Mari Coba Cara Nadia Mulya Mengajarkan Kejujuran ke Anak
Begini Ma, cara Nadia Mulya mengajarkan kejujuran ke anak
19 April 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Mengajarkan kejujuran ke Si Anak memang harus di mulai sejak usia dini. Jangan sampai terlambat mengajarkan kejujuran ya, Ma. Semakin lama menanamkan kejujuran ke Si Anak bisa membawa kebiasaan buruk ini hingga dewasa.
Kebiasaan anak berbohong, memang menjadi tantangan tersendiri untuk Mama. Setiap orangtua pasti punya caranya masing-masing untuk menanamkan kejujuran. Meskipun berbeda, tujuannya tetap satu yaitu mendidik dan mengarahkannya ke perilaku yang lebih positif.
Popmama.com berkesempatan untuk mewawancarai Nadia Mulya pada Rabu (11/4) di MAMAIN, Senopati. Nadia Mulya sebagai orangtua punya caranya sendiri dalam mengajarkan kejujuran ke anak-anaknya. Untuk Mama yang penasaran dengan tips-tips dari Nadia Mulya, yuk baca artikel ini.
Editors' Pick
1. Memberi contoh
Kebiasaan bohong Si Anak bisa terjadi akibat meniru orang-orang di sekitarnya termasuk orangtua.
Namanya juga anak-anak, orangtua pasti dijadikan panutan atau cermin mereka bersikap. Kalau Mama bisa bersikap dan memberikan contoh yang baik ke Si Anak, kenapa tidak? Dengan begitu ia mendapatkan banyak pelajaran positif sehingga meraka bisa meniru hal-hal yang baik pula.
“Anak kecil biasanya itu belajar dari contoh. Bagi aku sendiri kejujuran itu bagian yang sangat penting dan perlu diutamakan. Menerapkan kejujuran pada anak bisa lewat kata-kata dan aksi yang dilakukan secara berulang. Dengan membiasakan kejujuran di rumah membuat anak-anak jadi terbiasa berkata jujur,” jelas Nadia Mulya saat diwawancarai.
Baca Juga: Sudah Tahukah Mama, Ini 5 Alasan Anak Suka Berbohong
2. Anak berhak mengingatkan
Tidak hanya orangtua saja yang harus mengingatkan anaknya saat mereka berbohong. Si Anak juga berhak punya kesempatan yang sama, ketika mengetahui orangtuanya berbohong.
Nadia Mulya sendiri mengajarkan anaknya agar bisa menjadi polisi. Dalam arti meskipun masih kecil diperbolehkan mengingatkan siapapun yang berbohong. Dengan lingkungan yang selalu mengajarkan kejujuran, Si Anak akan terbiasa tentang betapa pentingnya untuk berkata jujur.
“Kejujuran itu adalah hal penting yang harus dilakukan semua orang. Kalau pun ada orang dewasa yang berbohong, aku memberi wewenang ke anak-anak untuk mengingatkan orang itu. Meskipun masih kecil, mereka berhak untuk menegur. Dengan kewenangan seperti ini, anak akan menyadari betapa pentingnya untuk jujur,” ujar ibu tiga anak ini.
3. Berikan reward
Di usia anak-anak melakukan kesalahan itu pasti wajar ya, Ma. Biasanya Si Anak menyembunyikan sesuatu atau berbohong karena mereka takut dihukum. Ketakutan inilah yang memicu kebohongan.
Nadia Mulya mengaku memberikan reward ketika Si Anak bisa berkata jujur. Bukan berarti reward ini selalu diberikan hadiah. Reward versi Nadia Mulya biasanya berupa keringanan hukuman atau bahkan tidak diberikan hukuman sama sekali. Selain itu bisa berupa pujian atas keberanian Si Anak yang sudah berkata jujur.
Fokus disini bukan tentang seberapa besar kesalahan yang dilakukan ke Si Anak, tetapi bagaimana mereka bisa berani mengutarakan kejujuran.
Sebagai orangtua, Mama harus bisa bersikap bijak untuk mengatasi perilaku Si Anak. Jangan langsung emosional dan marah ketika mengetahui Si Anak berbohong karena bisa membuatnya trauma ya, Ma. Bahkan Si Anak bisa semakin belajar menutupi kebohongan mereka agar tidak kena marah.
Kalau Nadia Mulya saja bisa mendidik anaknya belajar tentang kejujuran, Mama juga pasti bisa. Hanya tinggal menemukan cara yang tepat.
Semangat ya, Ma!