Jangan Diabaikan! 5 Tanda Penyakit Mental Ini Bisa Dialami Anak-Anak
Mulai cari tahu sejak dini ya, Ma!
11 Oktober 2018
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
10 Oktober selalu menjadi peringatan sebagai Hari Kesehatan Jiwa Sedunia. Masalah kesehatan jiwa menjadi suatu masalah serius yang tidak boleh terabaikan. Bahkan kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik, jadi perlu mendapatkan porsi yang seimbang dan harus diutamakan.
Namun, di Indonesia sendiri kesehatan mental justru diabaikan dan banyak yang salah mengartikan. Penyakit mental yang dialami oleh para penderita di Indonesia justru dianggap kerasukan roh jahat atau dituduh kurang memiliki iman. Stigma yang salah terhadap penyakit seolah-olah menjadi tindakan diskriminatif atau terkesan menyudutkan.
Tak jarang orang dengan penyakit mental di Indonesia lebih disarankan untuk pergi ke ahli spiritual dan tidak mendapatkan penanganan medis. Padahal di era sekarang seharusnya sudah banyak orang yang terbuka terhadap penyakit mental.
Perlu disadari juga kalau penyakit mental tidak hanya diderita oleh orang dewasa saja, namun juga bisa juga dirasakan anak-anak. Sebagai orangtua, Mama harus bisa mengetahui tanda-tanda si Anak mulai mengalami penyakit mental. Anggap saja ini menjadi peringatan tersendiri agar Mama mulai memahami penyebab dan solusi terbaik terhadap penyakit mental yang dialami anak-anak.
Berikut rangkuman dari Popmama.com mengenai beberapa tanda yang harus diperhatikan orangtua terhadap gangguan mental pada anak-anak.
Hal ini penting dan tidak boleh terabaikan ya, Ma!
1. Perubahan perilaku
Terkadang perubahan perilaku seringkali terjadi pada siapa saja, termasuk anak-anak. Untuk mengidentifikasinya, Mama hanya perlu peka terhadap aktivitas sehari-hari si Anak.
Perubahan perilaku si Anak ini bisa sangat mendominasi dan terlihat saat dirinya berada di dalam rumah. Apalagi saat si Anak mulai terjadi perubahan perilaku hingga kepribadian yang begitu dominan.
Jika biasanya si Anak patuh terhadap perintah Mama, seiring berjalannya waktu dirinya lebih cenderung menentang atau mulai berperilaku kasar. Kondisi ini akan memicu hubungan orangtua dan anak kurang harmonis di dalam rumah.
Perubahan perilaku yang terjadi pada si Anak ini bisa menandakan kalau dirinya sedang mengalami masalah. Tak jarang permasalahan yang terjadi pada si Anak justru dipendam sendiri bahkan belum bisa diselesaikan, sehingga si Anak mudah frustasi bahkan berujung depresi.
Editors' Pick
2. Perubahan mood
Jika Mama perhatikan, perubahan mood pada anak-anak cenderung berubah secara mendadak dan konstan. Ketidakstabilan ini perlu dicurigai apalagi saat si Anak tidak bisa memposisikan mood dirinya sendiri di situasi yang tepat.
Si Anak bisa tiba-tiba menangis, berteriak atau bahkan merasa takut secara berlebihan tanpa alasan. Hal seperti ini tidak bisa dianggap remeh karena akan berpengaruh terhadap perkembangan keseharian si Anak.
Contoh kecilnya saja saat si Anak selalu merasa sedih dalam beberapa minggu, tanpa disadari perubahan mood yang terjadi pada anak-anak ini tentu akan menyebabkan cukup banyak masalah. Kesedihan yang terlalu lama terjadi pada si Anak akan berdampak buruk karena akan memengaruhi hubungannya bersama teman hingga lingkungan keluarga di rumah.
Perlu diperhatikan jika ketidakstabilan perubahan mood dan emosi pada si Anak menjadi tanda kalau dirinya memiliki gejala depresi atau kelainan bipolar.