Anak Sering Gigit Kuku? ini 7 Cara untuk Menghentikannya
Jangan langsung mengomeli anak ya, Ma!
22 Agustus 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Menggigit kuku memang tidak terdengar serius, namun bisa menjadi penyebab gesekan antara orangtua dan anak dalam upaya menghentikan kebiasaan tersebut.
Ada banyak alasan mengapa anak suka menggigit kukunya, mengatasi rasa bosan, menghilangkan stres, rasa ingin tahu, atau sekadar meniru orang terdekatnya. Sedangkan para profesional menyebutkan, menggigit kuku sebagai salah satu "kebiasaan gugup" yang sangat umum
Sebagian besar anak mungkin dapat menghentikan kebiasaan ini sendiri, namun beberapa orangtua justru melihat anaknya terus melakukan kebiasaan ini walau usianya bertambah.
Untuk membantu Mama mengatasi kebiasaan ini, berikut Popmama.com akan memberikan tujuh cara membuat anak menghentikan kebiasan menggigit kuku.
1. Tanyakan pada anak alasan mengapa ia suka menggigit kuku
Mulailah percakapan dengan anak, tentang mengapa ia selalu menggigit kuku, apakah itu karena ia suka gugup, mudah bosan, atau ada masalah lainnya.
Jika anak mengalami perubahan baru-baru ini, seperti pindah rumah, orangtua yang bercerai, sekolah baru, atau akan menghadapi ujian, buat upaya khusus untuk membantunya membicarakan kekhawatiran.
Namun jangan memaksakan anak untuk langsung bercerita, tapi yakinkan anak bahwa ada solusi yang mungkin bisa dilakukan dan beri tahu bahwa Mama selalu siap mendengarkan.
2. Hindari mengomeli anak karena kebiasaan ini
Walaupun Mama tahu apa alasan anak suka gigit kuku, jangan mengomel atau memarahinya. Seperti kebiasaan gugup lainnya, menggigit kuku cenderung tidak disadari, dan mungkin anak tidak menyadari bahwa ia memiliki masalah kecemasan.
Terlebih lagi jika anak bahkan tidak sadar mengapa melakukannya, hindari menambahkan api ke situasi. Yang paling penting adalah menjaganya agar kebiasan ini tidak meningkat.
Selain itu, jika terlalu menekan anak untuk berhenti, ini hanya akan menambah stresnya dan berisiko meningkatkan perilakunya. Semakin sedikit tekanan yang diberikan, maka semakin besar pula kemungkinan anak merasa nyaman untuk meminta bantuan Mama.
Editors' Pick
3. Memiliki sesi manicure di rumah bersama anak
Memotong kuku anak dapat mengurangi luas permukaan yang berada di atas kuku, ini berarti lebih sedikit kotoran dan bakteri jika/saat anak menggigit kuku.
Selain itu, rawat kutikula dengan baik juga, karena kutikula yang robek dan kulit yang rusak dapat menyebabkan masuknya bakteri. Kasus terburuk, ini dapat menyebabkan infeksi yang buruk.
Jika anak mama sudah cukup besar, ajari ia cara menggunakan alat kikir untuk menghindari tepi tajam yang membuat anak lebih tergoda untuk menggigitnya.
Mama juga dapat memberikan sesi "spa" di rumah bersama anak, dengan memakaikan cat kuku. Cara ini juga bisa menjadi kesempatan untuk bonding bersama anak.
Anak khususnya perempuan akan mengurangi kecenderungan untuk menggigit kuku ketika ada cat warna yang ia sukai. Namun, bicaralah dengan dokter anak untuk menanyakan cat kuku yang aman sesuai usia anak.
4. Berikan sesuatu yang membuat anak fokus dan tetap aktif
Temukan hal lain yang akan membuat jari anak tetap aktif. Misalnya fidget toy, pop it, atau slime untuk dimainkan daripada berfokus rasa ingin menggigit kuku.
Mama juga dapat melihat beberapa teknik relaksasi dan menenangkan untuk dicoba ketika anak memiliki dorongan untuk menggigit kuku, misalnya bernapas dalam-dalam, atau mengepalkan dan melepaskan kepalannya.
Pastikan anak memiliki banyak kesempatan untuk membakar ketegangan dan energi gugup dengan aktivitas fisik seperti olahraga atau bermain di luar ruangan.
Jika olahraga tak memungkinkan, Mama dapat mengajak anak menemukan kegiatan seni dan kerajinan, atau belajar alat musik sebagai cara yang baik untuk membuat tangannya tetap sibuk dan santai pada saat yang sama.
5. Tunjukkan sinyal halus yang mengingatkan anak
Saat Mama melihat anak mulai menggigit kuku, sentuh lengannya dengan ringan atau gunakan kode rahasia yang diketahui bersama, untuk mengingatkan anak agar berhenti namun tanpa membiarkan orang lain tahu.
Ketika Mama konsisten memberikan sinyal halus, anak mungkin akan mendapat manfaat dari pengingat fisik ini agar berhenti menggigit kuku. Opsi ini berguna selama anak memilih untuk menghentikan kebiasaannya ini. Jika tidak, cara ini mungkin hanya terlihat seperti hukuman.
6. Buat sistem penghargaan
Untuk anak yang lebih kecil, Mama dapat membuat bagan stiker untuk menandai setiap hari ketika anak tidak menggigit kukunya.
Namun, jika anak mama sering menggigit kuku dalam waktu sehari, buatlah bagan ini dalam bentuk satu hari. Misalnya pagi hari mulai dari jam 06.00-10.00, lalu siang hari dari jam 11.00-14.00, hingga malam.
Setelah anak mengumpulkan stiker dalam jumlah tertentu, beri ia hadiah yang telah disepakati bersama.
7. Membiarkan konsekuensi alami
Ingatlah bahwa konsekuensi alami dapat menjadi guru yang baik bagi setiap orang. Jadi, jika anak menggigit kuku terlalu pendek dan menyebabkan jari-jarinya sakit, rasa sakit itu dapat memotivasinya untuk berhenti menggigit kukunya di kemudian hari.
Itulah beberapa cara menghentikan kebiasaan anak yang suka gigit kuku. Pahami bahwa setiap anak memiliki respon dan teknik yang berbeda.
Sehingga jika satu cara tidak berhasil, cobalah untuk menggunakan solusi yang lainnya. Maka penting untuk selalu konsisten dan sabar dalam menyikapinya.
Dalam kasus yang jarang terjadi, menggigit kuku yang parah bisa menjadi tanda kecemasan berlebihan yang perlu ditangani. Terlebih lagi jika Mama melihat kebiasaan menggigit kuku bersamaan dengan perilaku lain, seperti menggaruk kulit atau rambut, atau jika anak sulit tidur.
Konsultasikan juga dengan dokter jika kebiasaan menggigit kuku anak, membuat ujung jarinya sakit atau berdarah secara teratur, muncul tiba-tiba, atau meningkat dengan cepat.
Itulah cara menghentikan kebiasaan gigi kuku pada anak. Semoga bermanfaat!
Baca juga:
- 6 Kebiasaan Anak saat Memasuki Tahun Ajaran Baru, Apa Saja Ya?
- Orangtua Wajib Tahu! Begini 5 Kebiasaan yang Membantu Anak Bahagia
- 5 Kebiasaan Sehari-hari yang Bantu Melindungi Kesehatan Usus Anak