali dan agak sulit ditemukan di luar Bali.

Sebagian besar orang Bali umumnya menjaga budaya dari leluhur mereka, termasuk melestarikan rumah tradisional Bali. Karena rumah ini memiliki makna sakral di baliknya, ia juga mencerminkan ciri khas rumah adat Bali pada umumnya.

Berikut beberapa bagian dari rumah adat Bali:

  • Pelinggih: Ini adalah tempat suci atau altar kecil di dalam rumah adat Bali yang digunakan untuk beribadah kepada para dewa. Letak dan bentuk pelinggih ini sangat diperhatikan karena memiliki makna spiritual yang dalam.
  • Aling-aling: Bagian ini sering disebut sebagai pagar atau tembok yang mengelilingi pekarangan rumah. Aling-aling tidak hanya berfungsi sebagai pembatas fisik, tetapi juga memiliki makna simbolis sebagai pelindung dari pengaruh negatif dan pembatas antara dunia manusia dengan dunia spiritual.
  • Balean: Balean adalah bangunan terbuka yang berfungsi sebagai tempat berkumpul keluarga atau menerima tamu. Balean biasanya terletak di bagian depan rumah dan memiliki desain yang sederhana namun elegan.
  • Bale Sakapat: Bale Sakapat adalah jenis bale (bangunan terbuka) yang lebih kecil dan biasanya digunakan untuk tempat tidur atau istirahat. Bale Sakapat seringkali dilengkapi dengan kelambu untuk menambah kenyamanan.
  • Sanggah atau Pura Keluarga: Ini adalah pura kecil yang berada di dalam kompleks rumah adat Bali dan berfungsi sebagai tempat ibadah keluarga. Sanggah merupakan pusat spiritual bagi keluarga dan seringkali menjadi tempat untuk melaksanakan upacara keagamaan.

Secara singkat, setiap bagian dari rumah adat Bali memiliki fungsi dan makna yang mendalam, mencerminkan hubungan manusia dengan alam dan spiritualitas dalam budaya Bali.

Wow, begitu unik ya rumah adat ini? Gimana nih, Ma, apakah sudah menjawab rasa penasaran Mama akan rumah adat bali?

Baca juga:

The Latest