Amankah Anak Berolahraga di Luar Rumah Menggunakan Masker?
Menyebabkan anak menjadi mudah lelah saat berolahraga
19 Mei 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Pada saat penyebaran pandemi virus corona ini, penting untuk menjaga kesehatan agar dapat meningkatnya sistem imunitas tubuh. Selain dengan cuci tangan, social distancing, menjaga pola makan yang sehat, menggunakan masker kain jika diluar ruangan, melakukan olahraga secara rutin juga penting untuk dilakukan.
Namun sayangnya belum lama ini, dua anak laki-laki berusia 14 tahun di Cina meninggal saat melakukan lari putaran di kelas olahraga. Kedua siswa tersebut mengenakan masker selama lari putaran. Walaupun belum dapat dibuktikan masker dapat menyebabkan kesulitan bernafas.
Hal ini menimbulkan pertanyaan penting, “Haruskah anak mengenakan masker saat berolahraga?”
Kali ini Popmama.com akan membahas tentang penggunaan masker yang aman pada anak saat berolahraga. Yuk disimak ya, Ma!
1. Mengenakan masker saat berolahraga memiliki risiko kesehatan karena membatasi aliran pernafasan
Jika anak berolahraga di tempat yang jarak sosialnya tidak dapat dijamin, pasti Mama menyuruhnya untuk mengenakan masker. Menurut Kepala Science Officer, Linda Lee, pembawa asimtomatik atau pra-gejala Covid-19 dapat menyebarkan penyakit ke orang lain 20 persen hingga 36 persen jika berolahraga di luar ruangan tanpa penutup wajah.
“Seseorang yang berolahraga, bernafas dengan berat. Jika mereka terinfeksi dan tanpa gejala, mereka dapat menghembuskan hingga 2 juta partikel virus. Penelitian telah menunjukkan virus ini dapat menginfeksi seseorang dengan sedikitnya seribu partikel virus, menunjukkan pentingnya melakukan jarak sosial," ujar Linda Lee.
Menurut Sarah Fankhauser, Ph.D., ahli penyakit menular di Oxford College of Emory University, jika anak berolahraga di luar ruangan, tidak perlu mengenakan masker namun harus menerapkan jarak sosial yang tepat, setidaknya enam kaki atau sekitar 1.8 meter dari orang lain.
Penting untuk diketahui bahwa mengenakan masker saat berolahraga memiliki risiko kesehatan, karena menutupi wajah yang membatasi aliran pernafasan.
Editors' Pick
2. Merupakan masalah yang lebih besar bagi anak, karena berkurangnya fungsi paru-paru
Sementara olahraga adalah kunci untuk menjaga kesehatan yang baik, namun menggunakan masker menghadirkan banyak masalah keamanan. Karena masker wajah dapat membatasi aliran udara anak ketika berolahraga atau bersepeda.
"Menggunakan masker merupakan masalah yang lebih besar daripada yang disadari orang, terutama bagi anak karena berkurangnya fungsi paru-paru. Mengerahkan tenaga fisik yang berlebih saat berolahraga akan membuat masker yang bisa ditahan menjadi tidak tertahankan dengan menyebabkan kesulitan bernafas.” kata Lana V. Ivanitskaya, Ph.D., psikolog industri-organisasi dan profesor di School of Health Sciences di Central Michigan University.
Terlebih lagi, masker menjadi basah saat dipakai saat olahraga. Ini semakin menambah ketidaknyamanan dengan memicu keringat dan sekresi hidung yang terutama akan mengganggu anak-anak.
Masker basah mungkin juga kurang efektif dibandingkan masker kering dalam mengurangi penularan Covid-19 melalui udara.
4. Saran untuk mencegah anak dari komplikasi akibat penggunaan masker saat olahraga diluar rumah
Selama pandemi, penting untuk anak agar tidak melewatkan olahraga. Banyak olahraga anak dapat lakukan dengan jarak sosial, dengan paparan sosial yang lebih sedikit, semakin baik.
Namun bagi anak yang tinggal di kota yang ramai mungkin perlu berolahraga dengan masker di luar ruangan.
