7 Cara Mengatasi Anak yang Tak Mau Mengalah dan Keras Kepala
Pastikan untuk menghadapi anak dengan kepala dingin ya, Ma!
14 Mei 2022
Follow Popmama untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Apakah Mama memiliki anak yang sulit mengalah dan keras kepala? Jika iya, yang harus Mama ingat adalah jangan emosi saat berhadapan dengannya.
Meskipun memang tidak mudah, tetapi emosi dan menghukum anak juga tidak akan menyelesaikan masalah. Justru bisa menyebabkan perilaku buruk anak semakin menjadi-jadi.
Nah, Mama bisa mengatasinya dengan cara yang lebih halus dan tenang dalam menghadapinya. Mau tahu bagaimana caranya?
Berikut Popmama.com telah merangkum 7 cara mengatasi anak yang tak mau mengalah dan keras kepala.
Yuk simak!
1. Pilih waktu dan situasi yang tepat untuk berbicara dengan anak
Saat anak sedang merasa benar sehingga muncul sifat keras kepalanya, maka Mama tidak perlu langsung membantahnya.
Lebih baik Mama tenangkan diri agar tidak terbawa emosi saat menghadapinya. Karena ketika Mama menghadapinya, anak pasti tidak akan mau mengalah. Jadi, jangan buang waktu dan tenaga untuk berdebat.
Sebaiknya, rencanakan dengan baik saat Mama ingin menyampaikan keluhan mengenai sifatnya tersebut, dan memilih waktu serta situasi yang tepat. Misalnya saat anak merasa senang, rileks dan memiliki suasana hati yang sedang baik.
Hindari kondisi saat anak baru selesai beraktivitas, lapar, dan banyak pikiran. Karena kondisi tersebut akan sulit baginya menerima apa yang MAma katakan. Kondisi lelah juga sangat mudah memengaruhi suasana hati anak sehingga mudah terpancing emosi.
2. Berikan pujian sebelum menyampaikan keluhan
Saat Mama sudah menemukan waktu dan keadaan yang tepat, maka yang selanjutnya adalah memuji pasanganmu terlebih dahulu sebelum menyampaikan keluhanmu. Mungkin ini sulit ya, dan membuat Mama bertanya-tanya mengapa hal tersebut harus dilakukan?
Ketika seorang anak yang memiliki sifat sulit mengalah dan keras kepala, ia percaya bahwa apa yang dilakukannya itu adalah cara yang paling benar dan terbaik.
Sehingga, Mama perlu memuji langkahnya tersebut terlebih dahulu untuk menurunkan kewaspadaan dan egonya yang merasa dia selalu benar tersebut. Misalnya dengan mengatakan, "Terima kasih sudah menyampaikan pendapatmu,"
Dengan begitu maka anak akan lebih terbuka, bisa diajak berbicara. Saat anak sudah lebih terbuka, Mama bisa menyampaikan keluhan yang dirasakan seperti "Meski menyampaikan pendapat adalah hal yang benar, cara yang kamu lakukan dengan berteriak, bukan hal yang tepat".
Memberikan pujian terlebih dahulu juga akan memberikan Mama dan anak waktu bersantai sebelum menyampaikan keluhan Mama terhadapnya. Jadi, penting juga lho untuk mencairkan suasana sebelum memulainya!
Editors' Pick
3. Sampaikan keluhan dengan tenang dan perlahan-lahan
Seperti contoh percakapan sebelumnya, pastikan agar Mama tidak langsung membicarakan satu per satu sifat anak yang sulit mengalah dan keras kepala tersebut.
Apalagi jika langsung menyudutkan anak ketika ia diam saja dan mendengarkan Mama berbicara. Daripada menyudutkan anak, Mama perlu menyampaikan keluhan lakukanlah secara tenang dan perlahan-lahan.
Tidak perlu menjabarkan semua kejadian di mana sifatnya tersebut muncul, yang Mama perlu sampaikan adalah bahwa sifatnya tersebut tidak baik jika terus dipertahankan, baik di dalam hubungan keluarga dan pertemanan.
Namun ingatlah untuk menyampaikannya dengan bahasa yang halus, mudah dipahami sesuai usia anak, dan jangan pernah menghakiminya akibat sifatnya tersebut.
4. Tawarkan solusi bagi anak untuk mengurangi dan menghilangkan sifatnya
Setelah menyampaikan keluhan perihal sifatnya tersebut, Mama dapat menawarkan saran yang membangun untuknya.
