Mari Ajarkan Anak Tolerasi dengan Berwisata Ke Tempat Ibadah
Cara menyenangkan mengenalkan anak pada keberagaman agama dan budaya
2 Januari 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kebanyakan orangtua hanya mengajarkan urusan ketuhanan pada anak sesuai agama yang mereka anut. Hal ini membuatnya saat tumbuh dewasa ia tidak banyak mengetahui seluk beluk agama lain. Hidup di Indonesia, yang merupakan negara dengan keindahan ragam budaya dan kepercayaan, pengetahuan anak yang sempit soal agama bisa mendatangkan masalah di kemudian hari.
Memang ada plus minusnya ketika orangtua hanya berfokus mengajarkan pendidikan agama pada anak sesuai keyakinan mereka.
Nilai plusnya, si Anak tumbuh menjadi sosok religius yang paham betul norma-norma agama dan kaitannya dengan masyarakat.
Tapi poin minusnya, ia bisa jadi menganggap hal-hal di luar ajaran agamanya adalah sebuah kesalahan atau sesuatu yang tidak tepat dilakukan.
Agar Mama bisa menanamkan nilai-nilai toleransi dan tenggang rasa sejak dini, mengajak si Anak berwisata ke rumah ibadah bisa jadi pilihan lho. Tidak perlu membawanya menyelam terlalu jauh, Mama cukup kenalkan perbedaan rumah ibadah tiap agama dan upacara apa yang biasanya diselenggarakan di sana.
Di bawah ini adalah empat manfaat berwisata ke rumah ibadah bersama si Anak.
1. Lebih mengenal sosok Tuhan
Bagaimana Mama bisa menjelaskan pada si Anak bahwa Tuhan hanya ada satu tapi kepercayaan dan agama bisa beragam? Sulit bukan menjelaskan konsep ketuhanan yang terlalu rumit pada anak.
Jika Mama membawanya berkunjung langsung ke rumah-rumah ibadah tiap agama, ia bisa melihat langsung bagaimana semua orang berdoa dengan tangan yang mengarah ke atas. Kegiatan simbolik ini bisa Mama jadikan alat peraga nyata, bahwa Tuhan dari semua agama letaknya ada di atas. Mengawasi semua tingkah laku manusia yang ada di dunia.
Jadi ia tidak lagi mengenal Tuhan hanya sebagai Kedudukan Tertinggi dalam agama dan kepercayaannya. Tapi ia bisa lebih memahami bahwa setiap kepercayaan meyakini Tuhan yang sama, yang ada di atas sana.
Editors' Pick
2. Mendapat pengalaman baru
Bagi si Anak yang memeluk Islam sejak lahir, ia menganggap suara adzan, ibadah shalat dan masjid sebagai hal yang biasa. Hal-hal yang menjadi rutinitasnya dan sudah ia kenal. Begitu juga pada anak pemeluk agama nasrani. Gereja, pemberkatan, dan pendeta adalah hal biasa. Lalu bagaimana jika mereka berkesempatan langsung sejenak ‘bertukar tempat’?
Jangan dianggap negatif, ini merupakan kesempatan untuk mengajarinya cara menghargai sesama. Anak yang beragama Kristen dan Katholik menjadi paham bahwa tiap terdengar suara adzan, maka itu adalah panggilan bagi temannya yang muslim untuk segera menunaikan shalat.
Sama halnya pada anak yang beragama Islam. Ia tidak bisa mengajak teman Nasraninya bermain di Minggu pagi karena mereka harus beribadah dulu ke gereja. Indah bukan jika mereka memahaminya sejak kecil dan terus menerapkan sampai dewasa nanti?