5 Cara Mendampingi Anak Kelas Online Tanpa Gemas Ingin Ambil Alih
Agar mendampingi anak tidak penuh emosi dan berakhir sakit kepala
31 Agustus 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Banyak orangtua yang curhat bahwa sesi pendampingan belajar online sering membuat gemas dan berujung emosi. Popmama.com punya tips agar proses belajar online bebas stres bagi Mama dan si Kecil.
Tidak semua orang bisa menjadi guru. Namun, setiap orangtua merupakan orang yang paling mengerti buah hatinya.
Saat terlalu sering emosi ketika mendampingi belajar, lihat lagi bagian mana yang salah. Apa yang harus diperbaiki agar sesi belajar tidak suram dan membosankan bagi si Kecil dan pendampingnya.
Inilah tips mendampingi anak sekolah online yang minim stres.
1. Pastikan semuanya sudah siap
"Saat menjalankan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), itu maka semua harus siap. Baik orangtua, anak-anak, dan guru, semuanya harus siap," ungkap dr Vivid F Argarini, seorang praktisi pendidikan dan komunikasi dalam acara konferensi virtual HiLo School Learn & Play 2020.
Setelah semua sudah dipersiapkan dengan matang, maka proses pembelajaran lebih mudah dan lancar.
Maksud siap di sini bukan hanya fasilitas, namun juga mental. Seperti contoh, Mama tahu apa yang akan dihadapi selama proses belajar, termasuk durasi belajar yang mungkin lebih panjang dari seharusnya.
Sehingga saat mengalami hal itu, Mama sudah punya prediksi dan tidak mudah stres dalam menghadapinya.
Editors' Pick
2. Mengetahui gaya belajar si Kecil
Selanjutnya adalah mengetahui seperti apa gaya belajar si Kecil. Di sekolah pun, setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda. Ada yang bisa menyimak dengan menyandarkan kepala di meja, ada juga yang kerap bergerak sambil menyimak guru menerangkan.
"Penting sekali untuk mengetahui gaya belajar anak Apakah itu sambil tiduran, sambil ngemil, atau sambil memainkan sesuatu. Setiap anak gaya belajarnya berbeda," lanjut Vivid.
Mama tidak bisa memaksakan kehendak dengan menyuruh anak duduk diam saat belajar. Dengan mengetahui gaya belajarnya dan memberikan kebebasan padanya, maka proses belajar akan lebih lancar dan mudah.
Namun jika sedang Zoom Meeting atau Google Meet, tak masalah memintanya duduk di depan gadget. Ini dilakukan untuk membentuk sopan santunnya dengan teman dan gurunya.
Sedangkan saat mengerjakan tugas, biarkan ia menggunakan cara yang menurutnya paling nyaman.
3. Pahami emosi anak
Yang harus diperhatikan adalah, bagaimana menempatkan diri sebagai anak. Saat mendampingi anak belajar, jangan menganggap mereka seperti Mama.
Cobalah pahami emosi anak. Apa yang sedang berkecamuk di dirinya saat menemui kesulitan.
"Ketahui beban belajar anak dalam sehari itu seberapa banyak, mata pelajarannya sehari ada berapa, jadi paham bebannya," lanjut Vivid.
Dengan begitu, Mama bisa lebih memahami emosi anak. Saat menjalani kelas terakhir di hari itu, Mama bisa memaklumi jika ia sudah lelah dan bosan.
Jika begini, maka si Kecil akan merasa dimengerti. Hal ini sangat penting bagi perkembangan mental anak. Sedangkan Mama bisa memberikan solusi untuk mengurangi beban si Kecil
4. Menciptakan gaya komunikasi yang baik
Komunikasi yang baik adalah yang berjalan dengan dua arah. Mama bisa duduk berlutut untuk mengajak si Kecil bicara. Tanyakan dengan bahasa yang baik dan membangun.
Saat ada kesulitan, Mama bisa menawarkan bantuan. Sedangkan jika ia merasa suasana hatinya kurang baik karena lelah belajar atau rindu teman-temannya, apresiasi dan terima perasaannya.
Dengan komunikasi yang baik, anak akan lebih nyaman didampingi belajar. Ia juga bisa merasa lebih senang dalam menjalani proses pembelajaran.
5. Mengetahui bagaimana cara membantu anak
Banyak orangtua yang tidak sabar menunggu anaknya menyelesaikan tugas. Akhirnya mereka mengintervensi. Ada orangtua yang sadar akan hal ini, ada yang tidak.
Sedangkan intervensi bisa mematikan kreativitas dan daya juang anak. Jika ingin membantu, Mama bisa menawarkannya terlebih dahulu.
"Seperti contoh, kamu kesusahan sama tugasnya? Kalau butuh bantuan kamu boleh kasih tahu Mama, ya. Kalau ia belum minta bantuan, beri kesempatan buat dia bisa menyelesaikan sendiri," tutur Vivid.
Ini penting sekali untuk menerapkan batasan dalam intervensi anak. Jangan karena Mama gemas melihat si Kecil lama dalam mengerjakan tugas, lalu diambil alih.
Jika begitu, si Kecil takkan bisa berkembang dalam bagian penyelesaian masalah. Anak punya cara sendiri dalam menyelesaikan kesulitan yang dialami.
Mungkin Mama melihatnya ia sedang bengong, namun kepalanya sedang memutar otak untuk menyelesaikan masalah. Jika terus dibantu dan diintervensi, maka ia tak bisa mandiri. Ia akan kerap menunggu bantuan dari Mama.
Itulah 5 cara mendampingi anak belajar tanpa bikin stres dan berakhir emosi. Siap mencobanya, Ma?
Baca juga:
- 7 Penyebab Gangguan Belajar pada Anak yang Perlu Diwaspadai
- Tanpa Emosi, 5 Hal Ini Bisa Bikin Belajar di Rumah Lebih Efektif
- 5 Tips Menjaga Kesehatan Mata Anak Selama Belajar Jarak Jauh