7 Cara Menanamkan Sikap Pantang Menyerah pada Anak Pra Remaja
Optimisme adalah salah satu elemen penting untuk kebahagiaan, kesehatan dan kesuksesan
15 Juli 2021
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Optimisme adalah salah satu elemen penting untuk kebahagiaan, kesehatan, dan kesuksesan. Beberapa anak secara alami lebih optimis daripada yang lain, dan mungkin sulit bagi beberapa anak lainnya untuk melihat sisi baik dari kehidupan.
Seiring bertambahnya usia, anak perlu mengatur dunianya tanpa membiarkan hal-hal negatif terlalu memengaruhinya.
Namun Mama tak perlu khawatir, ini belum terlambat. Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk menanamkan sikap optimisme pada anak.
Berikut Popmama.com berikan beberapa cara menanamkan sikap pantang menyerah pada anak pra remaja, di bawah ini!
1. Melihat hal-hal positif dalam setiap situasi
Anak mencontoh perilaku orang-orang yang berada di sekitarnya, dalam hal ini adalah orangtua. Cobalah untuk mencari hal positif bahkan dalam situasi yang tidak menguntungkan, dan ajari anak untuk tidak pernah menyerah pada tujuan.
Bicarakan tentang detail apa yang salah dan mengapa, daripada langsung ke hasilnya. Selain itu, beri tahu anak bahwa kegagalan atau kesalahan itu baik-baik saja, itu hanya bagian dari kehidupan yang dapat diatasi, dan yang penting adalah mengembangkan sikap yang tidak pernah menyerah.
2. Berikan pujian untuk usaha, bukan hasil
Sebagai orangtua, Mama harus menyoroti pentingnya upaya yang dilakukan seorang anak, daripada menekankan pada hasilnya, baik itu positif atau negatif.
Ini mengarahkan anak untuk lebih fokus pada cara daripada tujuan, sambil mengasah keterampilan dirinya. Oleh karena itu, meskipun hasilnya mungkin tidak seperti yang anak atau orangtua harapkan, penting untuk menjaga agar anak tetap positif dan pantang menyerah.
Editors' Pick
3. Ajari anak bahwa tidak apa-apa untuk mengalami kegagalan
Mama perlu membantu anak untuk mencapai kesuksesan nyata, daripada hanya menghargai upayanya. Namun ketika upaya ini tidak cukup untuk mengembalikan semangatnya, mungkin berbicara dengan anak adalah solusi yang tepat, dan memberi tahunya bahwa terkadang tidak apa-apa untuk gagal.
Memuji anak bahwa semua yang ia lakukan adalah hal yang baik, justru membuat anak berada pada posisi yang kurang menguntungkan.
Ini membuatnya tidak pernah terbiasa ditantang, dan bahkan pemicu terkecil pun akan membuatnya rentan terhadap depresi. Jadi mengakui keberhasilan anak memang penting, tetapi penting juga untuk mengakui ketika usahanya tidak berhasil juga.
Ini membantu anak untuk membangun sikap positif dan optimis, yang akhirnya membantu anak bekerja lebih baik.
4. Melibatkan anak dalam pemecahan masalah
Jika anak mengalami masalah, beri ia ruang untuk melakukan pemecahan masalah. Hindari untuk langsung turun tangan dan memecahkan masalahnya.
Untuk memberikan bantuan tanpa langsung turun tangan, Mama dapat memberikan anak sebuah cara atau alat dan mengajari bagaimana proses yang efisien dalam menyikapi masalahnya, hal ini dilakukan agar anak tetap dapat mengatasinya sendiri.
Mama dapat mengajukan pertanyaan pada anak yang membantunya untuk mendefinisikan masalah, menghasilkan ide, mengevaluasi dan memilih ide, dan menerapkan solusi.
Anak akan terlatih memiliki sikap pantang menyerah nantinya.
5. Menumbuhkan harapan
Hal yang membedakan anak yang optimis dan pesimis adalah, anak yang optimis percaya pada harapan. Optimisme dan harapan terkait erat, dan mengajarkan anak untuk berharap dapat membantunya membangun pola pikir optimis.
Beberapa elemen penting dari harapan termasuk memiliki tujuan, memiliki pilihan, dan dukungan sosial. Bicaralah dengan anak tentang keinginan dan tujuannya, dan bantu ia menggunakan keterampilan pemecahan masalah untuk melihat bagaimana ia memiliki pilihan dalam kehidupannya sendiri.
Selanjutnya, ingatkan anak bahwa Mama ada untuk mendukung dan membantunya, dan Mama selalu berada disampingnya kapanpun yang ia butuhkan.
6. Pentingnya bersyukur
Mama juga harus mengajari anak untuk bersyukur atas apa pun yang ia miliki, dan baru kemudian untuk bercita-cita lebih. Ajari anak cara menghitung hal-hal yang membuatnya bahagia dengan cara yang menyenangkan dan sederhana.
Setiap hari atau secara berkala, mintalah anak untuk menuliskan sesuatu yang membuatnya bahagia dan bangga pada diri sendiri. Tindakan kecil ini sangat membantu, baik dalam hal meningkatkan kebahagiaan dan membentuk pandangan positif di tahun-tahun mendatang.
7. Bantu anak untuk mengalami kesuksesan
Bantu anak untuk menanamkan hal-hal positif, karena ini tidak tumbuh dengan sendirinya. Mintalah anak untuk memikirkan sesuatu yang ingin dilakukan dan bantu ia untuk mencapainya. Memiliki perasaan yang baik sangat membantu dalam membangun optimisme.
Jika anak bingung ingin melakukan kegiatan apa, Mama dapat mengajaknya untuk melakukan sesuatu yang harus melewati beragam proses. Seperti menumbuhkan tanaman dari bibit, membuat kue, melukis, dan masih banyak lagi.
Salah satu hadiah terbaik yang Mama dapat berikan pada anak adalah rasa harapan yang tak putus-putusnya, dan mengajarinya untuk mencari kebahagiaan. Sikap optimis sering diabaikan ketika orangtua lebih berfokus pada kualitas yang lebih kuat seperti kejujuran dan kepercayaan diri.
Namun, sikap optimis ini tentu tak kalah penting. Anak yang mempraktikkan pemikiran optimis bisa tumbuh lebih tangguh, cenderung tidak menyerah dalam menghadapi tantangan, memberinya rasa kontrol pada dunianya sendiri, serta kepercayaan diri.
Begitulah cara menanamkan sikap pantang menyerah pada anak pra remaja. Semoga mereka bisa sukses setelah dewasa.
Baca juga:
- 7 Cara Mendidik Anak yang Pesimis agar Menjadi Lebih Optimis
- 5 Ciri-Ciri Anak yang Punya Sikap Optimis dan Percaya Diri
- Lebih Optimis, Inilah 10 Karakter Anak yang Lahir di Bulan Mei