Cari Tahu Bahaya Paparan Sinar Ultraviolet pada Kulit Anak
Sinar matahari yang berlebihan justru bisa membahayakan kesehatan anak
24 Februari 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Setiap anak dalam masa tumbuh kembangnya membutuhkan paparan sinar matahari untuk menghasilkan Vitamin D, yang membantu penyerapan kalsium untuk tulang yang lebih kuat dan lebih sehat.
Walaupun memiliki dampak positif bagi tumbuh kembang anak, paparan sinar ultraviolet (UV) matahari yang tidak terlindungi juga dapat menyebabkan berbagai kerusakan pada tubuh, mulai dari kulit, mata, sistem kekebalan tubuh, serta berisiko mengembangkan penyakit berbahaya.
Produk tabir surya untuk anak juga sering mengatakan bahwa anak harus terlindungi dari paparan sinar UV. Namun sebenarnya apa itu paparan sinar UV dan dampaknya bagi tubuh anak?
Kali ini Popmama.com akan membahas bahaya sinar uv bagi kulit pada anak dan cara mencegah anak agar tidak mengembangkan penyakit akibat paparan sinar UV. Yuk Ma, mari simak informasinya di bawah ini!
1. Sinar ultraviolet adalah jenis sinar yang tidak tampak dan dibagi menjadi tiga jenis
Dilansir dari hopkinsmedicine.org, energi dari matahari yang mencapai bumi muncul sebagai sinar tampak (visible), inframerah, dan ultraviolet (UV). Sinar UV adalah jenis sinar yang tidak tampak, yang kemudian dibagi menjadi tiga jenis sinar matahari berdasarkan panjang gelombangnya:
- Ultraviolet A (UVA) terdiri dari panjang gelombang 320 hingga 400 nm (nanometer).
- Ultraviolet B (UVB) tediri dari panjang gelombang 280 hingga 320 nm.
- Ultraviolet C (UVC) terdiri dari panjang gelombang adalah 100 hingga 280 nm.
Hanya sinar ultraviolet UVA dan UVB yang mencapai permukaan bumi. Sedangkan, atmosfer bumi dapat menyerap panjang gelombang UVC. Ketika sinar ini mencapai kulit, mereka menyebabkan rasa terbakar dan kerusakan kulit lainnya.
2. Dampak sinar UVA dan UVB pada kulit anak
Sinar ultraviolet A dan B yang masuk ke bumi dapat menyebabkan risiko kesehatan terutama ketika anak tidak menggunakan perlindungan saat beraktifitas di luar rumah pada siang hari. Risiko yang mungkin terjadi adalah berikut ini:
Sinar UVA
Sinar UVA dapat menyebabkan penuaan kulit dan kerutan serta berkontribusi pada kanker kulit, seperti melanoma yang merupakan jenis paling berbahaya dari kanker kulit. Sinar UVA melewati lapisan ozon dengan mudah, sehingga mayoritas sinar matahari yang diterima adalah UVA.
Sinar UVB
Sinar UVB juga berbahaya, menyebabkan sengatan matahari, katarak, dan efek pada sistem kekebalan tubuh. Sinar UVB juga berkontribusi pada kanker kulit, dan melanoma dianggap terkait dengan sengatan sinar matahari UVB yang parah sebelum usia 20 tahun. UVA juga meningkatkan efek kerusakan yang disebabkan oleh sinar UVB, seperti kanker kulit dan katarak.
Editors' Pick
3. Sunburn terjadi akibat melanin yang tidak dapat melindungi jumlah kerusakan dari sinar UV
Dalam kebanyakan kasus, sinar ultraviolet bereaksi dengan melanin, yaitu zat atau pigmen yang mengatur warna kulit anak. Melanin merupakan pertahanan pertama melawan matahari. Hal ini karena melanin menyerap sinar UV berbahaya yang dapat menyebabkan kerusakan kulit.
