7 Bahaya jika Anak Dicium Orang Lain, Mama Wajib Waspada!

Mama wajib waspada ketika anak dicium orang lain

17 Januari 2025

7 Bahaya jika Anak Dicium Orang Lain, Mama Wajib Waspada
Pexels/Andrea Piacquadio
Bahaya ketika anak dicium orang lain

Sebagai orangtua, melindungi anak dari segala bentuk bahaya adalah prioritas utama. Salah satu hal yang sering dianggap sepele, namun dapat menimbulkan dampak negatif adalah kebiasaan mencium anak oleh orang lain.

Meskipun niat orang yang mencium biasanya penuh kasih sayang, ada berbagai alasan mengapa orangtua perlu waspada terhadap kebiasaan ini.

Mencium anak, baik di pipi, tangan, atau bahkan bibir, bisa berisiko lebih dari yang kita bayangkan. Risiko kesehatan dan psikologis dapat muncul akibat paparan terhadap kuman, bakteri, atau virus, serta dampak pada perkembangan emosional anak. Selain itu, ada juga masalah sosial dan pribadi yang perlu diperhatikan, seperti batasan dalam interaksi fisik dan pentingnya mengajarkan anak tentang rasa aman serta kenyamanan tubuh mereka.

Kali ini Popmama.com akan membahas apa saja bahaya jika anak dicium orang lain agar Mama lebih waspada terhadap orang yang ingin mencium si Anak. Di simak ya, Ma!

1. Herpes simpleks

1. Herpes simpleks
Instagram.com/oftalmo_inn
Bahaya herpes simpleks pada anak ketika dicium orang lain

Herpes simpleks (HSV) adalah virus yang dapat menyebabkan infeksi pada kulit dan membran mukosa, seperti bibir dan alat kelamin. Herpes simpleks memiliki dua tipe utama: HSV-1 dan HSV-2. HSV-1 lebih sering dikaitkan dengan infeksi oral, yang menyebabkan luka dingin atau demam di sekitar mulut dan bibir, sedangkan HSV-2 lebih sering dikaitkan dengan infeksi genital. Meskipun demikian, kedua tipe herpes ini dapat menular melalui kontak langsung, termasuk ciuman, dan dapat menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan bagi anak.

Herpes simpleks terutama menular melalui kontak langsung dengan kulit yang terinfeksi atau cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, meskipun orang tersebut tidak menunjukkan gejala. Sebagai contoh, jika seseorang yang terinfeksi HSV-1 mencium anak pada area wajah, seperti pipi atau bibir, virus tersebut bisa berpindah ke anak dan menyebabkan infeksi.

Virus ini bisa sangat menular, bahkan ketika seseorang tidak memiliki luka yang terlihat atau gejala lain. Hal ini berarti bahwa meskipun seseorang tidak memiliki luka atau lepuhan yang terlihat di bibir atau mulut, mereka tetap bisa menularkan virus kepada orang lain melalui ciuman atau kontak langsung lainnya.

2. Meningitis

2. Meningitis
Pexels/MART PRODUCTION
Bahaya meningitis pada anak ketika dicium orang lain

Meningitis adalah peradangan pada selaput yang melapisi otak dan sumsum tulang belakang yang dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, baik bakteri, virus, atau jamur. Salah satu penyebab meningitis yang dapat menular melalui ciuman adalah infeksi virus atau bakteri yang ada di saluran pernapasan atau rongga mulut, seperti virus herpes simpleks, bakteri Neisseria meningitidis(meningokokus), dan bakteri Streptococcus pneumoniae. Paparan langsung melalui ciuman, atau bahkan kontak dengan air liur yang terkontaminasi, bisa meningkatkan risiko anak terkena infeksi ini.

Meningitis adalah penyakit yang sangat serius dan dapat menyebabkan komplikasi jangka panjang yang parah. Jika tidak segera ditangani, meningitis bisa menyebabkan:

  • Kerusakan Otak: Infeksi yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan pada otak yang menyebabkan keterlambatan perkembangan, gangguan belajar, atau bahkan cacat permanen.
  • Gangguan Pendengaran: Meningitis bakteri, terutama meningitis meningokokus, dapat menyebabkan kehilangan pendengaran permanen.
  • Kerusakan pada Organ Lain: Infeksi meningitis dapat menyebabkan komplikasi pada organ tubuh lainnya, seperti ginjal atau jantung.
  • Kematian: Meningitis yang tidak segera ditangani bisa berakibat fatal dalam waktu singkat, terutama pada bayi dan anak kecil yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum sepenuhnya berkembang.

