Sempat Dibuka, Korsel Kembali Tutup 250 Sekolah karena Covid-19
Padahal sudah dilakukan pencegahan, tapi tetap ditemukan kasus baru
29 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setelah beberapa hari sempat dizinkan kembali belajar di ruang kelas sekolah, sekitar 250 sekolah di Korea Selatan kembali ditutup.
Proses belajar mengajar siswa kembali dilakukan secara daring.
Kebijakan penutupan kembali sekolah dilakukan setelah minggu lalu, Kamis (21/5/2020), Korea Selatan melaporkan 79 dugaan kasus baru Covid-19 dalam 24 jam.
Jumlah ini menjadi angka tertinggi dalam dua bulan terakhir.
Para pejabat khawatir karena kasus-kasus tersebut kembali bermunculan di daerah-daerah padat penduduk maka keputusan untuk menutup kembali sekolah dianggap sebagai aksi yang tepat.
Keputusan ini demi keselamatan anak-anak dan efektif menjadi cara mencegah anak terpapar dari Covid-19. Simak berita selengkapnya yang telah Popmama.com rangkum berikut ini.
1. Penyebab kasus baru kembali terjadi
Sebagian besar kasus baru yang ditemukan ini dikaitkan dengan pusat distribusi di luar Seoul.
Gudang distribusi itu berada di kota Bucheon, yang dioperasikan oleh perusahaan e-commerce terbesar di negara itu, Coupang.
Para pejabat mengatakan fasilitas itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi. Para pejabat kesehatan bahkan menemukan jejak Covid-19 pada sepatu dan pakaian pekerja, demikian seperti dilansir dari BBC.com yang rilis pada Jumat (29/5/2020).
Editors' Pick
2. Penutupan kembali sekolah menjadi langkah cepat diambil Pemerintah Korea Selatan
Pemerintah Korea Selatan kembali menyerukan kampanye jarak sosial yang lebih ketat selama dua minggu ke depan.
Taman umum dan museum akan ditutup baik di Seoul maupun di kota-kota sekitarnya.
Kegiatan bisnis dan perkantoran juga didesak untuk mendorong kerja yang lebih fleksibel, dan penduduk sekali lagi diminta menghindari pertemuan atau kerumunan.
Tercatat sekitar 58 kasus baru dicatat pada hari Jumat, sehingga jumlah total kasus secara nasional menjadi 11.402.
Maka itu penutupan kembali sekitar 250 sekolah dianggap perlu cepat dilakukan, hanya berselang beberapa hari setelah mereka membuka sekolah untuk jutaan anak.