Diare atau mencret menjadi masalah pencernaan yang sangat umum pada anak-anak dan juga orang dewasa. Gejala umumnya berupa buang air besar (BAB) lebih dari tiga kali sehari dengan tekstur feses yang lebih cair.
Diare dapat menyebabkan badan anak menjadi lemas, perut mulas, kembung dan rasa ingin ke toilet terus-menerus. Kondisi ini tentu tidak nyaman dan bisa mengganggu rutinitas anak.
Biasanya, diare dapat diatasi dengan pengobatan di rumah dan akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Walaupun dapat sembuh dengan sendirinya, Mama juga dapat melakukan cara-cara tertentu dalam mengatasi diare anak dengan mudah.
Kali ini Popmama.com akan membahas penyebab dan cara mengatasi diare pada anak dengan mudah di rumah, berdasarkan informasi dari Jovee.
Sebelum mengetahui apa saja pengobatan alternatifnya, Mama juga perlu tahu penyebab diare yang paling sering menyerang anak.
Yuk simak informasinya di bawah ini!
Apa Penyebab Diare pada Anak?
Freepik/Bignai
Dok. Jovee
Penyebab diare pada anak adalah ia mengonsumsi makanan yang telah tercemar bakteri kotoran, bahkan mungkin racun. Tetapi, penyakit diare juga bisa terjadi akibat hal lain, misalnya efek samping obat, atau masalah kesehatan tertentu.
Walaupun dapat sembuh dengan sendirinya, kondisi diare tetap tidak boleh disepelekan. Selain mengganggu aktivitas sehari-hari, diare yang tidak segera ditangani pun bisa menyebabkan dehidrasi.
Maka dari itu, Mama perlu segera melakukan beberapa langkah mudah di bawah ini sebagai upaya meredakan gejala sekaligus mempercepat proses penyembuhan diare pada anak.
1. Perbanyak minum untuk menggantikan cairan yang hilang
Freepik
Ketika anak mengalami diare, tubuhnya kehilangan banyak cairan dan mineral. Terbuangnya cairan dari dalam tubuh secara terus-menerus bisa berdampak pada dehidrasi yang memperburuk kondisi diarenya.
Untuk mengatasi gejala diare sekaligus mencegah dehidrasi, anak disarankan untuk mencukupi kebutuhan cairan dengan minum 2-3 liter air putih, atau sekitar 8-12 gelas ukuran sedang setiap hari.
Air putih memang sumber cairan terbaik selama diare, khususnya bagi anak. Namun, Mama juga bisa memberikan kebutuhan cairan dengan cara lain, seperti mengonsumsi sup, kuah kaldu, atau jus buah-buahan segar.
Jus buah-buahan segar seperti pisang, apel, dan makanan tinggi serat lainnya bisa dijadikan minuman yang ampuh untuk meredam diare.
Sedangkan, untuk mengembalikan kadar garam serta mineral yang hilang, Mama dapat memberikan cairan elektrolit. Caritan elektrolit dapat membantu usus membuat tekstur feses menjadi lebih padat.
2. Sajikan makanan bergizi untuk memenuhi asupan nutrisi anak
Freepik/Pressfoto
Selama anak mengalami diare, Mama sebaiknya tidak memberikan asupan makanan yang sembarangan padanya. Konsumsi makanan yang tidak tepat justru akan memperberat kerja usus, dan pada akhirnya memperparah gejala diare.
Perbanyaklah pemberian makanan tinggi karbohidrat yang rendah serat, minim proses olahan, serta tanpa menggunakan banyak bumbu. Contohnya adalah nasi merah atau putih, kentang, roti, biskuit, pisang, daging ayam tanpa kulit, dan sup.
Jenis makanan tersebut akan lebih mudah dicerna dan diserap oleh perut anak, sehingga meringankan kerja usus dalam mengolah makanan. Konsumsilah makanan tersebut selama 2-3 hari atau sampai frekuensi serta tekstur BAB terlihat lebih baik.
Selain makanan rendah serat, anak juga dianjurkan mengonsumsi makanan dengan kandungan probiotik. Sumber probiotik yang baik adalah yogurt, terutama yang tidak mengandung perasa. Beberapa perasa buatan dapat memperburuk gejala diare.
Editors' Pick
3. Menghindari pemberian makanan dan minuman yang memperparah diare
Freepik/Rawpixel-com
Saat anak diare, hindarilah pemberian makanan yang mengandung pemanis buatan, berminyak, berlemak, pedas, dan kurang matang.