4. Meningitis Pada Bayi dan Anak Kecil

Bayi dan anak kecil memiliki sistem kekebalan tubuh yang lebih rentan dan lebih sulit melawan infeksi serius seperti meningitis. Bayi yang terinfeksi meningitis mungkin menunjukkan gejala seperti:

  • Demam tinggi
  • Penurunan nafsu makan
  • Menangis tanpa henti
  • Kejang
  • Pembengkakan pada fontanel (bagian lunak di kepala bayi)

Karena gejalanya bisa berkembang sangat cepat, infeksi meningitis pada bayi harus segera ditangani oleh tenaga medis untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Pada anak-anak yang lebih besar, mereka mungkin bisa mengungkapkan gejala-gejala seperti sakit kepala dan leher kaku, tetapi pada bayi, identifikasi dini jauh lebih sulit.

Editors' Pick

3. Respiratory Syncytial Virus (RSV)

3. Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Paxels/cottonbro studio
Bahaya RSV pada anak ketika dicium orang lain

Respiratory Syncytial Virus (RSV) adalah virus pernapasan yang sangat menular dan salah satu penyebab utama infeksi saluran pernapasan pada bayi dan anak kecil. Infeksi RSV dapat berkisar dari ringan, seperti pilek biasa, hingga lebih parah, seperti bronkiolitis (peradangan pada saluran udara kecil di paru-paru) dan pneumonia (infeksi paru-paru). Salah satu cara penyebaran RSV adalah melalui kontak langsung, termasuk ciuman, yang dapat meningkatkan risiko anak terinfeksi.

RSV dapat menyebar melalui udara, tetesan cairan dari batuk atau bersin, dan juga kontak langsung dengan sekresi tubuh, seperti air liur. Ketika seseorang yang terinfeksi RSV mencium si Anak, virus ini dapat berpindah melalui air liur, menginfeksi saluran pernapasan anak. Meskipun gejala awalnya mungkin mirip dengan pilek biasa, RSV dapat berkembang dengan cepat, terutama pada bayi dan anak-anak yang lebih muda.

Selain itu, virus ini juga bisa menular melalui sentuhan dengan permukaan yang terkontaminasi, seperti mainan atau peralatan makan, yang kemudian disentuh oleh anak dan kemudian dimasukkan ke mulut atau wajah mereka.

4. Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (HFMD)

4. Penyakit Tangan, Kaki, Mulut (HFMD)
Instagram.com/smhcs
Bahaya HMFD pada anak ketika dicium orang lain

Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (Hand, Foot, and Mouth Disease atau HFMD) adalah penyakit menular yang sering terjadi pada anak-anak, terutama yang berusia di bawah 5 tahun. Penyakit ini disebabkan oleh beberapa jenis virus, termasuk virus coxsackievirus A16 dan enterovirus 71, yang dapat menular melalui cairan tubuh, seperti air liur, tinja, dan cairan dari ruam kulit. Salah satu cara penularan HFMD adalah melalui ciuman atau kontak langsung dengan orang yang terinfeksi, yang dapat menyebabkan risiko infeksi pada anak-anak.

HFMD dapat menyebar melalui kontak langsung dengan cairan tubuh dari orang yang terinfeksi, termasuk air liur yang bisa tertransfer saat seseorang mencium anak. Bahkan, seorang individu yang belum menunjukkan gejala atau sedang dalam tahap inkubasi (periode di mana virus belum menunjukkan gejala tetapi sudah dapat menular) masih bisa menularkan virus HFMD ke orang lain melalui kontak dekat, seperti ciuman, bersin, atau batuk.

