Penyakit asma tidak hanya diderita oleh orang dewasa saja, namun anak-anak pun bisa terkena. Usianya yang masih kecil tentu akan begitu memprihatinkan karena pernapasannya bisa sewaktu-waktu sesak dan kesulitan dalam bernapas.
Riwayat anggota keluarga yang pernah mengidap penyanyi asma, bisa menjadi salah satu faktor yang membuat anak memiliki penyakit serupa. Selain itu asma, bisa terjadi karena paparan polusi udara yang kurang baik, alergi debu atau bulu-bulu hewan peliharaan yang masuk ke hidung ketika bernapas.
Dalam penanganannya penting sekali untuk rutin berkonsultasi ke dokter sekedar mengetahui perkembangan asma pada anak. Dengan berkonsultasi sebagai orangtua, Mama bisa lebih tenang dan mengetahui penanganan yang tepat jika sewaktu-waktu asma si Anak kambuh.
Kali ini Popmama.com juga sudah merangkum beberapa cara yang harus orangtua perhatikan dalam menangani penyakit asma pada anak-anak.
Simak beberapa cara ini ya, Ma!
1. Alat bantu menggunakan inhalerÂ
Pixabay/coltsfan
Perlu disadari kalau inhaler sangat penting dimiliki oleh penderita asma karena akan memudahkan pernapasan si Anak. Inhaler merupakan obat asma yang berukuran kecil, sehingga bisa sangat mudah dibawa kemana-mana termasuk saat dimasukan ke dalam tas.
Inhaler sebagai obat asma ada yang berupa spray atau bubuk, tentunya masing-masing memiliki dosis tertentu. Banyak orangtua yang lebih suka menggunakan inhaler saat asma anaknya mulai muncul karena penggunaan dosisnya cukup tepat.
Ukuran bentuk inhaler yang berbeda terkadang membuat cara pemakaianya tidak bisa disamakan karena dosisnya tentu berbeda. Namun, pada prinsipnya inhaler bisa digunakan sebanyak 100-200 mcg setiap kali disemprot untuk meredakan asma tergantung usianya. Penggunaan ini bisa diulang setiap 4-6 jam dengan maksimal penggunaan sebanyak 10 kali.
Pastikan jika tata cara penggunaan ini sudah diberitahukan oleh dokter setelah berkonsultasi mengenai perkembangan asma si Anak ya, Ma.
Editors' Pick
2. Memberikan antibiotik
Pixabay/qimono
Penyakit asma yang diderita seseorang terkadang memang muncul secara tiba-tiba. Ini dikarenakan terjadinya infeksi pernapasan atas. Penggunaan antibiotik pada asma ini digunakan jika gangguan penapasan si Anak disertai dengan infeksi seperti ISPA atau pneumonia akibat bakteri.
Asma yang kambuh disertai dengan infeksi ini biasanya ditandai dengan sesak napas, demam, mengeluarkan dahak berwarna kuning atau hijau kental. Kondisi si Anak biasanya akan menjadi sulit makan dan selalu tampak gelisah karena merasa tidak bisa bernapas.
Penggunaan antibiotik bisa dipakai jika sesuai dengan anjuran atau pemeriksaan dokter agar kondisi si Anak semakin membaik.
3. Berusaha mengurangi pemicu asma anak
Unsplash/rawpixel
Merasa cemas saat si Anak terus-menerus sakit karena asmanya kambuh tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Terlalu cemas atau stres terhadap penyakit asma hanya akan menghabiskan energi saja. Ada baiknya untuk mulai menimalisir atau mengurangi segala pemicu asma agar tidak terlalu sering kambuh.
Ini yang harus Mama lakukan, di antaranya:
Berusaha membersihkan seluruh rumah termasuk kamar si Anak dari berbagai debu dan kotoran.
Jika memelihara hewan peliharaan di rumah, ada baiknya untuk selalu menjaga kebersihan hewan dan kandang.
Selalu mengajarkan anak-anak penderita asma untuk cuci tangan untuk menjaga kesehatan dan menghindari pilek.
Membiasakan hidup sehat agar imunitas tubuhnya tetap terjaga.
Semoga setelah ini penyakit asma si Anak tidak sering-sering kambuh ya, Ma.
4. Lebih peka terhadap tanda-tanda asma anak
Freepik/Rawpixel.com
Orang-orang di sekitar si Anak, termasuk keluarga seharusnya bisa lebih peka terhadap tanda-tanda yang terjadi ketika asma datang. Kepekaan ini harus diasah agar tidak membiarkan si Anak kambuh asmanya tanpa ada satu pun orang yang tahu. Jika dibiarkan begitu saja, ini bisa berpengaruh terhadap keselamatan diri si Anak sendiri.
Berikut beberapa tanda yang harus diperhatikan saat penyakit asma si Anak mulai kambuh seperti:
Si Anak akan mulai merasa kalau dadanya kurang nyaman karena sesak ketika bernapas.
Tarikan napas akan lebih pendek dan lebih cepat daripada kondisi normal.
Batuk-batuk yang tidak kunjung berhenti.
Otot leher dan dada menjadi kencang. Kulit si Anak juga akan membiru dan semakin lemas karena kesulitan bernapas.
Mudah merasa lelah, sering batuk, tidak bertenaga saat beraktivitas.
Namun, terkadang si Anak berusaha tegar dan menutupi tanda-tanda saat penyakit asmanya sedang kambuh. Untuk itu harus berusaha sekali lebih peka terhadap kondisi si Anak.
5. Perhatikan asupan yang dikonsumsi anak
Unsplash/Benjamin Wong
Makanan yang dikonsumsi anak-anak penderira asma cukup berpengaruh terhadap penyakitnya. Si Anak yang salah makan biasakan akan menimbulkan reaksi alergi dan justru bisa memperparah kondisi asma.
Sebagai orangtua, Mama harus lebih peka dan bisa membantu si Anak dalam mengontrol setiap makanan yang dikonsumsinya. Ini sebagai salah satu cara menangani penyakit asma yaitu menjaga pola makan.
Sebenarnya ada beberapa jenis buah yang bisa dikonsumsi oleh anak penderita asma. Buah ini juga memiliki kandungan vitamin yang mendukung sistem pernapasan si Anak menjadi lebih baik.
Berikut beberapa jenis buah yang bisa dikonsumsi seperti:
Apel. Memakan buat apel setiap hari mampu menurunkan tingkat risiko asma yang sewaktu-waktu bisa kambuh. Ini dikarenakan buah apel mengandung flavonoid yang secara alami berguna dalam mendukung sistem pernapasan di dalam tubuh. Selain itu, khellin pada buah apel bisa bekerja untuk melonggarkan saluran pernapasan.
Wortel. Makanan yang satu ini memang terkadang dihindari oleh anak-anak, namun kandungan beta karoten dan antioksidan mampu mengurangi pernapasan berat ada anak penderita asma. Vitamin di dalam wortel juga membantu dalam mempertahankan kekebalan tubuh, sehingga bisa menjadi anak-anak yang lebih sehat.
Alpukat. Kandungan glutathin di dalam buah alpukat mampu bekerja sebagai bahan antioksidan. Inilah yang melonggarkan saluran pernapasan si Anak, sehingga kesehatan tubuhnya lebih sehat. Tak hanya itu, vitamin dari buah alpukat bisa membantu dalam melawan radikal bebas di tubuh.
Semoga beberapa tips dari Popmama.com di atas bisa berguna untuk kesehatan si Anak. Yuk Ma, jangan lelah untuk mulai kembali memperhatikan kesehatan keluarga termasuk anak-anak di rumah!