Jika anak pernah mengalami sunburn atau kulit yang terbakar, hal ini terjadi ketika jumlah kerusakan UV melebihi perlindungan yang dapat diberikan oleh melanin kulit. Warna coklat akibat berjemur juga menjadi respons kulit terhadap cedera akibat sinar matahari.
Sedikit paparan sinar matahari itu sehat dan menyenangkan. Tapi terlalu banyak bisa berbahaya. Tindakan harus diambil untuk mencegah paparan sinar matahari yang berlebihan.
Namun, ada kalanya matahari menjadi sangat terik dan mungkin menyebabkan anak mama mengalami kulit yang terbakar. Cari tahu apa yang harus dilakukan ketika kulit anak terbakar sinar matahari di bawah ini.
4. Lakukan hal ini jika anak mengalami kulit terbakar akibat sinar matahari
Ketika anak-anak terbakar sinar matahari, ia biasanya mengalami nyeri dan sensasi panas, gejala mungkin cenderung memburuk beberapa jam setelah terpapar sinar matahari. Sinar matahari juga membuat kulit anak kering, yang menyebabkan kulitnya menjadi gatal dan kencang.
Kulit yang terbakar mulai mengelupas sekitar seminggu setelah kulit terbakar. Minta anak untuk tidak menggaruk atau mengupas kulit yang terlepas agar tidak mengalami infeksi. Berikut ini adalah beberapa cara untuk mengatasi sengatan matahari pada anak yang dilansir dari kidshealth.org:
- Minta anak mandi dengan air dengan suhu yang sejuk (bukan dingin), atau oleskan kompres dingin dan basah dengan lembut ke kulit untuk membantu meredakan rasa sakit dan panas.
- Oleskan gel lidah buaya murni ke area yang terbakar matahari.
- Beri anak obat anti inflamasi seperti ibuprofen atau gunakan asetaminofen untuk meredakan rasa sakit dan gatal. Hindari memberikan aspirin kepada anak-anak atau remaja. Diphenhydramine juga dapat membantu mengurangi rasa gatal dan bengkak.
- Oleskan krim pelembab untuk melembabkan kulit dan mengobati gatal-gatal. Untuk area yang terbakar sinar matahari lebih parah pada anak-anak di atas 2 tahun, oleskan krim hidrokortison 1 persen dengan tipis untuk meredakan nyeri.
- Hindari menggunakan produk berbahan dasar minyak, karena dapat mencegah keluarnya panas berlebih dan keringat. Selain itu, hindari produk pertolongan pertama yang mengandung benzokain, karena dapat menyebabkan iritasi atau alergi kulit.
- Jika kulit terbakar parah dan timbul lepuh, hubungi dokter anak. Selain itu, juga beri tahu anak untuk tidak menggaruk, memecahkan, atau memencet lepuhan, yang dapat terinfeksi dan menyebabkan jaringan parut.
- Jauhkan anak dari sinar matahari sampai sengatan matahari sembuh. Paparan sinar matahari lebih lanjut hanya akan memperburuk luka bakar dan meningkatkan rasa sakit.
5. Cara melindungi anak dari dampak berbahaya sinar radiasi UVA dan UVB
Cara terbaik untuk melindungi anak dari dampak berbahaya sinar ultraviolet adalah dengan membatasi paparan sinar matahari dan mulai melindungi kulitnya. Cara terbaik untuk mencegah sengatan matahari pada anak usia di atas 6 bulan adalah dengan mengikuti tips dari American Academy of Dermatology (AAD) berikut ini:
Menggunakan tabir surya
Setiap anak membutuhkan perlindungan matahari. Semakin cerah warna kulit alami anak, maka semakin sedikit melanin yang dimilikinya untuk menyerap sinar UV dan melindungi dirinya sendiri. Dan sebaliknya, jika semakin gelap warna kulit alami anak, semakin banyak melanin yang dimilikinya.
Tetapi anak-anak yang berkulit gelap dan terang tetap membutuhkan perlindungan dari sinar UV untuk mencegah kulit terbakar matahari atau apa pun menyebabkan kerusakan kulit.