Serta hentikan dulu pemberian konsumsi minuman berkafein, bersoda, serta susu sampai diare sembuh. Minuman tersebut dapat memicu produksi urine yang membuat anak jadi lebih mudah dehidrasi.
Makanan yang harus dihindari selama diare adalah buah-buahan dan sayuran yang memicu gas, seperti buah beri, kubis, jagung, buncis, brokoli, jagung, dan kol.
4. Menyesuaikan porsi makan anak
Freepik/Timolina
Selain memerhatikan jenis makanan dan minumannya, Mama juga perlu memerhatikan bagaimana porsi makan anak. Porsi makan yang terlalu banyak akan memperberat kerja otot-otot saluran pencernaan.
Hal ini justru akan memperparah gejala diare dan memperlambat proses penyembuhannya.Sebagai gantinya, berikan porsi yang lebih kecil, tapi lebih sering. Mama dapat membagi tiga porsi makanan utama menjadi 5-6 porsi yang lebih kecil.
5. Berikan teh chamomile
Freepik/8photo
Cara mengatasi diare anak lainnya yang dapat Mama lakukan di rumah adalah dengan memberikan teh chamomile.
Menurut sebuah studi Janmejai KS. pada tahun 2010 menemukan bahwa bahan alami chamomile dapat membantu mengatasi gejala diare ringan, seperti kembung, sakit perut, dan mual.
Peneliti juga menunjukkan bila chamomile efektif dijadikan obat mencret alami karena proses penyembuhan diare bisa dipercepat oleh minuman tersebut.
6. Berikan anak obat diare jika perlu
Freepik/Spukkato
Jika kondisi anak mungkin belum membaik setelah mencoba berbagai cara untuk mengatasi diare, ada baiknya Mama bisa mengonsumsi obat diare dari apotek. Namun, setelah anak minum obat dan gejala diare masih ada, segeralah pergi ke dokter untuk mendapatkan penanganan yang lebih efektif atau kalau gejala diare belum membaik dalam waktu 2-3 hari.
Kemudian, Mama juga perlu memerhatikan penggunaan obat mencret anak dan orang dewasa. Sebab, tidak semua obat dewasa bisa digunakan untuk anak-anak.
Jika misalnya Mama ingin menggunakan probiotik untuk mengatasi infeksi diare anak, pastikan gunakan produk yang digunakan memang dikhususkan bagi anak-anak.
Ada beberapa produk obat diare dewasa dengan kandungan yang berbeda. Beberapa kandungan yang umum digunakan dalam obat diare adalah loperamide yang dapat memperlambat pergerakan usus dan membuat feses menjadi lebih tebal dan tidak cair.
Obat mencret dewasa lainnya adalah produk yang mengandung pektin dan kaolin. Produk seperti Guanistrep menggunakan komposisi tersebut karena mereka dapat mengontrol diare dan memadatkan feses.
Jika gejala anak semakin buruk atau tidak kunjung membaik dalam 2-3 hari, ada baiknya Mama langsung membawa anak pergi ke dokter. Berikut adalah beberapa gejala tambahan yang harus Mama waspadai:
Segera Bawa Anak Ke Dokter Jika ia Mengalami Kondisi Berikut Ini
Freepik/pornpan77
Berdasarkan laman MedlinePlus, berkonsultasi dengan dokter mungkin diperlukan ketika anak mengalami gejala tambahan, seperti:
Tanda-tanda dehidrasi
Diare berlangsung selama lebih dari 24 hari pada orang anak-anak
Nyeri parah di bagian perut
Demam dengan suhu tinggi
Feses mengandung darah atau nanah
Feses hitam dan berbau busuk
Diare berkepanjangan yang terjadi pada anak sebaiknya jangan disepelekan. Sebab, diare pada bayi dan anak yang baru lahir bisa jadi tanda bahaya dan risiko pada kondisi yang lebih serius.
Itulah penyebab dan cara mengatasi diare pada anak yang perlu Mama ketahui.
Terdapat banyak cara untuk mengatasi diare pada anak yang bisa Mama lakukan di rumah. Mama juga harus menerapkan cara terbaik untuk meredakan hingga mencegah penyakit ini agar tidak semakin parah.
Selain itu, ada baiknya Mama dan keluarga menerapkan gaya hidup sehat agar terhindari dari penyakit yang satu ini.