Berenang adalah kegiatan yang banyak disukai anak-anak, bukan? Yup, tak sedikit orangtua yang mengajak anak untuk menghabiskan waktu akhir pekan dengan berenang, terlebih lagi ketika anak butuh refreshing untuk memulai minggunya.
Meski berenang juga menjadi aktivitas fisik yang menyehatkan, sayangnya ada beberapa penyakit berbahaya di kolam renang yang bisa mengintai anak dan keluarga.
Walau sebagian besar kolam renang umum telah dibersihkan dengan kaporit untuk membunuh bakteri-bakteri patogen yang tersebar di air kolam, bukan berarti kolam renang umum terjamin aman sepenuhnya.
Agar membuat Mama dan anak semakin berhati-hati, berikut Popmama.com telah merangkum beberapa penyakit yang bisa menular pada anak di kolam renang umum.
Yuk simak!
1. Diare
Freepik/alexxxis
Diare dapat disebabkan oleh berbagai bakteri yang bisa ditemukan di air kolam renang umum. Beberapa bakteri yang menyebabkan diare antara lain, Shigella, Cryptosporidium, Norovirus, E. coli, dan Giardia intestinalis.
Beberapa bakteri ini ditemukan dalam kotoran manusia, sehingga bisa menyebar saat anak tak sengaja menelan air kolam yang terkontaminasi feses.
Tak dapat dimungkiri lagi jika kotoran manusia mengandung jutaan kuman, sehingga residu feses tersebut dapat mencemari air kolam renang. Terlebih lagi jika ada pengunjung yang memang sedang diare saat berenang.
Sebagian besar infeksi diare di kolam berenang umumnya disebabkan oleh cryptosporidium. Kaporit memang dapat membunuh bakteri hanya dalam beberapa detik saja, namun cryptosporidium bisa hidup di air kolam renang hingga berhari-hari.
Hal ini karena fisiknya lebih tahan banting terhadap efek kaporit daripada kuman lainnya.
2. Muntaber
Freepik/jcomp
Selanjutnya adalah Muntaber (gastroenteritis) yang disebabkan oleh kelompok bakteri yang sama dengan diare.
Cara kerjanya pun sama dengan diare, yaitu beberapa parasit ini ditemukan dalam kotoran manusia. Sehingga bisa menyebar saat anak tak sengaja menelan air kolam renang yang terkontaminasi feses.
Muntaber bisa menyebabkan usus meradang, yang kemudian menimbulkan serangkaian gejala masalah pencernaan.
Mulai dari sakit perut, perut kram, diare, mual dan muntah, hingga demam yang terjadi secara bertahap lebih dari satu hingga dua hari setelah berenang. Untuk gejalanya sendiri bisa berlangsung hingga lima hingga sepuluh hari.
Editors' Pick
3. Swimmer’s ear atau otitis externa
Freepik/Evening_tao
Kemasukan air saat berenang sering terjadi pada siapa pun, termasuk anak-anak. Ketika telinga kemasukan air saat berenang, ini berpotensi menyebabkan infeksi telinga yang disebut dengan swimmer’s ear atau otitis externa.
Swimmer’s ear adalah risiko penyakit di kolam renang yang terjadi akibat kelembaban dari sisa air dan bakteri Pseudomonas aeruginosa yang terperangkap dalam telinga sehabis berenang. Hingga akhirnya kuman dan bakteri yang berkembang biak, meluas dalam telinga.
Ketika anak mengalami swimmer's ear ini, telinganya bisa bengkak dan kemerahan, serta terasa panas juga nyeri, bahkan bisa keluar nanah.
Pada kasus ekstrim, infeksi ini bisa mengakibatkan demam dan rasa nyeri yang menyebar pada wajah, kepala, dan leher, hingga penurunan pendengaran.
MRSA (methicillin-resistant Staphylococcus aureus) adalah sejenis kuman staph yang resisten terhadap antibiotik tertentu.
Sebagian besar infeksi MRSA adalah infeksi kulit, seperti jerawat dan bisul yang mungkin dianggap sebagai gigitan serangga. Hal ini karena gejalanya muncul bentol berwarna merah, bengkak, nyeri, hangat saat disentuh, dan bernanah. Bahkan juga bisa disertai demam.
Hingga saat ini, belum ada laporan MRSA yang menyebar melalui kontak dengan air rekreasi. Akan tetapi, MRSA dapat disebarkan di air kolam renang melalui kontak langsung dan tidak langsung dengan pengunjung lain yang terinfeksi MRSA.
Selain itu, anak bisa tertular infeksi ini apabila ia menggunakan handuk atau menyentuh permukaan benda seperti rel tangan atau bangku ruang ganti, yang terkontaminasi MRSA.
5. Hepatitis A
Freepik/peoplecreations
Penyakit selanjutnya yang bisa ditularkan melalui kolam renang umum adalah hepatitis A. Dari banyak tipe hepatitis, hanya ada satu yang berpotensi mencemari air kolam renang, yaitu hepatitis A. Kondisi ini merupakan peradangan hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis A dapat menular pada anak melalui makanan, minuman, atau air yang terkontaminasi feses mengandung virus.
Anak bisa tertular hepatitis A dari menelan air kolam renang yang terkontaminasi oleh feses pengunjung yang sakit hepatitis berenang di kolam renang umum.
Hal yang membuat hepatitis A menjadi berbahaya adalah, tidak semua orang terinfeksi virus hepatitis A akan memiliki gejala.
6. Penyakit kuning
Freepik.com/jcomp
Jika Mama ingin mengajak anak berenang di kolam renang umum, selalu pastikan bahwa kolam renang yang akan dikunjungi terjaga kebersihannya dengan baik, atau anak bisa berisiko terkena penyakit kuning.
Penyakit kuning terjadi akibat infeksi bakteri dari jenis leprospirosis. Saat di kolam renang umum, biasanya penyakit ini ditularkan lewat urin tikus dan hewan lainnya yang tidak sengaja masuk ke dalam kolam renang.
Perkembangbiakan bakteri penyakit tersebut harus diwaspadai dan biasanya terjadi pada air yang menggenang, bersih, dan tawar.
Anak yang terkena penyakit ini tentu akan merasakan demam, kulit menjadi kuning, dan menggigil, ruam pada kulit hingga pendarahan.
7. Infeksi Cacing
Freepik
Infeksi cacing bisa terjadi jika anak tak sengaja menelan air kolam renang umum. Cacing akan masuk ke dalam tubuh dan penderita penyakit ini nantinya akan merasakan gatal pada bagian kulit, muntah, dan demam.
Penyakit tersebut tidak boleh diabaikan dan harus cepat ditangani. Sebab, jika tak diobati akan membahayakan kesehatan karena dikhawatirkan cacing akan cepat berkembang biak di dalam tubuh.
Nah itulah beberapa penyakit yang bisa menular pada anak di kolam renang umum. Seperti yang disebutkan di atas, penting bagi Mama untuk memeriksa keadaan air di kolam renang umum sebelum membiarkan anak berenang.
Air kolam renang harus bersih, biru, dan bening hingga terlihat sampai ke dasarnya. Selain itu, pastikan anak agar tidak menelan air kolam renang dan tidak memasukkan jari ke mulutnya selama berenang.