Perlu Tahu Nih! 5 Penyebab Anak Suka Berbohong dan Cara Mengatasinya
Wah, bisa membedakan apakah anak mama berbohong atau bicara jujur?
9 September 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mama tentu marah dan kecewa jika mengetahui anak mama berbohong. Apalagi, kalau Mama merasa telah melakukan segalanya untuk anak dan mengajari mereka hal-hal baik. Berbohong, tentulah bukan hal yang patut dipelajari oleh anak.
Tetapi, jangan langsung marah, kecewa, atau bahkan merasa terpuruk. Secara manusiawi, anak belajar berbohong untuk melindungi dirinya. Jadi, Mama perlu menenangkan diri dan mencari tahu alasan anak berbohong.
Jadi, bagaimana seorang anak belajar berbohong? Apa yang menjadi penyebab kebohongannya?
Popmama.com merangkum 5 alasan umum yang menjadikan seorang anak berbohong di bawah ini.
Simak yuk Ma, biar lebih mudah mengatasi anak mama dari kebiasaan buruknya.
1. Anak berbohong karena takut dimarahi
Takut kena marah adalah alasan yang paling sering mendasari anak berbohong. Ia tahu hal-hal apa yang membuat Mama marah dan akan berusaha menutup-nutupinya. Misalnya, jika ia ketahuan lupa membuat PR dan sudah biasa ia akan dimarahi mama. Jadi, jika anak lupa membuat PR ia akan belajar berbohong untuk melindungi dirinya.
Kebiasaan buruk anak sedikit banyak bersumber dari orangtuanya juga. Jika marah adalah jenis komunikasi yang selalu dipakai untuk mengatasi kesalahan, apalagi jika dilakukan dengan sangat keterlaluan misalnya marah sambil menghina atau ditambahi kekerasan fisik, maka anak akan berusaha keras menghindarinya.
Cara menangani:
Saran Popmama.com, sebelum menegur anak, coba Mama sedikit introspeksi apakah sudah menerapkan pola asuh yang baik?
Jika Mama menjawab ya, diskusikan dengan baik kebohongan si Anak dan tegaskan Mama tidak menyukainya. Lalu tantang ia untuk memperbaiki sikapnya itu.
Sementara jika jawaban Mama tidak, maka Mama dan Papa lah yang harus memperbaiki diri. Perhatikan hal-hal di dalam pola asuh Mama yang memicu sikap buruk anak.
Bisakah diperbaiki?
Editors' Pick
2. Berbohong karena berusaha menutupi kelemahan
Di usia ABG, anak-anak biasanya ingin tampak unggul dibandingkan teman-temannya. Untuk menutupi kelemahannya, ia berbohong. Lalu, lama kelamaan, cerita bohong menjadi andalannya ketika merasa lemah.
Tekanan sosial dari pertemanan, misalnya karena tidak punya benda tertentu yang sedang trend atau tidak mencapai nilai akademik tertentu, memicu kebohongan. Biasanya, untuk menutupi satu kebohongan, anak akan terus berbohong kepada teman, guru, dan ke orangtuanya.
Cara mengatasi:
Jika mengetahui hal tersebut, hal yang harus Mama lakukan adalah menghentikan segera.
Bantu anak mama mengatasi kelemahannya. Dorong ia untuk mempelajari hal-hal yang masih belum dikuasainya dan dorong ia punya keahlian di bidang yang ia kuasai, yang akan membuat ia memiliki hal yang bisa dibanggakan.
3. Berbohong demi mencapai keinginan
Tahukah Mama ada satu pola asuh yang bisa menyebabkan si Anak suka berbohong?
Coba cek apakah Mama dan Papa sering memberi iming-iming imbalan agar ia melakukan sesuatu.
Pola asuh semacam ini membuat anak berfokus pada imbalan, sehingga ia menghalalkan segala cara termasuk berbohong. Bisa saja ia menyembunyikan hasil ulangan yang buruk agar Mama tidak batal membelikan mainan baru.
Cara mengatasi:
Jadi, apa yang harus Mama lakukan?
Segera perbaiki pola asuh Mama. Alihkan orientasi kepada proses bukan hasil. Tetap pantau perkembangan anak dalam usahanya meraih prestasi. Beri penghargaan jujur untuk pencapaiannya, bukan pujian yang diberikan agar anak senang semata.
4. Berbohong karena meniru orang lain
Penyebab lain yang harus Mama waspadai adalah pengaruh buruk dari lingkungan sekitar. Si Anak mungkin sekali terpengaruh teman-temannya, keluarga dekatnya, tetangga, atau tayangan TV.
Kadang si Anak berbohong karena ia “belajar” dari lingkungan sekitar.
Ia melihat teman suka berbohong, Mama sering melanggar janji, atau tayangan TV memberikan gambaran kehidupan yang penuh ilusi sehingga Si Anak merasa berbohong adalah hal wajar.
Cara mengatasi:
Mulailah dari diri Mama sendiri. Tunjukkan bahwa Mama bisa bertindak jujur dan menghargai semua nilai-nilai kejujuran.
5. Kebohongan muncul karena imajinasi terlalu liar
Namanya anak-anak, ia masih suka berkhayal. Ia kadang kebingungan membedakan kenyataan dengan khayalannya. Kemudian kebingungan itu menyebabkan anak tidak sengaja berbohong.
Tapi, bagaimana caranya ia tidak hidup di dunia imajinasi dan berbohong di kenyataan?
Cara mengatasinya:
Perhatikan apakah hidup di dalam khayalan adalah bentuk gangguan psikologis. Jika itu yang terjadi, tugas Mama adalah mencari bantuan ke psikolog atau psikiater.
Tenang, semua masalah pasti ada jalan keluarnya.