Ma, apakah cukup familiar dengan nama Willie Salim? Willie Salim merupakan seorang content creator yang dikenal suka berbagi kebahagiaan dengan orang di sekitarnya, baik dalam bentuk barang maupun uang.
Baru-baru ini, ia memberikan sebuah permen untuk gadis cilik yang ditemuinya di salah satu sekolah dasar. Kehadiran gadis cilik ini cukup menarik perhatian Willie, dan membuatnya ingin mewujudkan keinginan anak ini untuk membeli permen.
Meski hanya sebuah konten, namun ada pesan mendalam yang bisa kita pahami dari hal sederhana yang dilakukan Willie Salim.
Seperti apa kisahnya? Popmama.comtelah merangkum kisah gadis cilik yang ingin beli permen, namun lihat apa yang didapatkan olehnya.
Jam Istirahat, Anak SD ini Duduk Sendirian
TikTok.com/williesalim
Jam istirahat sekolah seharusnya disambut dengan sukacita oleh semua murid. Namun, gadis ini justru duduk sendirian. Ia tidak ikut bermain, atau pergi ke kantin untuk mencari makan siang.
Sosoknya yang sendirian ini tentu membuat penasaran. Ketika dihampiri dan ditanya apa keinginannya, gadis cilik ini justru menangis dan butuh waktu lama untuk menjawab pertanyaan sederhana tersebut.
Editors' Pick
Keterbatasan Ekonomi Membuatnya Tak Bisa Jajan
TikTok.com/williesalim
“Aku pingin jajan, tapi nggak punya uang. Kalau istirahat temen-temen jajan di kantin, kalau aku selalu di kelas. Mereka nggak mau temenan sama aku,” ucap gadis cilik ini.
Gadis cilik ini tentu bukan satu-satunya di sekitar kita. Faktor ekonomi membuat anak-anak yang seharusnya tumbuh bahagia, justru memiliki keterbatasan dalam bergaul.
“Emangnya pingin jajan apa?” tanya Willie Salim.
“Pingin jajan permen kak, soalnya udah lama aku nggak jajan permen,” jawab gadis cilik ini.
Willie Salim Wijidkan Keinginannya Membeli Permen
TikTok.com/williesalim
Tak butuh waktu lama bagi anak ini untuk mewujudkan keinginannya. Bersama Willie Salim, ia pergi ke kantin dan membeli permen yang diinginkan. Bukan hanya satu, namun gadis ini mendapatkan permen yang diinginkan dalam jumlah banyak.
“Kamu boleh jajan apa aja, aku yang bayar,” ucap Willie Salim sambil mengeluarkan uang.
Seluruh permen di kantin tersebut hampir diborong oleh Willie Salim, namun bagi gadis cilik ini jumlahnya masih kurang.
“Aku mau lagi buat satu sekolah, boleh nggak Kak?” ucap anak perempuan ini.
Rupanya, ia ingin menikmati permen kesukaannya dengan seluruh siswa di sekolah. Meski sempat diperlakukan jahat oleh temannya, hati gadis cilik ini begitu baik ya, Ma.
Penting untuk Ajarkan Anak Berbagi
Freepik
Ilustrasi
Berbagi adalah ilmu kehidupan yang mungkin, tidak diajarkan di sekolah. Maka, orangtualah yang harus mengajarkan anak ilmu satu ini. Ketika anak belajar berbagi, ia juga akan memelajari makna take and give dalam hidup.
Anak tentu juga membutuhkan waktu untuk mengerti dan memahami makna berbagi. Dilansir dari parenting.firstcry.com disebutkan bahwa empati anak tumbuh di usia tiga tahun, namun kendali penuh atas keinginan ini justru muncul di usia lima tahun ke atas.
Melihat si Kecil ingin berbagi, namun enggan melakukannya adalah sebuah hal alami yang terjadi ketika perubahan fisiologis yang terjadi di dalam dirinya. Disinilah orangtua memainkan peranan besar untuk terus mengajarkan anak berbagi.
Ajarkan Anak untuk Senantiasa Berbagi
Pexels/cottonbro studio
Kisah gadis cilik ini mungkin hanya satu dari seribu. Sadar atau tidak, ada banyak anak yang bernasib sama seperti gadis ini. Keterbatasan ekonomi membuatnya harus menahan segala keinginannya, meski itu hanyalah sebuah permen.
Ajarkan anak untuk menjadi peka, ringan tangan, dan senang membantu siapa saja yang membutuhkan bantuan. Berikut beberapa tips dari Popmama.com untuk ajarkan anak indahnya berbagi:
Orangtua harus menjadi role model Action speaks louder than words. Ungkapan ini benar adanya, Ma. Jika ingin mengajarkan sesuatu, termasuk berbagi, maka jadilah panutan dalam berbagi untuknya. Mulailah dengan hal sederhana, seperti menawarkan apa yang akan Mama makan kepadanya. Sederhana, bukan?
Jelaskan manfaat dari berbagi Anak mungkin selama ini enggan berbagi karena merasa tidak tahu apa manfaatnya. Coba jelaskan kepada si Kecil, bahwa dengan berbagi ia bisa mendapatkan banyak manfaat. Mama bisa menggunakan pendekatan religi, atau sosial.
Mulai ajari mereka beramal Ajak si Kecil memilah mainan yang mereka masih suka, dan sudah tidak disuka. Setelah itu, ajak ia untuk membagikan mainan yang tak lagi disuka kepada mereka yang membutuhkan. Bisa juga dengan mengajak si Kecil membeli mainan baru, dan mendonasikannya kepada yang lebih membutuhkan untuk menumbuhkan rasa empati dan kasih sayangnya
Evaluasi kembali bonding dengan anak Kedekatan orangtua dan anak ternyata juga berpengaruh terhadap keinginan anak berbagi. Bagi anak yang dekat dan memiliki ikatan dengan orangtua, mereka memiliki rasa percaya diri dan merasa mendapat kasih sayang yang cukup. Sehingga, akan lebih mudah untuk mereka berbagi karena mereka tidak merasa perlu mendapatkan cinta dari mainan. Nah, gimana hubungan Mama dengan anak saat ini?
Mulai praktik Sama seperti hal lain dalam hidup, berbagi butuh dipraktikkan. Biarkan anak mulai beradaptasi dan memiliki circle pertemanan, karena dari sinilah empatinya akan terbangun, dan ia akan mulai belajar untuk berbagi.
Berbagi memang terlihat mudah, namun perlu hati lapang untuk menjadi orang yang gemar berbagi. Ingatkan anak, bahwa dengan berbagi, hidup bisa jadi lebih berarti.