Lakukan 8 Cara Ini untuk Mengajarkan Anak Tidak Bersikap Rasis
Meningkatkan rasa toleransi, menghormati, dan empati anak pada orang lain
3 Juni 2020
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Beberapa hari ini, informasi berita di layar kaca dan media sosial diramaikan dengan demonstrasi atas penyerangan serta pembunuhan seorang pria kulit hitam di tangan polisi di beberapa negara.
Bersamaan dengan kondisi pandemi Covid-19, anak-anak jadi sering menggunakan internet sebagai media belajar. Tidak menutup kemungkinan anak juga ikut terpapar dengan berita terkait rasisme yang marak dibicarakan.
Tak jarang orangtua menjadi resah dengan pemberitaan ini.
Orangtua juga harus pandai dan mengetahui cara melindungi anak saat melihat tindakan kekerasan yang bersamaan dengan demonstrasi yang disebabkan oleh rasisme tersebut.
Peran orangtua mengajarkan anak untuk menghindari perilaku rasis dan menghormati perbedaan sesama menjadi hal yang sangat penting.
Tanpa bimbingan dan pengawasan dari Mama, anak mungkin dapat memiliki pemikiran dan kontrol berdasarkan pengetahuan mereka sendiri.
Berikut ini Popmama.com akan memberikan 8 cara untuk mengajarkan anak agar tidak berperilaku rasis dan menghormati perbedaan sesama manusia.
1. Saat berdiskusi dengan anak, perhatikan pemilihan kata agar tidak menyinggung suatu suku, agama, ras, dan golongan
Sebelum berdiskusi dengan anak, usahakan untuk tidak memilih bahasa atau kata-kata yang menyinggung suatu suku, agama, ras, dan antar golongan. Hindari untuk membeda-bedakan orang berdasarkan warna kulit dan perbedaan kebudayaan.
Penting untuk menyesuaikan pesan mengenai keragaman dengan usia anak. Saat usia anak 7 tahun, ia akan lebih mendengar orangtua daripada hal lain termasuk dari pengalaman mereka. Sedangkan saat usianya 10 tahun, pengalaman anak lebih mempengaruhinya.
Saat usia anak masih muda, bantu anak dalam menjelaskan keragaman dan kesetaraan. Kemudian, saat ia semakin besar, jelaskan lebih lanjut mengenai keragaman dan implementasinya dalam dunia nyata disekelilingnya. Contohnya diambil dari teman-teman si Kecil yang memiliki perbedaan suku dan budaya.
2. Jadilah contoh untuk anak dengan menunjukkan sikap positif terhadap perbedaan orang lain
Ketika anak masih kecil, ia menyerap informasi dari lingkungannya. Dengan meniru dan menyimpulkan makna dari perilaku yang mereka lihat, terutama tingkah laku orangtua. Penting bagi Mama untuk menunjukkan sikap positif terhadap orang-orang yang memiliki latar belakang yang berbeda di setiap kesempatan.
Sayangnya, banyak orang yang tak menyadari memiliki sikap rasis, karena kurangnya pemahaman tentang tindakan apa yang termasuk sikap rasis. Memiliki penilaian atau stereotipe pada budaya lain juga termasuk sikap rasis, lho!
Tunjukkan pada anak, untuk memuji perilaku baik setiap orang tanpa melihat suku, agama, ras, dan golongannya. Biarkan anak tahu bahwa kesetaraan itu penting bagi Mama, sehingga anak akan mengikuti cara Mama.
3. Tidak menghubungkan tindakan kejahatan dengan suku, ras, agama, dan golongan tertentu
Saat melihat pemberitaan di televisi atau media sosial tentang kejahatan seseorang, jelaskan pada anak memang di dunia ini kemungkinan orang jahat itu selalu ada. Namun, orang jahat tak bisa dilihat dari apa sukunya, ras, dan agamanya.
Ketika anak mengetahui dan bertanya tentang informasi sebuah perilaku kriminal, hindari kata-kata yang menyudutkan etnis atar ras tertentu, ya Ma!
