Jika Anak Suka Nge-Vlog, Ini 10 Hal yang Harus Mama Perhatikan
Jika tidak, bisa berbahaya untuk si Anak
8 Juli 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Saat ini, membuat video sudah menjadi bagian gaya hidup anak-anak. Jika tidak melakukannya, seperti terasa ketinggalan zaman.
Biasanya mereka akan merekamnya dan mengunggahnya di Youtube. Kemudian mereka akan meminta teman-temannya untuk menonton dan komentar mengenai konten dari video tersebut.
Sebenarnya, sah-sah saja melakukan hal itu. Asal orangtua tetap menjadi supervisor anak. Semua demi keamanan si Anak.
Disusun Popmama.com, berikut 10 hal yang harus diperhatikan Mama saat si Anak mengunggah video di internet.
1. Hindari ekspos wajah anak
Mungkin akan sulit, namun alangkah pentingnya untuk melindungi wajah si Anak saat mengunggah video. Tak masalah jika ingin mengunggah aneka kegiatan seru di internet. Namun jangan perlihatkan wajah mereka.
Anak-anak bisa membuat konten video membuat slime, unboxing mainan, dan lainnya. Hanya saja tunjukkan tangan, langsung mainannya, atau objek lainnya. Asal tidak langsung ke wajah.
2. Ajarkan mengenai kepercayaan diri
Penting diingatkan pada anak-anak bahwa mengunggah video di internet seperti Instagram atau Youtube hanya untuk bersenang-senang. Sehingga, jangan mencari likes atau komentar yang banyak dari konten tersebut.
Karena banyak anak yang merasa percaya diri jika kontennya disukai teman-temannya. Sedangkan hal tersebut tidak sehat untuk perkembangan mental si Anak.
Tanamkan pada mereka bahwa membuat konten video hanya untuk kepuasaan diri mereka sendiri, bukan untuk mendapat perhatian di internet.
3. Kunci akun
Jika si Anak minta dibuatkan akun, pastikan untuk mengunci akun tersebut. Serta saring dengan baik siapa saja yang akan mengikuti akunnya.
Pastikan hanya memperbolehkan orang-orang terdekat yang benar-benar ia kenal saja yang boleh mengikuti akunnya. Karena predator anak bisa saja mengintai keselamatan si Anak jika akunnya dibiarkan bisa dilihat oleh semua orang.
4. Matikan kolom komen
Jika Mama ingin membuka akun si Anak, dengan mempertimbangkan isi kontennya cukup aman dan tidak mengumbar hal pribadi, maka ada lagi yang harus dilakukan. Yaitu mematikan kolom komen.
Karena ada banyak sekali orang jahat yang hanya ingin menyebarkan hal negatif. Salah satunya dengan berkomentar dengan kalimat negatif yang bisa merusak suasana hati dan perasaan si Anak.
Jika temannya ingin komentar, tentu mereka bisa mengirimkan pesan ke ponsel Mama atau ponsel si Anak.
Editors' Pick
5. Biarkan mereka kreatif
Pada dasarnya, video ini adalah milik anak-anak. Sehingga Mama bisa membiarkan mereka berkreasi dalam banyak hal. Mulai dari konsep konten, angle kamera, filter video, dan lainnya.
Jika mereka benar-benar suka dan tertarik, bisa saja ini akan jadi hal yang ditekuninya di kemudian hari. Namun yang harus diperhatikan, semua itu harus melewati persetujuan dari Mama dan Papa. Demi keamanan mereka.
6. Jangan pernah memasukkan hal pribadi
Saat membuat akun, mereka akan membutuhkan persetujuan dari Mama atau Papa (karena mereka masih berumur di bawah 13 tahun). Serta, semua yang mereka posting akan jadi tanggung jawab orangtuanya.
Jangan memasukkan hal detil di dalam akun tersebut, seperti alamat, nama anak, dan alamat email pribadi. Hal ini juga berlaku saat si Kecil membuat konten video. Hindari memberikan hal pribadi karena bisa berbahaya.
7. Beri sedikit kenyataan pada mereka
Harus diakui, banyak anak yang terpesona dengan idola bintang Youtube dan memulai jadi vlogger juga. Beberapa di antaranya seperti Ryan dari Ryans ToysReview atau Evan dari EvanTube HD,
Pastikan pada mereka, takkan mudah menjadi bintang Youtube. Sehingga, jangan jadikan itu patokan. Lebih baik buatlah konten yang menarik bagi diri mereka sendiri sehingga bisa mengembangkan sisi kreatif mereka.
Jika kontennya disukai dan mendapat banyak perhatian, anggap saja itu bonus. Jangan pernah merubah gaya hanya demi mendapat perhatian dari warganet.
8. Buat konten yang bermutu
Jangan buang-buang waktu dengan membuat konten yang tak ada gunanya. Lebih baik luangkan waktu sejenak untuk menyusun ide dan rancangan konten penuh edukasi.
Daripada mengikuti challenge atau tantangan yang seringnya berbahaya, lebih baik membuat sesuatu yang lebih berguna. Seperti teknik membuat mainan dari kardus, atau aneka cara menguncir rambut sendiri.
Meski sederhana, setidaknya para penonton bisa memetik hal positif dari konten anak mama.
9. Buat hal bersama si Kecil
Anak-anak yang sudah mengenal vlog dan ingin terlibat di dalamnya biasanya sudah beranjak besar. Sehingga mereka tidak ingin terlihat bersama orangtuanya.
Sedangkan untuk menjaga si Anak, Mama bisa melibatkan diri di belakang panggung. Mama bisa mengajak mereka untuk bersama mengatur lampu, tripod dan lainnya agar videonya terlihat bagus.
Untuk beberapa tema, ajak juga si Anak untuk membuat backdrop yang menarik dan mudah. Dengan begitu, mereka akan mencari Mama untuk menunjukkan hasil video yang telah disetting bersama.
10. Monitor akunnya secara rutin
Menurut peraturan di Youtube, anak-anak di bawah 13 tahun tidak diperbolehkan mengakses video sendiri. Jadi, selama mereka masih di bawah batas umur tersebut, Mama wajib mendampinginya melihat dan mengunggah video.
Dengan begitu, semua yang dilakukannya bisa terekam dengan jelas.
Membuat vlog oke-oke saja, namun tetap perhatikan keamanan dan kegunaan dari video itu sendiri. Agar si Anak tidak membuang masa kecilnya berkutat dengan kegiatan yang tidak terlalu berguna.