Oleskan tabir surya tahan air yang memiliki spektrum luas dan mendungan SPF (Sun Protection Factor) minimal 30 pada seluruh bagian kulit yang terbuka. Spektrum luas berarti tabir surya melindungi anak dari sinar UVA dan UVB. Oleskan kembali setiap 2 jam dan setelah berenang atau berkeringat.
Menggunakan pakaian pelindung
Ketika Mama dan anak harus beraktifitas di luar rumah dalam jangka waktu yang cukup lama, kenakanlah pakaian pelindung seperti kemeja lengan panjang, celana panjang, topi bertepi lebar, dan kacamata hitam pada anak jika memungkinkan. Akan lebih baik jika Mama mencari pakaian dengan faktor perlindungan UV (UPF) atau yang terbuat dari kain tenun ketat.
Cari tempat teduh
Ingatlah bahwa sinar matahari yang paling kuat terjadi di antara jam 10 pagi dan 4 sore. Jika bayangan Mama dan anak lebih pendek dari tubuh, carilah tempat teduh.
Hindari tempat-tempat tertentu
Berhati-hatilah saat berada di dekat air, salju, dan pasir. Area tersebut dapat memantulkan sinar matahari yang merusak. Pantulan sinar matahari di air, salju, dan pasir dapat meningkatkan kemungkinan anak mengalami sengatan matahari.
Memberikan anak pelembab bibir dengan SPF
Lindungi bibir anak dengan pelembab bibir yang setidaknya memiliki kandungan SPF 15.
Periksa seluruh kulit anak secara teratur
Setelah berpergian ke tempat yang panas, Mama harus periksa seluruh kulit anak secara rutin. Jika Mama melihat sesuatu yang berubah, tumbuh, atau berdarah pada kulit anak, segera temui penyedia layanan kesehatan.
6. Segera hubungi dokter jika melihat kondisi kulit anak yang berubah
Setelah berpergian ke tempat dengan cuaca terik, Mama perlu rutin memeriksakan seluruh bagian kulit anak yang banyak terpapar sinar matahari. Jika Mama melihat ada bintik-bintik kulit yang baru dan mulai tumbuh saat di rumah, segera hubungi dokter anak.
Kemudian tanyakan kepada dokter apakah anak harus menjalani pemeriksaan rutin untuk mencari gejala awal kanker kulit, pemeriksaan sejak dini dapat membantu mendeteksi tanda-tanda awal kanker kulit.
Dilansir dari chop.edu, kanker kulit memang tidak umum pada anak-anak, namun kejadian melanoma pada anak-anak meningkat 2 persen setiap tahun. Melanoma menyumbang hingga 3 persen dari semua kanker anak.
Selain muncul bintik-bintik hitam, Mama juga perlu menghubungi dokter ketika melihat ada perubahan yang tidak biasa pada kulit anak. Ini termasuk tempat yang sakit, gatal, atau berubah warna atau bentuk.
Dokter mungkin perlu mengambil sebagian atau seluruh noda untuk melakukan biopsi. Ini akan menunjukkan apakah area tersebut mengandung kanker atau tidak. Dokter kemudian akan bekerjasama dengan Mama dalam pengobatan jika mereka menemukan kanker pada kulit anak.
Sinar matahari memang dapat memproduksi Vitamin D yang membantu tumbuh kembang anak, namun jika dilakukan secara berlebihan dan tanpa perlindungan bisa jadi bumerang yang justru menyerang kesehatan anak.
Terapkan tips-tips di atas agar anak bisa beraktifitas di luar rumah dengan nyaman tanpa perlu takut terkena dampak berbahaya dari sinar matahari. Semoga informasi bahaya sinar uv bagi kulit pada anak bermanfaat ya, Ma!
Baca juga:
- 7 Jenis Penyakit Kulit yang Sering Menyerang Anak
- Bukan Karena Warna Kulit, Ini Penyebab Anak Tampak Pucat Setiap Saat
- 9 Rekomendasi Body Lotion untuk Melembapkan Kulit Balita