Editors' Pick
4. Jelaskan pada anak tentang berbagai karakter serta kepribadian manusia yang tak bisa dilihat dari SARA-nya
Anak mungkin masih belum mengerti saat mendengar Mama membicarakan isu SARA atau informasi yang didapatkan dari luar. Jika anak bertanya, jelaskan tentang berbagai karakter serta kepribadian manusia tidak bisa dinilai dari suku, ras, agama, dan golongannya.
Ingatkan, bahwa semua manusia memiliki derajat yang sama, memiliki suku, ras dan agama bukan membuat seseorang menjadi lebih baik atau lebih buruk dari orang lain. Karena dengan adanya perbedaan dapat memberikan warna di dunia.
5. Hindari untuk mengabaikan pembicaraan tentang SARA pada anak
Walaupun isu SARA memang topik yang kurang nyaman untuk dibahas dengan anak, namun jangan mencoba menjadikannya sebagai perbincangan yang tabu. Karena, semakin dewasa anak perlu dengan jelas memahami hal ini.
Jika menyuruh anak untuk diam saat membahas isu tersebut, justru dapat meningkatkan kecemasan serta kebingungan anak. Ini memberikan kesan bahwa hal ‘buruk’ akan terjadi jika anak membahas tentang SARA.
Berbicara tentang SARA, dapat mengurangi stereotipe, dan membuat anak lebih memiliki empati sehingga orang lain akan merasa lebih nyaman dan diterima. Bahkan dapat membantu anak tampil lebih baik di sekolah.
6. Hindari untuk memberikan penilaian atau asumsi pada teman-teman anak berdasarkan latar belakang SARA-nya
Hindari untuk memberikan penilaian atau asumsi pada teman-teman Si Kecil yang berbeda suku, ras, dan agamanya dengan Mama. Hal ini membuat anak menjadi tidak bias dalam menilai teman-temannya berdasarkan SARA.
Ajari anak untuk bersikap lebih terbuka, sehingga anak dapat bersosialisasi dengan siapapun. Membiarkan anak tumbuh dengan penerimaannya pada sesama sebagaimana seharusnya.
7. Ikutsertakan anak dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk memahami keragaman satu sama lain
Dorong anak untuk ikut serta dalam kegiatan yang melibatkan banyak orang, seperti tim sepak bola, klub seni, dan sebagainya. Hal ini dapat meningkatkan rasa kerjasama untuk membangun ikatan anak dan orang lain.
Cara lainnya juga Mama dapat memperkenalkan berbagai ras atau budaya melalui bacaan buku, film, dan internet. Pastikan Mama memperkenalkan perbedaan dan persamaan secara seimbang setiap suku, bahasa, makanan, dan kebudayaan.
8. Berikan pemahaman pada anak bahwa setiap orang memiliki keyakinan dan keinginan yang berbeda-beda
Salah satu perkembangan sosial yang paling penting untuk dipahami anak sejak kecil adalah, pahami orang lain tentunya memiliki keyakinan serta keinginan yang berbeda-beda. Untuk meningkatkan keterampilan ini, manfaatkan peluang dengan bertanya pada si Kecil.
Contohnya, apa yang anak pikirkan tentang perasaan orang lain saat ia menyaksikan karakter favorit mereka di televisi. Mempertimbangkan pengalaman dan perasaan orang lain, menjadi cara terbaik untuk membantu mereka dalam mengidentifikasi situasi dan memiliki empati pada orang lain.
Nah tadi merupakan 8 cara untuk mengajarkan anak agar tidak berperilaku rasis dan menghormati perbedaan sesama, meningkatkan rasa toleransi antar sesama, dan memiliki empati pada orang lain. Tentunya hal ini akan berguna bagi anak di masa mendatang.
Diversity is beautiful!
Baca juga:
- Stres Baik vs Buruk pada Anak, Seperti apa Perbedaannya?
- Mengajar Disiplin vs Memberi Hukuman, Mama Harus Tahu Perbedaannya!
- 5 Hal yang Wajib Mama Tahu, Perbedaan Hadiah dan 'Menyuap' Anak