Libur Panjang Sekolah, Momen Berharga untuk Anak dan Orangtua

Bisa ajarkan anak menormalisasi rasa bosan

12 Juli 2024

Libur Panjang Sekolah, Momen Berharga Anak Orangtua
Freepik

Libur panjang sekolah adalah momen yang sangat dinantikan oleh seluruh siswa. Setelah menghadapi ujian yang menyita waktu dan perhatian, anak-anak tentu berhak mendapatkan waktu santai yang lebih lama dari biasanya.

Meski waktu libur sekolah identik dengan jalan-jalan atau rekreasi, tidak bisa dipungkiri ada masa saat anak harus rela menghabiskan waktu di rumah saja. Terlihat membosankan, namun ada beberapa hal yang ternyata bisa didapat dari momen ini. Serunya lagi, ini bukanlah sebuah pengalaman yang bisa didapatkan di sekolah.

Dono Baswardono, Terapis Pernikahan & Keluarga, Seksolog, Psikoanalis, dan Grafolog menjelaskan setidaknya ada 5 hal yang bisa menjadi pembelajaran penting untuk anak dan orangtua di masa liburan sekolah. Popmama.com telah merangkumnya untuk Mama dan Papa!

Libur panjang sekolah, momen berharga untuk anak dan orangtua. Pelajaran berharga apa yang bisa didapatkan? Yuk, cari tahu bersama Popmama.com!

1. Melatih kekuatan atau kelebihan yang dimiliki anak

1. Melatih kekuatan atau kelebihan dimiliki anak
Freepik/master1305

Setiap anak terlahir dengan kelebihan yang menjadikan mereka unik. Jika sehari-hari seringkali waktu yang dimiliki terbatas untuk melakukan eksplorasi, maka waktu libur sekolah adalah masa yang tepat untuk mengeksplor bakat serta kelebihan yang dimiliki anak. Tugas orangtua adalah mengarahkan, serta menyediakan sarana dan prasarana yang mampu menjadi stimulasi.

Editors' Pick

2. Mendapatkan sumber dopamine dalam jangka waktu panjang

2. Mendapatkan sumber dopamine dalam jangka waktu panjang
Pexels/Monstera

Dopamine dikenal sebagai hormon yang membuatmu merasa senang dan bersemangat. Dalam akun instagramnya, Dono Baswardono menyebutkan bahwa:

“Rasa bosan membuatmu lebih terbuka, berpeluang untuk menjadi kreatif. Bosan membuat pikiranmu bertualang. Jadi, jangan lawan rasa bosanmu hanya dengan dopamine kilat (hormon yg membuatmu merasa senang dan bersemangat) dari bermain game dan medsos yg efeknya hanya sebentar sehingga kamu mesti mengisinya lagi dan lagi,” ungkap Dono Baswardono.

Saat bosan menyerang, ajaklah anak untuk melakukan hal baru yang mampu memancing rasa penasaran dan bisa menjadi penyalur kreatifitasnya. Sehingga, saat ia mampu menyelesaikan tantangan tersebut, perasaan bahagia yang didapatkan bisa lebih lama.

Hal ini juga bisa mengurangi kecenderungan si Kecil dalam mencari handphone sebagai pelarian penghilang rasa bosan.

3. Menghabiskan waktu bersama teman-teman yang membuat perasaan lebih baik

3. Menghabiskan waktu bersama teman-teman membuat perasaan lebih baik
Pexels/Max Fischer

Memiliki circle pertemanan yang baik menjadi sesuatu yang harus diusahakan ya, Ma. Dari circle ini, anak bisa berkembang dan memiliki banyak sifat positif yang hanya didapat dengan bersosialisasi.

Berkumpul dengan orang yang memiliki positive vibes juga sangat baik untuk menaikkan mood si Kecil. Bahkan, saat ada dalam masalah, ada banyak hal yang bisa dipelajari. Mama juga jadi memiliki waktu lebih banyak untuk berbicara dengan si Kecil, saat ia menceritakan apa yang terjadi di circle nya ini.

4. Berlatih melepaskan “efek spotlight”

4. Berlatih melepaskan “efek spotlight”
Freepik/teksomolika

Kadang, tanpa sadar anak memiliki perasaan diperhatikan oleh lingkungan sekitar. Padahal, perasaan ini belum tentu benar terjadi. Inilah yang disebut dengan “efek spotlight”. Buruknya, efek spotlight membuat kita selalu mengkhawatirkan pendapat orang dan jadi tidak percaya diri.

Ajarkan anak untuk menjadi lebih tenang, dan bahwa apa yang dipikirkan belum tentu sebuah kenyataan. Saat si Kecil mulai kehilangan rasa percaya diri, berikan beberapa kata-kata penyemangat yang bisa membuatnya kembali percaya diri dan tidak begitu memedulikan apa kata orang lain.

5. Menormalisasi rasa bosan

5. Menormalisasi rasa bosan
Freepik

Bisakah Mama mengingat berapa kali si Kecil berkata “bosan” selama masa liburan? Tenang, Mama nggak sendirian. Ini juga menjadi sesuatu yang kadang menjadi pemicu pertengkaran saat liburan di antara orangtua dan anak. Maka, mulai sekarang orangtua harus mulai mengajarkan anak untuk menormalisasi rasa bosan. Sebelum memilih kegiatan untuk menghilangkan bosan, ada baiknya mencoba menerima perasaan bosan tersebut.

Untuk menghapus rasa bosan, hal ini berkaitan dengan mencari kegiatan yang bisa menumbuhkan dopamine. Kegiatan di luar ruangan seperti olahraga, atau berinteraksi dengan teman menjadi pilihan tepat untuk menghilangkan bosan, dan bisa menimbulkan dopamine dalam jangka panjang dibanding bermain gadget.

Selagi masih ada waktu singkat dalam menghabiskan libur sekolah, nggak ada salahnya untuk orangtua dan anak duduk sejenak, dan merasakan indahnya menghabiskan waktu bersama. Kebersamaan dalam keluarga di momen libur sekolah justru menjadi poin utama yang seharusnya dicapai, dan bukan hanya memusatkan pada kegiatan jalan-jalan atau rekreasi semata. Happy holiday!

Baca juga:

The Latest