20 Orang Positif Covid-19 Akibat Klaster Sekolah di Tasikmalaya
Klaster sekolah bermula karena memaksa masuk saat batuk pilek, dampaknya jadi meluas
16 Maret 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Klaster baru kembali muncul di lingkungan pendidikan Kota Tasikmalaya yang menyebabkan 20 orang positif dari satu sekolah di wilayah Kecamatan Tamansari, Kota Tasikmalaya.
Dari 20 orang yang dinyatakan terpapar Covid-19 tersebut keadaannya sudah membaik dan sudah berstatus orang tanpa gejala (OTG).
Sebanyak 14 orang masih dirawat di ruang isolasi RSUD Dewi Sartika, Kawalu, Kota Tasikmalaya dan sisanya menjalani isolasi mandiri di rumahnya masing-masing karena masih dalam proses penyembuhan.
Berikut ini Popmama.com telah merangkum berita selengkapnya.
Editors' Pick
1. Total 20 orang positif Covid-19
Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, menyatakan semua pasien terpapar Covid-19 dari klaster sekolah sudah membaik dan sekarang sudah berstatus orang tanpa gejala (OTG).
"Semua pasien yang sedang menjalani isolasi di RSUD Dewi Sartika 14 orang semuanya membaik tak seperti beberapa hari sebelumnya yang bergejala demam, batuk dan pilek. Semua pasien sekarang statusnya OTG dan sisanya isolasi mandiri di rumahnya masing-masing dengan total 20 orang positif," jelas Kepala Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Uus Supangat kepada media pada hari Senin (15/3/2021).
Dijelaskan juga bahwa munculnya klaster ini bukan berasal dari proses belajar mengajar tatap muka karena selama ini belum dimulai karena masih cemas dengan kondisi pandemi.
2. Bermula dari sebuah acara di sekolah
Saat dikonfirmasi, keterangan dari pihak sekolah sesuai, ada sebuah acara dengan peserta terbatas mulai dari kepala sekolah, guru sampai pelajar sebagai perwakilan.
Saat itu, salah satu guru pada acara tersebut mengalami keluhan sakit dan saat diperiksa positif Covid-19 dari hasil PCR swab.
Uus Menjelaskan, "Kami sampaikan sekolah belum mulai, tapi sekolah ini ada asrama yang menginap di sana. Awal mulanya ada kegiatan sekolah oleh staf, guru dan siswa. Kebetulan salah satu ada yang mengeluh sakit. Hasil PCR-nya positif".
Pihaknya pun memastikan proses tracing di klaster sekolah itu sudah selesai dan tak ada penambahan lagi pasien positif.
Hasil tracing susulan tidak ditemukan lagi warga terpapar dari klaster sekolah tersebut.
"Sekarang semua pasien sedang mendapatkan perawatan intensif," jelasnya.
3. Tracing masih terus dilakukan
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, Asep Hendra mengatakan, klaster ini bermula saat ada seorang guru yang tetap memaksakan ke sekolah meski mengalami gejala batuk, pilek disertai demam.
Kewajiban guru tersebut ke sekolah dilaksanakan tiap hari kerja saat para siswanya tak melaksanakan belajar tatap muka.
Klaster sekolah itu terpapar dimulai dari para gurunya, pegawai Tata Usaha (TU), 2 pelajar sampai kepala sekolah tersebut terkonfirmasi positif Covid-19.
"Kalau siswanya yang 2 orang terpapar karena selama ini tinggal di asrama sekolah tersebut. Orang yang terpapar terus menyebar ke guru lainnya, pegawai TU sampai ke kepala sekolah di sana. Satu sekolah itu terpapar 20 orang hasil tes swab," tutur Asep.
Pihaknya terus melakukan tracing kepada kontak erat 20 orang klaster sekolah yang diketahui positif. Sedikitnya ada 50 orang lainnya yang telah di tes swab kontak erat dan sampai sekarang sedang menunggu hasilnya.
Penting untuk menahan diri selama masa pandemi. Jika ada kebutuhan atau tugas yang memaksa untuk keluar rumah, maka tetap lakukan protokol kesehatan. Jaga kesehatan diri dan orang-orang sekitar sebagai bukti cinta pada keluarga di rumah.
Baca juga:
- Sindrom Inflamasi Multisistem (MIS-C) pada Anak Usai Covid-19
- Penting, Ini Dos & Don'ts Bicara Seputar Covid-19 pada Anak
- Kisah Pilu Anak Positif Covid-19 Minta Maaf pada Keluarga