Attention Deficit Disorder (ADD) atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah dua istilah yang sama dan digunakan untuk menggambarkan kondisi kelainan otak. Istilah ADHD juga tetap digunakan meski orang tersebut bukanlah tipe orang yang hyperactive.
Anak-anak yang mengidap ADHD akan mengalami kesulitan dalam memperhatikan dan mengendalikan perilakunya sehari-hari. Gejala ADHD dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu kurangnya perhatian (kesulitan berkonsentrasi dan fokus) dan hiperaktif serta impulsif.
Beberapa literatur juga menjelaskan bahwa ada kategori ketiga, yang merupakan campuran dari keduanya.
Melansir dari nhs.uk dijelaskan bahwa ADHD lebih sering didiagnosis pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan yang kecil kemungkinannya menunjukkan perilaku mengganggu yang membuat gejala ADHD lebih terlihat jelas. Artinya, anak perempuan yang menderita ADHD mungkin tidak selalu terdiagnosis.
Gejala ADHD pada Anak Terlihat Sebelum Usia 6 Tahun
freepik/atlascompany
nhs.uk menjelaskan bahwa gejala ADHD pada anak-anak dan remaja sudah jelas dan biasanya terlihat sebelum usia 6 tahun. Gejala ini terjadi di lebih dari 1 situasi, seperti di rumah dan di sekolah.
Anak-anak mungkin memiliki gejala kurang perhatian, hiperaktif, dan impulsif, atau mereka mungkin hanya memiliki salah satu gejala dari jenis perilaku ini. Gejala yang ditunjukkan pun bisa ringan, sedang, hingga berat, dan sangat mungkin berlanjut hingga dewasa.
Editors' Pick
Apakah ADHD Sebuah Penyakit Keturunan?
Freepik/Stokkurs
Centers for Disease Control and Prevention menjelaskan bahwa penyebab dan faktor risiko ADHD tidak diketahui, namun penelitian saat ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting terhadap seorang anak yang memiliki ADHD.
Selain itu, beberapa faktor yang dipercaya mampu menyebabkan ADHD pada anak adalah kerusakan otak, paparan terhadap risiko lingkungan di usia kehamilan muda, persalinan prematur, Mama yang mengonsumi minuman keras atau merokok, serta berat badan rendah saat hamil.
Gejala ADHD pada Anak
Freepik/master1305
Seperti yang telah disebutkan di atas, bahwa gejala ADHD dapat dikategorikan menjadi dua jenis, yaitu inattention (kurang perhatian) dan hyperactivity + impulsiveness. Melansir dari kidshealth, berikut ciri-ciri dari setiap kategori.
Inattention: ditunjukkan dengan anak-anak yang mengalami kesulitan memusatkan perhatian, berkonsentrasi, dan mengerjakan tugas. Mereka mungkin tidak mendengarkan arahan dengan baik, mungkin melewatkan detail penting, dan mungkin tidak menyelesaikan apa yang telah mereka mulai. Anak yang masuk dalam kategori ini bahkan sering terlihat melamun atau terlalu banyak membuang waktu. Serta, mereka mungkin tampak linglung atau pelupa.
Hyperactive: anak hiperaktif cenderung gelisah, resah dan mudah bosan. Mereka akan cenderung tetap diam saat dibutuhkan. Mereka mungkin terburu-buru dalam melakukan sesuatu dan membuat kesalahan yang ceroboh. Aksi seperti memanjat, melompat, atau melakukan tindakan kasar padahal seharusnya tidak, dan mengganggu orang lain tanpa sadar akan sering mereka lakukan.
Impulsif. Anak-anak yang impulsif bertindak terlalu cepat sebelum berpikir. Mereka sering menyela, mungkin mendorong, dan sulit menunggu. Kebiasaan buruk seperti melakukan sesuatu tanpa meminta izin, mengambil sesuatu yang bukan miliknya, bertindak dengan cara yang berisiko dan mungkin memiliki reaksi emosional yang tampaknya terlalu kuat untuk situasi tertentu akan menjadi sesuatu yang wajar bagi mereka.
Butuh Bantuan Profesional untuk Mendeteksi ADHD pada Anak
Pexel/cottonbrostudio
Jika beberapa gejala tersebut sering terlihat pada anak, Mama bisa segera melakukan tes untuk mendiagnosis apakah anak menderita ADHD atau tidak. Ada beberapa langkah yang harus dilalui untuk mendapatkan hasilnya.
Perlu diingat, bahwa tidak ada single test untuk mendiagnosis anak menderita ADHD. Biasanya, dokter akan banyak bertanya tentang kesehatan, perilaku, serta aktivitas anak sehari-hari untuk memulai pemeriksaan.
Ingat, hindari self-claim jika memang belum ada keputusan resmi dari dokter jika seseorang menderita ADHD, ya!
Dukungan Orangtua untuk Anak dengan ADHD
Freepik/senivpetro
Peran dan dukungan orangtua kepada anak dengan ADHD begitu besar. Biasanya akan ada pelatihan serta komunitas untuk membantu orangtua memahami kondisi sang anak, dan menjadi media untuk orangtua memberikan dukungan satu sama lain.
Pihak orangtua dan sekolah juga harus menjadi tim yang solid, agar mampu memaksimalkan potensi anak, dan menjaga anak tetap melakukan segala sesuatu dalam koridor.
Last but not least, lingkungan yang hangat serta suportif juga patut diciptakan agar anak merasa nyaman, dan tidak dianggap berbeda.
ADHD juga bisa terjadi pada orang dewasa, namun sayangnya banyak yang tidak terdeteksi sejak dini. Jika ada beberapa perilaku berbeda yang terjadi pada anak, Mama dan Papa diminta untuk lebih tanggap, dan segera meminta bantuan profesional jika memang dibutuhkan. Semoga informasi mengenai ciri-ciri Anak ADHD ini dapat bermanfaat.