Seorang Anak SD Dibully Dua Kali di Sekolah, Begini Sikap sang Mama
Kasus bullying semakin merajalela di sekolah. Orangtua dan guru harus bertindak apa?
21 Agustus 2023
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Kasus bullying kini semakin merajalela dan bisa menimpa siapa saja. Bukan hanya menyerang remaja, namun anak-anak yang duduk di bangku sekolah dasar pun banyak yang menjadi korban.
Sedihnya, ketika seorang anak melakukan tindakan bullying kepada temannya, lingkungan terdekatnya justru membela dengan dalih bercanda. Alih-alih mengajarkan sesuatu yang benar, justru bullying menjadi sesuatu yang dinormalisasi belakangan ini.
Seorang anak SD dibully hingga sang Mama mengamuk memperingatkan di depan kelas sambil merekam video. Pembelajaran agar anak-anak lebih berhati-hati saat bermain.
Kejadian ini terungkap pasca sang Mama melaporkan kejadian ini kepada guru, dan memberikan teguran langsung kepada teman sekelas anaknya.
Seperti apa kisah lengkapnya? Berikut Popmama.com telah merangkumnya.
Anak Telah Menjadi Korban Bully Sebanyak Dua Kali
Pemilik akun Tiktok.com/@mallahafizh menceritakan kasus bullying yang sudah dua kali diterima sang anak. Untuk kasus kedua, si Mama tidak tinggal diam. Anaknya yang memiliki riwayat penyakit jantung ini dibenturkan dadanya hingga memar.
Kekecewaan Mama ini ditumpahkan di depan teman serta di hadapan guru sang anak. Dengan suara bergetar, sang Mama berusaha tenang dan memberikan peringatan kepada Ibu guru dan teman-teman sekelas sang anak sembari merekam video kejadian.
“Kalau ada satu orang yang mendorong Hafiz, siapapun itu. sudah dua kali ini soalnya. kmrn anak saya didorong, giginya oglak, saya cabut ke puskesmas. sekarang anak saya dadanya dijontokkan meja. kalau ada apa-apa, urusannya sama saya. Karena bully harus dihentikan.” ucap sang Mama.
Melalui video singkat ini, sang Mama juga terdengar berbincang dengan seorang guru. Terlihat Ibu guru tersebut juga memberikan pendapatnya terhadap kasus yang menimpa dialami Hafiz.
“Tadi sudah saya peringatkan dengan anak-anak, sudah saya beri perhatiannya ke Hafiz. Jadi ini bukan membully, kalo bully itu kan satu anak terus dibully. Itu tidak, ini cuma gojek (bercanda). Karena biasanya orangtuanya dipanggil-panggil, terus tidak sengaja (memeragakan adegan menyenggol) gitu.” ungkap Ibu guru.
Video singkat akun Tiktok.com/@mallahafizh yang mengungkap kasus sang anak bisa Mama tonton di sini.
@mallahafizh Aku lindungi anakku #stopbully .
♬ suara asli - malla - malla
Kronologi Kejadian dan Kondisi Sang Anak
Tidak berhenti sampai di situ, Mama Malla terus mencari keadilan. Kali ini, ia menceritakan kronologi bullying yang diterima oleh sang anak, dan juga menceritakan kondisi Hafiz yang memiliki penyakit jantung.
“Didorong dadanya, dijedugkin di meja padahal anakku punya riwayat sakit jantung yang gak boleh kena benturan dadanya. Aku lapor gurunya diam, aku labrak anaknya di rumahnya, aku marahin. Ibunya pun minta maaf. Aku masih dendam. Aku yang sudah 7 bulan ini mengobati jantung anakku malah anak orang bikin dada anak aku memar.” cerita Mama Malla
Dari video yang diunggah, juga diketahui bahwa Mama Malla telah menemui pelaku dan sang Mama pun telah meminta maaf. Beberapa kasus bullying memang bisa berakhir damai, namun tidak sedikit pula kasus bullying yang melibatkan pihak berwenang.
Tentu, keputusan untuk membawa kasus ke jalur hukum atau tidak berada di tangan kedua belah pihak. Namun, yang perlu diperhatikan juga dalam kasus bullying adalah kondisi mental si pelaku dan juga korban. Bullying bukanlah hal sederhana, dalam banyak kasus, bullying akan sangat mempengaruhi mental si Kecil.
7 Cara Mendidik Anak Aman saat Bermain
Bullying dan bercanda adalah dua hal yang sangat berbeda. Peran orangtua di rumah dan guru di sekolah amat besar untuk memberikan pengertian dan selalu mengawasi kegiatan anak agar tidak terjadi hal-hal berbahaya, namun dianggap sebagai lelucon.
Keamanan menjadi faktor penting bagi anak dalam bermain. Sejak dini, anak perlu diajarkan bagaimana cara yang aman saat bermain. Apa saja? Simak ya, Ma!
1. Bercanda tetap harus mengedepankan keselamatan
Saat bermain, anak sering terlalu asyik hingga lupa diri dan bisa berakhir melukai temannya, baik secara fisik maupun verbal. Candaan yang melukai hati pun bisa berujung celaka lho, Ma.
