5 Cara Melatih dan Meningkatkan Inisiatif Anak
Inisiatif anak-anak perlu dilakukan sejak latih sejak dini
19 September 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Ma, mendidik anak-anak memiliki inisiatif itu sangat perlu dilakukan. Apalagi ini bisa dilatih dan ditingkatkan melalui kegiatan sehari-hari di rumah.
Perlu disadari kalau kecerdasan yang terjadi pada si Anak bukan hanya dari faktor genetik, melainkan juga berasal dari faktor lingkungan. Dimulai dari nutrisi, pola asuh di rumah, latihan dalam bersikap hingga sebuah stimulasi.
Begitu pun saat Mama menginginkan si Anak memiliki sebuah inisiatif tinggi, sebuah bagian dari kecerdasan secara sosial dan emosional ini perlu dilatih sejak ini.
Berikut beberapa cara yang sudah dirangkum Popmama.com agar bisa melatih dan meningkatkan inisiatif anak.
Mulai latih dari sekarang ya, Ma!
1. Perkenalkan sikap inisiatif melalui contoh perilaku
Seperti yang sudah Mama ketahui kalau perilaku anak-anak biasanya akan meniru kedua orangtuanya di rumah. Lingkungan keluarga menjadi faktor seorang anak berperilaku saat sosialisasi bersama teman atau orang lain.
Untuk menumbuhkan rasa inisiatif si Anak, Mama bisa memulainya dengan memberi contoh dalam kesehariannya. Anak-anak biasanya akan lebih banyak meniru apa yang sudah dilihatnya daripada sesuatu yang dirinya dengar.
Beberapa hal kegiatan sehari-hari yang bisa dicontoh ke si Anak seperti menunjukkan inisiatif untuk peduli terhadap lingkungan sekitarnya. Melalui kepedulian yang diberikan terhadap orang lain, pelan-pelan dirinya bisa mengambil tindakan untuk menolong jika ada seseorang yang kesusahan.
Baca juga: Ajarkan Etika Sejak Dini dengan 7 Langkah Mudah Ini!
Editors' Pick
2. Memberikan kesempatan pada anak
Saat si Anak sedang menghadapi sebuah masalah, Mama bisa memberikan kesempatan untuk dirinya agar dapat menyelesaikan sendiri. Jika dirinya bercerita mengenai masalah yang sedang dihadapi, ada baiknya untuk tidak terburu-buru memberikan solusi.
Dengarkan terlebih dahulu masalah yang sedang dihadapi si Anak, setelah itu tanyakan mengenai langkah yang akan dilakukan selanjutnya dan biarkan dirinya menyelesaikan masalah sendiri.
Dengan memberikan si Anak sebuah kesempatan, dirinya seolah diberikan kepercayaan dan bertanggung jawab dalam menyelesaikan masalah tanpa perlu bantuan dari orangtua ataupun guru di sekolah.
Cara si Anak dalam menyelesaikan masalahnya sendiri mungkin belum selalu sempurna atau solusinya bisa saja meleset. Namun, biarkanlah karena dirinya masih belajar menghadapi masalah sendiri.
Selain itu, tanamkan juga kepadanya untuk belajar menghadapi masalah yang ada bukan justru terbiasa lari dari kenyataan. Si Anak perlu belajar untuk mengalami sendiri hasil dari solusi atau penyelesaian masalah yang sudah dipilihnya.