Agar mencegah anak dari komplikasi negative akibat penggunaan masker saat berolahraga, Mama dapat mengikuti saran dari ahli berikut ini:
Periksa dengan dokter anak
Jika anak memiliki kondisi kesehatan yang mendasarinya seperti penyakit jantung, saluran udara reaktif, asma, tekanan darah tinggi, dan sebagainya, Mama harus selalu memeriksanya dengan praktisi kesehatan anak untuk memperjelas penggunaan masker, terutama jika akan berolahraga dengan masker. Dokter dapat memberi panduan untuk mencegah keadaan darurat medis.
Tidak memaksakan berolahraga berat
Mengingat bahwa masker dapat membatasi aliran udara, atur harapan sedikit lebih rendah, selalu monitor pernapasan, dan detak jantung anak. Pastikan anak-anak memahami fakta-fakta ini sebelum berolahraga di luar ruangan.
Jangan menyentuh wajah
Sebelum berolahraga, pastikan masker tidak menghalangi pandangan, terutama jika anak mengenakan kacamata. Bawalah kain atau tisu bersih untuk menyeka keringat dan bawa pembersih tangan jika harus menyentuh wajah. Penting juga untuk membersihkan dan mengeringkan masker kain setelah setiap kali digunakan.
Hati-hati dengan aktivitas fisik
Jika merasa membutuhkan lebih banyak udara, maka berhentilah sejenak, minum air, dan lepaskan masker jika aman untuk melakukannya.
Pastikan untuk tidak menyentuh bagian luar topeng, dan jangan meletakkan tangan yang kotor di wajah.
Jaga jarak dengan orang lain
Tetap lakukan jaga jarak sekitar enam kaki atau 1,8 meter. Mama dapat melakukan memberikan contoh jarak yang harus dilakukan sebelum anak berolahraga diluar rumah. Lalu, hindari terjadinya kontak fisik dengan teman-temannya dan orang lain terlebih dahulu.
Mandi atau cuci tangan dengan bersih
Setelah olahraga, ingatkan anak untuk tidak langsung menyentuh banyak barang dalam rumah. Segera mandi atau cuci tangan dengan bersih serta cuci baju yang digunakan saat berolahraga dengan bersih.
Lakukan eksperimen dengan masker
Mungkin perlu waktu untuk menemukan penutup wajah yang nyaman untuk berolahraga. Menggunakan lapisan masker yang dapat anak toleransi tanpa adanya rasa tidak nyaman yang signifikan namun juga harus pas untuk memberikan filtrasi.
Berolahraga memang kegiatan yang rutin dilakukan untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak, namun saat harus olahraga diluar rumah perlu penyesuaian masker yang tepat agar menghindari komplikasi negative lainnya.
3. Masker dapat menciptakan situasi pertukaran oksigen dan karbon dioksida terganggu
Selama aktivitas fisik, kadar karbon dioksida tubuh meningkat, membuat pernapasan yang lebih cepat dan peningkatan denyut jantung.
Masker mungkin menahan sebagian karbon dioksida ini di dalamnya. Meski kadarnya terlalu rendah untuk menyebabkan keracunan, karbon dioksida dapat menyebabkan lebih cepat lelah.
"Masker akan membatasi aliran udara masuk dan keluar dari mulut dan hidung, menciptakan situasi di mana pertukaran oksigen dan karbon dioksida terganggu. Anak mungkin berpikir bahwa mereka mendapatkan olahraga yang lebih baik karena 'sulit', tetapi itu belum tentu lebih baik," kata Michael Figueroa, EdD, seorang profesor dan direktur lulusan kinesiologi di Universitas William Paterson di New Jersey.
Akhirnya, anak yang masih kecil tidak menyadari fungsi tubuh mereka, jadi mereka mungkin tidak menyadari kesulitan bernafas berarti berkurangnya fungsi pernapasan.
Mereka mungkin tetap berolahraga meskipun ada peringatan fisik ini, yang mungkin mengarah pada konsekuensi negatif.
Baca juga:
- Anak Sering Keluhkan Bosan? Mama Bisa Lakukan 5 Solusi Ini
- Sedih! Niat Bantu Orangtua, Anak Penjual Jalangkote Jadi Korban Bully
- 7 Cara Mengajarkan Empati pada Anak di Masa Pandemi Covid-19