5. Cytomegalovirus

5. Cytomegalovirus
Pexels/cottonbro studio
Bahaya CMV pada anak ketika dicium orang lain

Cytomegalovirus (CMV) adalah salah satu jenis virus herpes yang umum ditemukan di kalangan populasi manusia. Virus ini dapat menular melalui kontak langsung dengan cairan tubuh, seperti air liur, urin, darah, atau kontak seksual. Salah satu cara penularan CMV pada anak adalah melalui ciuman dari orang yang terinfeksi. Pada banyak orang dewasa, infeksi CMV sering kali tidak menimbulkan gejala atau hanya menimbulkan gejala ringan, namun pada bayi dan anak-anak, CMV bisa sangat berbahaya dan menyebabkan komplikasi serius.

Cytomegalovirus dapat menyebar melalui air liur, yang berarti ciuman adalah salah satu cara penularan virus ini. Jika seorang dewasa atau orang yang terinfeksi CMV mencium anak, virus ini dapat berpindah ke anak melalui cairan tubuh tersebut. Meskipun orang dewasa yang terinfeksi sering kali tidak mengalami gejala, mereka tetap dapat menularkan virus ini ke orang lain, termasuk bayi atau anak-anak yang lebih muda, yang lebih rentan terhadap komplikasi dari infeksi CMV.

6. Reaksi Alergi

6. Reaksi Alergi
Pexels/Ron Lach
Bahaya reaksi alergi pada anak ketika dicium orang lain

Reaksi alergi pada anak bisa terjadi akibat berbagai faktor, termasuk kontak langsung dengan alergen yang berasal dari orang lain, seperti melalui ciuman. Alergi dapat disebabkan oleh berbagai hal, mulai dari makanan, debu, hingga bahan kimia tertentu yang ada pada tubuh orang yang mencium anak. Dalam beberapa kasus, paparan alergen ini bisa memicu reaksi alergi pada anak, yang berpotensi menyebabkan komplikasi serius.

Reaksi alergi yang ditimbulkan akibat ciuman dapat bervariasi tergantung pada jenis alergen yang terlibat dan sensitivitas anak. Beberapa bahaya yang terjadi akibat reaksi alergi pada anak setelah dicium orang lain seperti 

  • Iritasi kulit dan ruam
  • Gangguan pada pernapasan
  • Pembengkakan atau gatal pada area mulut atau bibir
  • Risiko anafilaksis

7. TBC

7. TBC
Paxels/Tima Miroshnichenko
Bahaya reaksi alergi pada anak ketika dicium orang lain

Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis, yang umumnya menyerang paru-paru, meskipun dapat mempengaruhi organ tubuh lainnya. TBC ditularkan melalui udara ketika seseorang yang terinfeksi batuk, bersin, atau bahkan berbicara. Ciuman adalah salah satu cara penularan yang berpotensi terjadi, terutama jika seseorang yang terinfeksi TBC memiliki lesi di mulut atau tenggorokan yang mengeluarkan kuman. Untuk anak-anak, terutama yang masih kecil, penularan TBC bisa sangat berbahaya dan dapat menyebabkan komplikasi serius.

TBC ditularkan melalui droplet atau percikan cairan dari saluran pernapasan orang yang terinfeksi. Ketika seseorang yang menderita TBC batuk atau bersin, mereka bisa mengeluarkan kuman ke udara. Jika seseorang dengan TBC dicium oleh anak, risiko penularan bisa meningkat terutama jika ada kontak dekat dengan mulut atau hidung. Pada beberapa kasus, meskipun tidak ada batuk atau bersin, bakteri TBC bisa menyebar melalui air liur, sehingga meskipun risikonya lebih rendah daripada batuk atau bersin, ciuman bisa tetap menjadi salah satu media penularan.

Itulah apa saja bahaya jika anak dicium orang lain yang harus Mama ketahui dan waspadai. Penting bagi orangtua dan orang dewasa yang berinteraksi dengan anak untuk menjaga kebersihan diri dan menghindari ciuman jika mereka sedang sakit atau terpapar penyakit tertentu. Selalu waspada terhadap gejala-gejala yang mungkin timbul pada anak dan segera cari pertolongan medis jika diperlukan. Dengan melakukan langkah pencegahan yang tepat, kita dapat memastikan bahwa kasih sayang yang diberikan pada anak tetap aman dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mereka.

Baca juga:

The Latest