Ingatlah tak semua situasi di mana anak ingin dinasihati oleh orangtuanya. Jadi tanyakan terlebih dahulu, "Mama punya saran yang baik, mau mendengarnya?"
Lalu ingatkan juga anak tentang bagaimana pemikiran orang lain saat menghadapi sifatnya tersebut. Misalnya dengan pertanyaan, "Bagaimana jika ada orang yang membantah omonganmu? Dan bersikeras bahwa mereka memiliki jawaban yang benar?".
Ketika memberikan solusi, Mama menunjukkan tak hanya memberikan kritikan namun juga solusi untuk bisa memperbaikinya.
Jadi sadarkan anak untuk perlahan-lahan mengurangi dan menghilangkan sifatnya tersebut, karena itu demi kebaikannya
5. Tanyakan bagaimana pendapat anak tentang keluhan atau saran dari Mama
Setelah menyampaikan apa yang ingin Mama katakan, tanyakan pendapat anak, "Bisakah kamu menerima apa yang Mama katakan?".
Pastikan untuk memberikan anak kesempatan untuk mengemukakan apa yang dia pikirkan setelah mendengarkan Mama.
Jika ia merasa apa yang Mama sampaikan tidak bisa diterima dan tetap berpikir bahwa dia benar, maka pastikan untuk saling menyatakan pendapat dengan kepala dingin, komunikatif, dan dua arah.
Ingatkan anak bahwa mempertahankan pendapat boleh, namun ia juga harus memberikan ruang kepada Mama untuk menanggapinya. Sehingga pembicaraan yang terjadi tetap terjalin dengan harmonis.
Walaupun anak keras kepala, Mama tetap harus menghadapinya dengan kepala dingin ya!
6. Hindari mengeluarkan kalimat yang menyalahkan atau menyudutkan anak
Saat terjadi perbedaan pendapat dengan anak, sebisa mungkin jangan mengeluarkan kalimat yang menyalahkan atau menyudutkannya. Karena orang yang keras kepala cenderung tidak suka mendengar bahwa ia telah melakukan kesalahan.
Alangkah lebih bijak jika Mama merespons seperti ini, "Mama menghargai pendapatmu, jadi bisakah kamu juga melakukan hal yang sama pada Mama?"
Yang terpenting adalah Mama jangan menyerah, jangan naik pitam, atau berpikir malas melakukan adu argumen dengannya. Karena bukannya menyelesaikan konflik, ini bisa berujung menjadi pertengkaran.
7. Melakukan kompromi untuk membantu anak mengurangi sifat sulit mengalah dan keras kepalanya
Penting juga bagi Mama untuk memahami sifat anak, mungkin sebenarnya ia pun tidak ingin memiliki sifat tersebut. Hanya saja sulit baginya untuk bisa mengubahnya dan menyikapi bagaimana cara untuk bisa menghilangkannya.
Tak menutup kemungkinan juga selama ini banyak orang yang lebih memilih mengalah saat berdebat dengannya, sehingga tidak ada yang menyampaikan secara langsung perihal sifatnya tersebut.
Maka itu, sambil pelan-pelan bantu anak untuk mengurangi dan menghilangkan sifatnya, untuk saat ini Mama bisa melakukan kompromi terlebih dahulu dengannya.
Bicarakan dengan anak dan lakukanlah negosiasi dengannya. Misalnya setiap anak tak mau mengalah dan keras kepala, Mama dapat memberikan kode atau gestur khusus agar anak bisa mengurangi sifatnya tersebut.
Nah itulah 7 cara mengatasi anak yang tak mau mengalah dan keras kepala. Memiliki anak yang keras kepala, memang butuh ekstra kesabaran dalam menghadapinya.
Apalagi jika terjadi masalah, maka sifat sulit mengalahnya pasti akan mudah menimbulkan ketegangan di rumah. Namun, Mama kini tidak perlu cemas karena ada cara untuk mengatasinya, yaitu dengan menerapkan tips di atas.
Baca juga:
- Perlu Bersabar Mengasuhnya, Ini 9 Ciri Karakter Anak Keras Kepala
- 6 Cara Mudah Mengajarkan Mengalah Pada Anak
- 7 Hal Yang Harus Dihindari agar Anak Tidak Menjadi Keras Kepala