Waspada Antibiotik, Ancaman Resistensi Antimikroba pada Anak
Waspadai resistensi antimikroba pada anak. Ancaman kesehatan global ini perlu perhatian orangtua
12 Desember 2024
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Resistensi antimikroba atau antimicrobial resistance (AMR) kini menjadi ancaman kesehatan yang serius, terutama bagi anak-anak. Berdasarkan data WHO, sekitar 200 ribu bayi baru lahir meninggal dunia setiap tahun akibat infeksi bakteri yang kebal terhadap obat-obatan. Hal ini menunjukkan bahwa resistensi antimikroba bukan hanya masalah kesehatan global tetapi juga ancaman nyata bagi masa depan anak-anak kita.
Mengapa kondisi ini semakin mengkhawatirkan?
Salah satu penyebab utama adalah penggunaan antibiotik yang tidak tepat, seperti dosis yang salah atau pemberian untuk indikasi yang keliru. Selain itu, kurangnya penelitian yang khusus untuk anak membuat pengobatan yang ada tidak selalu efektif untuk kelompok usia ini. Resistensi terhadap antibiotik seperti carbapenem dan colistin semakin meningkat, bahkan menimbulkan ancaman infeksi yang sulit atau tidak mungkin disembuhkan.
Popmama.com telah merangkum informasi penting mengenai ancaman resistensi antimikroba pada anak serta apa yang bisa dilakukan untuk melindungi si Kecil. Yuk, simak selengkapnya!
Bahaya Resistensi Antimikroba (AMR) pada Anak dan Pencegahannya
Editors' Pick
1. Apa itu resistensi antimikroba dan mengapa berbahaya untuk anak?
Resistensi antimikroba terjadi ketika bakteri, virus, jamur, atau parasit tidak lagi merespons obat-obatan antimikroba seperti antibiotik, antivirals, atau antifungals. Hal ini membuat infeksi menjadi lebih sulit atau bahkan tidak bisa diobati, meningkatkan risiko penyebaran penyakit, komplikasi berat, dan kematian.
Data WHO menunjukkan bahwa infeksi akibat bakteri resistan menyebabkan lebih dari 700 ribu kematian setiap tahun, dengan 200 ribu di antaranya adalah bayi baru lahir. Penyebab utama resistensi ini adalah:
- Penggunaan antibiotik yang tidak tepat.
- Kurangnya penelitian khusus untuk anak-anak, sehingga dosis atau pengobatan yang diberikan sering tidak akurat.
- Adanya perubahan biokimia pada anak yang sedang berkembang, membuat mereka lebih sulit ditangani dengan standar pengobatan.