5 Cara Meningkatkan Rasa Kepercayaan Diri Anak Disleksia
Anak penyandang disleksia perlu ditumbuhkan kepercayaan dirinya nih, Ma
19 Desember 2019
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Disleksia adalah gangguan dalam perkembangan baca dan tulis. Anak-anak penyandang disleksia biasanya akan memiliki kesulitan dalam berhitung, membaca hingga bertutur kata. Kesulitannya ini akan membuatnya menjadi lebih minder karena merasa ada yang berbeda di dalam dirinya.
Untuk Mama yang memiliki anak penyandang disleksia berarti punya peran ganda nih karena tidak hanya mendidik saja, namun perlu meningkatkan kepercayaan diri si Anak. Gangguan belajar yang dialami penyandang disleksia memang bisa membuat dirinya terpuruk.
Tidak usah khawatir ya Ma, kali ini Popmama.com sudah merangkum beberapa cara dalam meningkatkan rasa kepercayaan diri anak disleksia.
Yuk Ma, bantu si Anak memperoleh kepercayaan dirinya kembali!
1. Berhenti menyalahkan kondisi anak
Terkadang sebagai orangtua, Mama ingin memiliki anak yang sempurna dan melihat dirinya sukses. Di beberapa kasus masih ada orangtua yang masih belum menerima si Anak yang terdiagnosa disleksia.
Ketidakterimaan atau bahkan menyalahkan kondisinya justru akan membuat dirinya semakin tertekan. Jika ini terus menerus dibiarkan akan membuatnya lebih frustasi lho, Ma.
Hal pertama yang harus Mama lakukan yaitu bisa menerima kenyataan dulu ya. Kalau tidak bisa menerima kondisi si Anak, dirinya pun tidak akan pernah merasa percaya diri. Setelah bisa menerima kekurangannya, kemudian baru Mama mulai mencari penanganan tepat lainnya.
Editors' Pick
2. Berdiskusi dengan guru di sekolah
Disleksia biasanya akan menjadi penyebab prestasi si Anak menurun. Faktor ini disebabkan karena ia akan mengalami kesulitan untuk membaca dan memahami pelajaran yang diberikan gurunya. Hal seperti ini tidak bisa terus menerus dibiarkan begitu saja karena akan membuat kondisi belajar si Anak tertinggal dari teman-temannya.
Untuk mengembalikan kembali rasa kepercayaan diri si Anak di sekolah, ada baiknya memang mengkomunikasikan ini depan pihak guru. Mama perlu berdiskusi tentang kondisi yang dialaminya agar pihak sekolah pun mengerti dan paham harus bertindak seperti apa. Selain itu, pihak sekolah juga bisa ikut berkontribusi dalam menumbuhkan kembali rasa kepercayaan dirinya.
Salah satu solusi yang bisa diterapkan yaitu mengubah tempat duduk saat di kelas. Jika ia selalu duduk di bagian belakang, ada baiknya untuk mulai diubah. Untuk memudahkan guru untuk membimbingnya dalam membaca, ia perlu dipindahkan ke barisan paling depan di kelas. Pihak sekolah juga jadi bisa memastikan dirinya agar tidak tertinggal pelajaran dan mengawasi kesalahan-kesalahan saat sedang menulis.
Mama juga perlu meminta pihak sekolah agar memberikan toleransi waktu pada anak dengan disleksia dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Kalau sudah diterima dengan tangan terbuka, si Anak jadi tidak terlalu stres saat kebingungan dengan tugas yang sedang dikerjakannya.
3. Tetap lakukan pendampingan
Seperti yang Mama ketahui kalau disleksia membuat si Anak menjadi kesulitan dalam berhitung, membaca dan bertutur kata. Untuk itu tetap dibutuhkan pendampingan ya, Ma. Apalagi ini termasuk kondisi cukup menyulitkan untuk si Anak, sehingga membutuhkan sosok keluarga dan orangtua sebagai tempat dirinya berkeluh kesah.
Penyandang disleksia sering mengalami stres dan kehilangan kepercayaan diri karena kondisinya sendiri. Belum lagi kalau ada anak-anak lagi yang mengejek keterbatasannya dalam hal menulis dan membaca. Komentar negatif dari orang-orang justru akan semakin membuat dirinya tidak percaya diri.
Untuk itu nih Ma, pendampingan pada si Anak harus tetap dilakukan ya. Bersikap cuek atau bahkan meninggalkannya dalam kondisi seperti ini akan hanya membuat dirinya semakin terpuruk. Selain melakukan pendampingan juga harus tetap memperhatikan perkembangan dirinya ya.
4. Motivasi anak untuk tetap belajar
Berbeda dengan anak-anak berkebutuhan khusus, penyandang disleksia justru memiliki IQ di atas rata-rata. Hanya saja kesulitan membaca yang membuatnya merasa kurang percaya diri saat berada di dalam kelas. Apalagi kalau selalu membandingkan kemampuan dirinya dengan teman-temannya yang lain. Pasti akan ada perasaan minder atau bahkan mengganggap dirinya tidak pintar.
Kalau si Anak mulai terlihat seperti ini, Mama harus tetap memotivasi dirinya untuk tetap belajar ya. Jangan sampai kondisinya yang terpuruk ini membuatnya jadi malas belajar. Sesekali Mama bisa membuat kegiatan belajar ini menjadi menyenangkan dan tidak perlu terlalu serius. Dengan situasi belajar yang menyenangkan tentu membuat si Anak lebih bersemangat tanpa ada paksaan.
Gunakan media lain untuk meningkatkan motivasi belajar si Anak. Dengan media yang tepat, ia akan semakin terdorong untuk berlatih mengenal huruf, simbol dan angka. Tetap semangat dalam memotivasinya ya, Ma.
5. Buat dirinya berharga
Ma, memberikan apresiasi itu penting lho.
Menyemangati si Anak bisa dalam bentuk sebuah pujian atau apresiasi terhadapnya. Jika sewaktu-waktu ia mulai terlihat perkembangan yang cukup baik, Mama bisa lho memberikannya sebuah pujian. Dari kata-kata ini, ia merasa usahanya dalam belajar jadi lebih dihargai.
Selain itu, si Anak akan menyadari kalau kekurangan yang ada pada dirinya tidak mengurangi rasa cinta dari orang-orang terdekatnya. Meskipun buat sebagian orang kalau kata-kata pujian itu terkesan sepele, namun ini justru membuat merasa dirinya berharga.
Tetap semangat dan jangan mudah menyerah ya, Ma!
Terus bangun kepercayaan diri si Anak ya agar dirinya merasa mampu dalam mengatasi kesulitan belajar yang sedang dialaminya.