Setiap orangtua menginginkan anaknya rajin belajar tak hanya di sekolah ketika masa-masa sekolahnya saja. Karena pembelajaran bisa didapatkan dari mana saja dan kapan saja. Seringkali, orangtua melihat hal ini menjadi perintah yang sulit, tetapi sebenarnya tidak.
Selain itu, anak yang ingin menjadi pembelajar seumur hidup mampu mengelola ketidakpastian dan berkomunikasi lintas dan dalam budaya, sub-budaya, keluarga, dan komunitas, serta mampu dalam mendiskusikan konflik.
Mama dapat mendorong kebiasaan anak agar bisa menjadi pembelajar seumur hidupnya dengan beberapa tips yang Popmama.com berikan berikut ini!
1. Jadilah model inspirasi untuk anak
Freepik/Tonefotografia
Anak selalu memerhatikan dan meniru orangtuanya. Dengan menunjukkan bahwa Mama selalu belajar, anak akan menyadari bahwa belajar itu terus berlanjut sepanjang masa hingga dewasa dan, merupakan perjalanan pertumbuhan dan perkembangan diri sendiri tanpa akhir.
Dengan menjadi model inspirasi anak, kecintaan Mama dan Papa pada pembelajaran dapat menular pada anak. Selain itu anak juga akan lebih termotivasi belajar jika melakukannya bersama orangtua, terlebih lagi dengan cara yang menyenangkan sesuai usia anak.
2. Sering apresiasi usaha dan cara anak mencapainya
Freepik/Alf061
Apa yang dapat Mama katakan untuk terus mendorong anak belajar seumur hidupnya? Salah satunya adalah rajin memuji usaha anak, bahkan jika hasilnya tidak memuaskan, Mama perlu mengatakan pada anak seperti, "Usaha yang hebat!" untuk membuatnya merasa nyaman.
Hal ini bisa mengurangi rasa kecewa anak ketika menyadari prestasinya yang rendah. Memuji proses dan strategi anak, dan menghindari menghubungkannya dengan hasil seringkali menjadi tindakan tepat. Berikut beberapa contohnya:
“Wow, kamu benar-benar berlatih itu, dan lihat bagaimana kamu meningkat.”
“Lihat, kamu belajar lebih banyak dan nilai kamu pada tes ini lebih tinggi.”
"Kamu mencoba cara yang berbeda dan kamu menemukan cara untuk memecahkan masalah."
"Kamu tetap berpegang pada ini dan sekarang kamu benar-benar memahaminya."
Cetuskan diskusi yang menyenangkan dengan anak tentang apa yang dapat ia lakukan, untuk secara positif mengubah pola pikirnya dan memberdayakan dirinya sendiri di situasi yang sama di masa depan.
Editors' Pick
3. Pikirkan kembali definisi kegagalan
Freepik/Rawpixel-com
Banyak orangtua yang mengatur anak untuk pola pikir tetap pada ekspektasi hingga menyebabkan ketakutan untuk belajar. Jadi Mama perlu mulai mendefinisikan kembali kata "kegagalan" sebagai "kesempatan" untuk berdiskusi, meningkatkan, dan unggul.
Saat anak meraa malu karena gagal, ia akan melakukan segala daya agar terlihat seperti ia tidak gagal. Anak akan menyembunyikan kegagalannya karena takut terlihat bodoh.
Kesabaran adalah yang terpenting di sini, jadi pastikan Mama untuk merencanakan dengan hati-hati untuk menyiapkan anak menuju kesuksesan. Keterampilan dasar serta kebijaksanaan menetapkan harapan yang realistis dan meminimalkan kegagalan.
4. Jangan hanya belajar dari buku teks saja
Freepik/Davit85
Gunakan semua sumber daya dan bahan di sekitar Mama, bahkan di luar ruangan yang bagus jika cuaca memungkinkan. Untuk mengeluarkan pikiran anak dari pelajaran buku teks, dan bawa anak lingkungan di sekitarnya.
Anak dapat langsung belajar dari apa yang ia lihat, setelah itu mungkin Mama perlu bersiap untuk ditanyai segala hal. Namun tidak ada cara yang lebih baik untuk membuat anak bersemangat belajar dengan menemukan hal yang menyenangkan untuknya.
5. Ajarkan pembicaraan diri yang positif
Freepik
Keterampilan bicara-diri-sendiri yang positif harus terus dilakukan, bahkan setelah anak selesai masa pendidikannya. Mendorong pembelajaran seumur hidup melibatkan tetap positif tentang pengalaman, dan dengan fokus ini Mama dapat mengubah hal negatif menjadi hal yang memberdayakan.
Itu tergantung pada pilihan, apa yang anak pilih untuk pikirkan, katakan, dan rasakan. Bahwa tidak ada sesuatu di sekitar anak yang bisa mengendalikan pikiran dan keyakinannya.
Mama dapat membimbing anak untuk menghilangkan pembicaraan diri yang negatif menggunakan logika, kasih sayang, dan dorongan untuk membantunya membuang ide-ide yang menghancurkan tersebut.
6. Ingat bahwa belajar itu tidak berhenti sampai sepulang sekolah
Freepik/Karlyukav
Kebanyakan anak berpikir bahwa belajar berhenti pada saat liburan. Mama mungkin melihat anak yang berlibur sebagai saat yang menyenangkan, dan Mama harus mencari cara untuk membuat anak mau belajar selama liburan.
Jika Mama membuat belajar menjadi menyenangkan, seharusnya tidak ada masalah dalam membuat anak kembali untuk sesi belajar di waktu liburan ditunggu-tunggu. Apalagi Mama bisa menerapkan waktu belajar selama liburan seperti pergi ke museum, wisata alam, kebun binatang, dan lain-lain.
Memiliki waktu belajar selama liburan panjang dapat membantu anak mendapatkan pemahaman baru dan semakin terikat dengan Mama, selain membiasakan anak untuk belajar saat masa liburan, hal ini juga membentuk hubungan yang langgeng.
Belajar memang menjadi kegiatan yang membosankan bagi hampir setiap anak, namun tanpa disadari selama hidupnya anak harus perlu belajar terutama untuk pemecahan masalah. Maka dari itu, mendorong anak agar menjadi pembelajar seumur hidup perlu dilakukan sejak dini, bahkan dari hal-hal yang sering ditemukan di rumah.
Tentu Mama juga ingin jika anak rajin belajar baik teori dan praktiknya dalam kehidupan nyata, bukan?