5 Fakta Terbaru Kasus Ayunan di Mal Kelapa Gading
Begini perkembangan kasus ayunan di Mal Kelapa Gading. Ada fakta yang perlu mama ketahui nih
1 Mei 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Bagaimana nih Ma, ada yang masih mengikuti berita kasus laki-laki yang diduga menendang anak kecil di Mal Kelapa Gading?
Rekaman video Jonathan Dunan yang sempat viral di media sosial memang sedang menjadi perbincangan masyarakat.
Banyak orang yang beropini jika Jonathan terlihat seperti menendang seorang anak berusia 7 tahun di area bermain Mal Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Untuk Mama yang masih kepo dengan kasus ini, berikut beberapa fakta terbaru yang perlu diketahui.
1. Seharusnya masalah sudah selesai saat kejadian
Setelah kejadian tabrakan ayunan yang mengenai tubuh anaknya, Jonathan sempat terjadi perdebatan.
“Saat kejadian, pertengkaran mulut sempat terjadi dan dilerai oleh petugas keamanan dan pihak management Mal Kelapa Gading sebagai penengah. Disitulah saya bersama Bu Dewi didamaikan secara kekeluargaan dan tidak saling melaporkan atau memperpanjang masalah. Saat itu juga saya beritikad baik dengan membuka diri untuk memeriksakan anak masing-masing ke dokter dan sebagai bukti saya bertanggung jawab,” ungkap Jonathan.
Keesokan harinya, video Jonathan justru viral dan banyak opini yang mulai menyudutkan dan menuding dirinya melakukan penendangan terhadap anak kecil. Padahal kedua pihak keluarga sudah sama-sama menyelesaikan masalah dan berujung memaafkan.
Kalau dari pandangan Mama sendiri bagaimana nih, Ma?
Baca Juga: 8 Fakta dari Video Viral Laki-laki Tendang Anak di Mal Kelapa Gading
Editors' Pick
2. Masalah ini berdampak hingga berujung teror
Jonathan mengaku banyak pesan yang masuk setelah video dirinya beredar di media sosial, sehingga sangat berdampak negatif ke keluarga besarnya.
“Banyak teror yang mulai mengusik orang-orang terdekat di sekitar saya. Mulai dari orangtua, adik hingga teman-teman saya pun terkena teror. Tidak hanya kata-kata kasar dalam bentuk chat saja, terkadang ada juga misscall dari nomor yang tidak dikenal,” kata laki-laki berusia 36 tahun ini.
Komentar-komentar yang dilakukan netizen tidak hanya dari media sosial dan ke nomor pribadi Jonathan saja, tetapi juga sampai ke direct message Instagram Kathleen kakak dari Wilhemina yang menjadi korban tabrakan ayunan.
Wah, seram juga ya Ma tindakan dari para netizen di media sosial.
“Hujatan yang saya terima sampai saat ini ada banyak, tapi tidak ada yang pernah dihiraukan sekali pun karena itu akan terus menerus muncul,” tambah Jonathan ketika ditemui Komnas Perlindungan Anak.
3. Fasilitas bermain seharusnya ada di lantai dasar
Kejadian yang menimpa Wilhemina, anak Jonathan Dunan saat terkena ayunan itu berada di Attic Garden lantai 3. Padahal perlu Mama ketahui nih kalau ternyata fasilitas bermain itu seharusnya berada di lantai dasar.
Arist Merdeka Sirait sendiri juga menyetujui hal ini dan banyak mal yang melanggar peraturan tentang pembangunan fasilitas bermain ini.
Memang ada baiknya fasilitas bermain Si Kecil tidak di lantai atas untuk tujuan keamanan dan kenyamanan di area bermain.
Fasilitas bermain yang mendukung di dalam mal juga bisa membantu orangtua termasuk Mama dalam menjaga Si Kecil ketika bermain.
4. Sulitnya mencegah penyebaran informasi di media sosial
“Dengan kejadian ini telah membuat saya dan keluarga terlebih orangtua saya sangat tertekan. Saya berharap kepada masyarakat pengguna media sosial dan media massa untuk bisa lebih berimbang menerima pemberitaan sepihak,” kata Jonathan, CEO PT Sumber Energi Terbarukan Indonesia.
Teknologi yang sudah semakin maju terlebih konsumsi masyarakat dengan media sosial sulit untuk dibatasi ya, Ma. Begitu pula dengan komentar-komentar nitizen tentang video kejadian Jonathan Dunan yang media sosial.
“Berita yang sudah tersebar di media sosial baik itu foto, video atau bentuk apapun akan sulit untuk dihambat. Bahkan hal ini pun tidak hanya terjadi di negara Indonesia saja. Jadi kalau sudah tersebar akan sulit sekali untuk dihentikan,” jelas Arist Merdeka Sirait.
Kalau Mama suka memperhatikan media sosial, pasti pernah menemukan beragam kasus yang tersebar di dunia maya. Terkadang satu kasus saja bisa menggiring opini publik yang cukup beragam.
Orang yang tidak bersalah pun, bisa menjadi salah di depan mata netizen yang mengamati kasus yang ada. Tak jarang hingga bisa mendapat kata-kata kasar secara tertulis.
Wah, semakin bahaya saja ya media sosial itu.
5. Komnas Perlindungan Anak menjadi fasilitator
Jonathan Dunan mengaku ingin cepat-cepat menyelesaikan masalah yang sudah terjadi minggu lalu tepatnya pada Rabu, 25 April 2018.
Jonathan sendiri tidak ingin masalahnya berlarut-larut, apalagi kasus ini sudah cukup viral dan menjadi pembicaraan banyak orang.
“Dalam masalah ini, masing-masing anak dari kedua keluarga adalah korban. Untuk itu Komnas Perlindungan Anak menjadi wadah untuk menyelesaikan masalah ini. Namun sebelum bisa benar-benar menyelesaikan semuanya, kami membutuhkan keterangan dari kedua keluarga. Komnas Perlindungan Anak itu bukan pengamat, jadi harus bisa mendapatkan keterangan dari sanksi masing-masing dari keluarga korban. Agar keterangan yang kami punya itu valid, dengan begitu baru bisa mengambil sikap dan keputusan tanpa harus berlarut-larut,” Arist Merdeka Sirait.
Menurut Mama sendiri yang sudah mengikuti perkembangan ini, bagaimana nih tanggapannya?
Baca Juga: Pertolongan Pertama Untuk Anak yang Ditendang di Mal Kelapa Gading