Maka, penting untuk mengajarkan anak agar saat bercanda tidak melampaui batas dan melukai fisik maupun perasaan orang lain. Bagi orangtua dan guru pun harus bisa memberikan penjelasan tentang batasan mana yang disebut sebagai bercandaan, dan mana yang disebut sebagai bully.
Editors' Pick
2. Menjelaskan ke anak sejak dini, guyonan kasar tidak bisa dinormalisasi
Dalam kasus yang dialami Mama Malla dan Hafiz, tampak bahwa bullying menjadi sesuatu yang telah dinormalisasi. Guyonan yang kasar, apalagi sampai melukai fisik adalah hal yang tidak bisa dibenarkan.
Sayangnya, saat ini guyonan kasar menjadi sesuatu yang sudah dinormalisasi. Memberikan penjelasan sejak dini kepada anak akan menjadi bekal untuknya dalam memilah mana hal yang baik dan buruk, dan akan berdampak ke perilakunya saat dewasa.
3. Terbiasa untuk menggunakan bahasa yang baik dan sopan saat bercanda sesama teman
Bercanda dengan sesama teman tentu bukan sesuatu yang dilarang. Sebagai makhluk sosial yang selalu berinteraksi, candaan tentu akan memberikan warna tersendiri dalam proses komunikasi.
Perlu diingat, bahwa ada aturan yang tidak tertulis saat bercanda. Seperti, membiasakan untuk menggunakan bahasa yang sopan, serta tidak menyinggung hal-hal yang sensitif. Bercanda harus menjadi hal yang menyenangkan untuk kedua belah pihak, dan tidak seharusnya menjadi sesuatu yang merugikan ya, Ma.
4. Hindari perilaku yang merugikan diri sendiri atau orang lain
Kontrol diri dan emosi menjadi hal yang penting untuk mengendalikan diri sendiri. Bagi anak-anak mungkin akan sedikit susah, karena mereka akan bertindak sesuai keinginan. Maka dari itu, mengajarkan anak untuk mengenali emosi yang mereka rasakan adalah hal yang penting.
Selain itu, orangtua dan guru juga harus senantiasa mengingatkan anak bahwa akan selalu ada resiko yang akan diterima, jika ia melakukan kegiatan yang merugikan diri sendiri dan orang lain. Harapannya, anak akan lebih waspada dan hati-hati dalam bertindak.
5. Mengedepankan rasa kasih dan kebersamaan pada diri anak saat bermain
Teman adalah saudara di luar rumah. Konsep ini bisa diajarkan kepada anak, agar senantiasa mengedepankan rasa kasih saat bermain. Jika rasa kasih antar sesama muncul, anak akan berhati-hati dalam bertindak, dan enggan melukai temannya saat bermain.
Mama dan Papa pun bisa lebih tenang melepas anak bergaul. Karena, saat bermain si Kecil akan mengutamakan rasa kasih serta kebersamaan dan tidak ada niat untuk melukai temannya.
6. Belajar toleransi akan perbedaan itu penting
Ada kalanya saat bermain anak memiliki pendapat yang berbeda dengan temannya, yang bisa memicu mereka bertengkar. Hal seperti ini memang cukup umum terjadi ya Ma, terutama saat bermain dengan banyak anak.
Konsep perbedaan adalah sebuah konsep yang harus diajarkan kepada anak sejak dini. Bahwa, tidak selamanya apa yang anak inginkan atau yakini, akan sama dengan yang lain. Saat beranjak dewasa pun, ia akan sering menjumpai banyak perbedaan yang terjadi di sekitar.
Ajarkan anak bahwa untuk menerima perbedaan dengan temannya, dan perbedaan bukanlah sesuatu yang harus dilawan. Saat berhadapan dengan perbedaan, sikap toleransi dan tenggang rasa yang harus dimunculkan agar perbedaan tersebut menjadi sesuatu yang indah.
7. Jujur dalam permainan juga menjadi hal yang wajib dilakukan bagi setiap anak yang ingin ikut bermain bersama
Satu lagi nilai dasar yang harus diajarkan kepada si Kecil sejak dini, yaitu kejujuran. Ada pepatah yang bilang, bahwa sekali orang berbohong, maka ia akan dengan mudah membuat kebohongan-kebohongan lain.
Saat bermain bersama, anak wajib untuk bicara dan bertindak secara jujur. Namun, jika anak terbukti melakukan kebohongan dan merugikan orang lain, Mama harus bijak dalam menanggapi masalah tersebut, ya.
Ajarkan anak untuk berani mengakui kesalahannya, dan meminta maaf atas perbuatannya sendiri kepada orang yang dirugikan.
Banyak hal yang bisa didapatkan dari kisah Mama Malla dan Hafiz. Kejadian ini juga semakin menyadarkan betapa pentingnya menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak dini, serta peran orangtua dan juga guru dalam melawan kasus bullying di sekolah.
Sama seperti hal buruk lain, perlu kerjasama banyak pihak untuk melawan bullying, serta menyembuhkan luka pada korban dan pelaku bullying. Doa terbaik untuk Mama Malla dan Hafiz.
Baca juga:
- Bullying Akibatkan Indonesia Sulit Cetak Generasi yang Tangguh
- Jenis-jenis Bullying pada Anak yang Penting Diketahui Orangtua
- Astaga! Sering Dibully, Siswa SMA di Banjarmasin Tusuk Temannya